SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Kultivasi Naga

Kultivasi Naga

Prolog

"Feng'er, cepat lari nak, ayah akan menahan mereka" ucap seorang pria paruh baya yang menyuruh anak nya untuk melarikan diri.

saat ini sekelompok kultivator tidak di kenal yang berjumlah ribuan orang menyerang sebuah desa yang berada di pinggiran Kekaisaran Ming dan membunuh semua penduduk desa tanpa pilih kasih.

tua, muda, pria, wanita dan anak anak mereka dibunuh semua, sehingga seorang pria paruh baya menyuruh anak nya melarikan diri.

dan anak nya bernama Li Feng, umur Li Feng baru 8 tahun, dan dia adalah anak satu satu nya dari keluarga kecil Li Wang.

Li Wang adalah seorang kultivator yang cukup kuat di kekaisaran Ming, dan dia menikah dengan anak kedua dari kaisar Ming Tao yang bernama Ming Yun, dan hasil pernikahan mereka itu terlahir lah Li Feng.

setelah menikah, Li Wang mengajak Putri Ming Yun agar hidup di pedesaan dan meninggalkan istana kekaisaran, sebab selalu saja ada perseteruan di istana karena perebutan kekuasaan.

sementara Li Wang tidak suka dengan hal hal yang berkaitan dengan istana, sehingga dia memilih untuk hidup di desa terpencil yang berada jauh di pinggiran Kekaisaran Ming.

meski begitu, anak pertama dari kaisar Ming Tao yang bernama Ming Yen selalu berusaha membunuh Ming Yun dan Li Feng agar anak nya yang meneruskan tahta Kekaisaran Ming.

sehingga sering kali Ming Yen mengirimkan kultivator untuk membunuh Ming Yun dan Li Feng, tapi selalu saja Li Wang berhasil membunuh semua kultivator yang di kirim Ming Yen.

tapi kali ini Ming Yen bersekutu dengan sekte sekte aliran hitam yang berada di kekaisaran Ming, sehingga dia menyuruh beberapa sekte aliran hitam untuk menyerang desa yang di tinggali Ming Yun dan kelurga kecil nya.

dan penyerangan itu pun dilakukan, dan murid murid sekte aliran hitam berhasil membunuh Ming Yun ketika Li Wang bertarung dengan salah satu Patriak sekte aliran hitam dan tidak dapat menolong Ming Yun.

"aku tidak akan meninggalkan ayah dan ibu, aku akan tetap bersama ayah dan ibu hiks... hiks..." jawab Li Feng yang menangis sambil menatap mayat ibu nya yang sudah terbujur kaku.

"cepat pergi dari sini Feng'er, jika kamu sayang ayah dan ibu, jadi lah kuat dan balaskan dendam kami" ucap Li Wang yang masih terus bertarung dengan Patriak sekte aliran hitam.

"cepat bunuh anak Putri Ming Yun dan selesaikan tugas kita" perintah Patriak yang lain, karena dia melihat Li Feng menangis di dekat mayat Ming Yun.

"cepat pergi Feng'er" perintah Li Wang, karena dia juga sudah terluka karena terkena banyak tebasan dari Patriak sekte yang menjadi lawan nya.

Li Feng pun berdiri dan berlari memasuki hutan yang ada di belakang desa mereka, murid murid sekte aliran hitam yang melihat Li Feng berlari pun mencoba mengejar nya.

tapi belum juga mereka mengejar Li Feng, Li Wang menghadang mereka dan berhasil membunuh beberapa diantara mereka.

sementara itu Li Feng terus berlari memasuki hutan di belakang desa mereka di malam yang gelap gulita itu.

Li Feng berlari dengan menangis sepanjang jalan, karena di usia nya yang masih sangat kecil, dia harus melihat dengan mata kepala nya sendiri dimana ibu nya dibunuh murid murid sekte aliran hitam.

tanpa terasa Li Feng sudah berlari sangat jauh kedalam hutan, sepanjang jalan itu juga Li Feng tidak berhenti menangis, anak yang seharusnya menikmati hidup mewah dan nyaman sebagai salah satu calon pewaris tahta kekaisaran.

justru dia menderita di tengah hutan, dan harus kehilangan ibu nya di usia yang masih sangat muda.

sementara itu Li Wang juga semakin lemah karena sudah banyak darah yang menetes dari tubuh nya akibat banyak luka sayatan pedang di sekujur tubuh nya.

"cepat selesaikan tugas kita, aku sudah bosan berada disini" ucap salah satu Patriak sekte aliran hitam pada Patriak yang menjadi lawan Li Wang.

"lalu bagaimana dengan anak putri Ming Yun yang melarikan diri itu?" tanya balik Patriak yang menjadi Li Wang.

"biarkan saja, dia pasti akan mati di terkam hewan buas didalam hutan, jadi kita tidak perlu mengejar nya" balas nya lagi.

"tapi kita harus membawa kepala putri Ming Yun dan anak nya itu sebagai bukti jika tugas kita sudah selesai" balas lagi patriak yang menjadi lawan Li Wang.

"saudara Tzu tidak perlu khawatir, kita ceritakan saja yang sebenarnya, putri Ming Yen tidak akan marah, karena bagaimanapun juga anak itu akan menjadi makanan hewan buas di hutan itu" balas Patriak tadi, yang mana biasa di panggil Patriak Kong.

"saudara Kong benar, kita ceritakan saja yang sebenarnya pada putri Ming Yen, aku yakin Putri Ming Yen tidak akan marah, justru putri Ming Yen akan senang tugas yang diberikan dapat kita selesaikan dengan baik" timpal Patriak Wang.

"penggal saja kepala suami putri Ming Yun itu dan kita bawa bersama kepala putri Ming Yun" ucap Patriak Ceng.

lalu Patriak Tzu memenggal kepala Li Wang dan Ming Yun, kemudian di bungkus dan dimasukkan kedalam cincin penyimpanan.

setelah itu mereka semua pergi dari desa yang sudah hancur itu, dimana mayat mayat tergeletak dan memenuhi jalanan desa, rumah rumah juga dibakar habis tanpa sisa.

sekte yang menyerang desa yang di tinggali Li Wang dan keluarga kecil nya berjumlah 4 sekte, keempat sekte aliran hitam itu bersatu dan menyerang desa itu karena di desa itu ada banyak kultivator kuat.

sehingga mereka tidak berani jika hanya satu atau dua sekte saja yang menyerang desa itu, karena Ming Yen sudah berulang kali menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh Ming Yun dan Li Feng.

tapi para pembunuh bayaran itu selalu tewas di tangan kultivator yang mendiami desa itu, dan nama desa itu adalah desa kapur putih, dan karena kegagalan yang terus menerus dia alami.

Ming Yen bekerja sama dengan sekte sekte aliran hitam yang ada di wilayah kekaisaran Ming agar dapat menghancurkan desa kapur putih dan membunuh Ming Yun dan Li Feng.

*****

di tengah hutan.

Li Feng terus berjalan memasuki hutan, dan hari sudah hampir pagi, tidak henti hentinya Li Feng menangis memanggil ibu dan ayah nya.

pagi hari nya, karena kelelahan berjalan semalaman, Li Feng terjatuh pingsan di tengah hutan itu.

Keesokan harinya, Li Feng siuman dari pingsan nya, lalu dia kembali menangis karena mengingat kejadian yang terjadi di desa kapur putih, dan dimana ibu nya bunuh.

Li Feng juga sudah berpikir jika ayah nya juga sudah tewas ditangan para penyerang itu, hal itu membuat Li Feng semakin tidak dapat menahan air mata nya.

ada rasa ingin membunuh dan membalaskan dendam pada penyerang yang membunuh seluruh penduduk desa dan kedua orang tua nya.

setelah beberapa saat Li Feng menangis, dia merasa sangat lapar, lalu Li Feng berdiri dan mencoba mencari buah atau hewan buruan yang bisa dia buru untuk mengganjal perut nya.

setelah mencari hingga matahari berada di puncak nya, akhirnya Li Feng menemukan seekor kelinci, lalu Li Feng menangkap nya, setelah di tangkap, Li Feng membunuh dan membakar kelinci itu tanpa di bersihkan.

sebab di sekitar Li Feng tidak ada air, dan Li Feng sendiri tidak memiliki pisau atau benda tajam untuk dia gunakan mengupas kelinci itu, sehingga Li Feng membakar kelinci itu tanpa di kupas.

Li Feng membuat api Dengan menggunakan batu yang di gesek gesekan-gesekan hingga menyala, karena dia sudah sering di ajak berburu oleh Li Wang, sehingga Li Feng sudah tahu cara membuat api.

setelah kelinci itu matang, Li Feng memakan nya dengan rakus, Li Feng sudah seperti orang yang kesetanan disaat memakan kelinci bakar, dan hanya hitungan menit, kelinci bakar itu habis di makan Li Feng.

setelah selesai makan, Li Feng kembali masuk ke dalam hutan, sebab akan turun hujan, sehingga Li Feng ingin mencari goa untuk dia berlindung dari hujan.

tapi setelah dia berjalan 3 jam lebih ke dalam hutan, Li Feng tidak juga menemukan goa, dan akhirnya Li Feng kebasahan karena hujan sudah turun.

akhirnya mau tidak mau, Li Feng hanya bisa menahan dingin nya suhu yang ada di dalam hutan itu, belum lagi dia tidak memiliki pakaian ganti sama sekali, sebab Li Wang dan Ming Yun tidak memberikan Li Feng cincin penyimpanan.

menjelang malam, akhirnya hujan berhenti turun, sementara Li Feng sudah gemetaran karena kedinginan, tapi selama turun hujan, Li Feng terus berjalan mencari goa untuk berlindung.

tapi hingga malam dan hujan sudah berhenti pun Li Feng tidak kunjung menemukan goa, justru yang ditemukan Li Feng adalah sebuah batu besar dan di tengah tengah batu besar itu ada lubang yang cukup besar dan bisa menampung 2 orang didalam nya.

melihat itu Li Feng cukup senang, lalu dia masuk kedalam lubang batu itu, kemudian Li Feng mengambil 2 batu kecil dan dedaunan yang berada di dalam lubang itu dan membuat api untuk menghangatkan tubuhnya yang sudah pucat karena kedinginan.

setelah api nya sudah jadi, Li Feng segera mengumpulkan dedaunan lebih banyak lagi dan membakar nya, Li Feng juga mengambil ranting kayu agar api nya bertahan lama.

dan malam itu Li Feng tidur di dalam lubang batu itu dan di temani api yang dia buat hingga mentari pagi kembali menyambut dan menghangatkan tubuh Li Feng.

lalu Li Feng bangun dari tidur nya dan keluar untuk mencari buah atau memburu hewan kecil lain nya, tapi sekali lagi Li Feng belum menemukan apa apa hingga matahari mencapai puncak nya.

padahal Li Feng sudah berjalan sangat jauh, tapi karena lapar, Li Feng tidak menyerah dan terus berjalan mencari buah atau hewan buruan.

tapi hari ini nasib sial menghampiri Li Feng, karena hari sudah sore tapi belum juga Li Feng menemukan apa apa, lalu Li Feng memutuskan untuk kembali ke lubang batu yang dia tinggali itu.

tapi sayang nya Li Feng sudah lupa dengan jalan pulang, sebab seharian itu Li Feng berjalan tanpa arah, sehingga dia lupa dimana lubang batu itu berada.

"sial" ucap Li Feng kesal karena dia lupa jalan pulang.

"sebaiknya aku cari tempat yang lain saja, tapi jika aku tidak menemukan lubang atau goa, aku akan menginap dimana malam menjemputmu" ucap lanjut Li Feng.

setelah berkata begitu, Li Feng kembali memasuki hutan itu, tapi kali ini Li Feng menaiki sebuah bukit kecil, karena hari sudah sore, Li Feng menaiki bukit kecil itu dengan berlari.

ketika malam tiba, Li Feng sudah sampai di puncak bukit itu, dan beruntung nya Li Feng menemukan sebuah goa dipuncak bukit kecil itu.

"akhirnya aku menemukan goa juga" ucap senang Li Feng, lalu dia berjalan ke mulut goa itu.

*****

Tingkat Ranah Kultivasi.

Pendekar Tingkat 3 (awal - menengah - puncak)

Pendekar Tingkat 2 (awal - menengah - puncak)

Pendekar Tingkat 1 (awal - menengah - puncak)

pendekar Agung ( awal - menengah - puncak)

Pendekar Suci ( awal - menengah - puncak)

Pendekar Dewa (awal - menengah - puncak)

Tinggalkan Like dan komentar nya ya kak!!

dikasih Hadiah dan Vote juga lebih bagus.

Terima Kasih....

Tempat Yang Aneh

setelah berada di mulut goa, Li Feng tidak langsung masuk kedalam, karena dia masih ragu ragu untuk masuk, karena menurut apa yang pernah disampaikan Li Wang, jika setiap goa itu ada penghuni nya, dan penghuni nya tidak lain adalah hewan buas.

tapi aneh nya di lorong goa yang Li Feng lihat itu ada kristal cahaya yang menerangi sepanjang lorong goa yang tidak Li Feng ketahui seberapa jauh nya.

"kenapa lorong goa ini di sangat terang? dan apa itu yang menerangi lorong goa?" ucap Li Feng yang melihat kristal cahaya yang berjejer di sepanjang dinding goa, tapi Li Feng tidak tahu jika itu adalah kristal cahaya.

perlahan Li Feng masuk kedalam, tapi Li Feng tidak menurunkan waspada nya, karena jika didalam goa itu ada hewan buas seperti yang di sampaikan Li Wang, maka Li Feng akan menjadi makanan hewan buas itu.

perlahan tapi pasti Li Feng terus menyusuri lorong goa itu, 200 meter kemudian, Li Feng menemukan sebuah pintu batu yang lebar nya 2 meter dan tinggi 3 meter di sebuah ruangan yang cukup besar.

Li Feng bingung dan tidak tahu harus melakukan apa, karena dia tidak pernah tahu jika ada pintu yang terbuat dari batu seperti itu, lalu Li Feng memutuskan untuk duduk di sebuah batu besar yang berada di tengah tengah ruangan goa itu.

dan karena kelelahan mendaki puncak bukit, Li Feng pun membaringkan tubuhnya lalu tidur di atas batu itu dengan perut kosong

keesokan hari nya, Li Feng bangun dari tidur, lalu dia mengucek mata nya agar dapat melihat dengan jelas, setelah sudah bisa melihat dengan jelas, Li Feng berniat keluar dan mencari makanan, karena saat ini Li Feng sangat kelaparan.

tapi sebelum dia keluar dari ruangan itu, mata nya menangkap sebuah tulisan yang berada di dinding goa, lalu Li Feng mendekat ke tulisan itu untuk membaca apa isi nya, setelah sampai di depan tulisan itu, Li Feng mulai membaca nya.

"siapa pun kamu, jika kamu ingin membuka pintu itu, ada tombol disamping kiri pintu itu, kamu cukup menekan tombol yang ada, maka pintu akan terbuka"

"jika kamu sudah membuka pintu dan masuk kedalam, ambil lah apa yang aku tinggalkan itu, gunakan semua itu untuk membantu sesama, dan ada juga kitab kitab tingkat tinggi yang aku sendiri ciptakan jurus jurus nya"

"siapa pun kamu, aku harap kamu menjadi orang baik dan selalu membantu mereka yang membutuhkan pertolongan, tetaplah rendah hati dan jangan pernah bersikap sombong"

"Li Miao"

itu lah isi tulisan yang ada di dinding goa, dan hal itu membuat Li Feng sangat terkejut, karena yang menulis tulisan itu adalah orang yang bermarga Li sama seperti dirinya, hanya saja dia tidak tahu siapa itu Li Miao.

sebab sejak dulu Li Wang tidak pernah menceritakan kakek atau leluhur keluarga Li, sehingga Li Feng tidak tahu siapa saja leluhur keluarga Li dan dimana keluarga Li berada.

setelah selesai membaca, Li Feng berjalan ke arah pintu untuk mencari tombol yang di maksud, beberapa saat mencari, akhirnya Li Feng menemukan tombol itu dan menekan nya.

lalu pintu batu itu bergetar dan bergeser ke arah kanan, dalam hitungan 5 tarikan nafas, pintu batu itu sudah bergeser semua, kemudian Li Feng masuk kedalam ruangan dibalik pintu.

tapi Li Feng tidak menemukan apa apa, hanya ruangan kosong dengan ukuran 7x10 meter saja, dan di salah satu sudut ruangan itu ada pintu yang lain.

Li Feng mendekat ke pintu itu dan kembali menekan tombol yang berada di samping kanan pintu juga, lalu pintu itu terbuka, tapi lagi lagi Li Feng tidak menemukan apa apa.

karena di balik pintu itu adalah lorong dengan tangga batu yang berjejer rapi menurun kebawah, pada saat ini Li Feng sudah tidak merasakan lapar lagi, karena pikiran nya hanya di penuhi dengan pertanyaan apa peninggalan Li Miao.

"kenapa tidak ada apa apa dan hanya tangga turun? apa Li Miao itu berbohong? tapi sebaiknya aku turun kebawah dan melihat apa yang ada di bawah" ucap Li Feng pelan.

lalu Li Feng menuruni tangga batu itu dengan sangat hati hati, pelan tapi pasti, Li Feng terus menuruni tangga batu itu, 300 meter kebawah, Li Feng menemukan sebuah ruangan yang sangat besar.

luas goa itu 100 meter persegi, dan tinggi nya mencapai 20 meter, "goa yang sangat besar" gumam Li Feng pelan.

setelah bergumam, Li Feng masuk ke ruangan besar itu, begitu seluruh tubuh Li Feng sampai di ruangan besar itu, tiba tiba dia di tekan dengan gravitasi yang sangat kuat.

Li Feng langsung tersungkur ke lantai dan tidak bisa bergerak sama sekali, bahkan jari tangan nya saja tidak bisa dia gerakkan.

Li Feng berusaha sekuat tenaga untuk dapat menggerakkan kaki dan tangan nya, tapi semua usaha dia hanya sia sia saja, sebab sekuat apa pun dia berusaha, hasil nya tetap sama saja.

"apa aku akan mati disini? kenapa aku seperti di timpa gunung yang besar?" gumam Li Feng membatin.

karena tidak punya pilihan lain, Li Feng hanya bisa diam dan membiasakan diri dengan gravitasi di dalam ruangan itu.

seminggu telah berlalu, dan Li Feng sudah terbiasa dengan gravitasi yang ada di ruangan goa yang besar itu, selama seminggu itu juga, siang dan malam Li Feng terus berusaha bergerak.

dan dalam seminggu itu juga, Li Feng sudah terbiasa dan sudah bisa menggerakkan kaki dan tangan nya, meski pun dia belum bisa duduk dan sebagai nya.

tapi Li Feng sudah bisa merangkak pelan kesana kemari, ya meski pun masih dalam usaha yang kuat untuk bisa bergerak, tapi Li Feng cukup senang.

sebulan kemudian, Li Feng sudah bisa bangun dan duduk, meski begitu, beban yang dia rasakan masih sangat kuat, sehingga dia hanya bisa duduk dan merangkak saja.

6 bulan kemudian, Li Feng sudah bisa berdiri dan berjalan kesana kemari, dan Li Feng jiga sudah bisa berlari dengan bebas di dalam ruangan besar itu.

selama 6 bulan itu juga Li Feng merasakan perubahan besar yang terjadi pada dirinya, dimana ketiga dia keluar dari goa untuk mencari makanan di luar.

terasa tubuh nya jauh lebih ringan dari sebelum nya, bahkan dia merasa kekuatan fisik nya meningkat drastis.

karena merasakan perubahan besar yang terjadi pada dirinya, Li Feng ingin di tekan gravitasi seperti itu lagi, tapi sayang nya tidak ada gravitasi lain yang ada di ruangan goa.

karena merasa sudah tidak ada yang dia perlukan di ruangan goa itu, Li Feng berencana untuk pergi dan mencari desa atau kota untuk dia tuju.

tapi tiba tiba ekor mata nya menangkap sebuah pintu di salah satu dinding goa, perlahan Li Feng mendekati pintu itu, lalu dia mencari tombol untuk membuka pintu.

ketika pintu itu terbuka, mata Li Feng terbelalak, mulut nya terbuka membentuk huruf O, bahkan jantung nya serasa mau melipat keluar.

bagaimana tidak, di dalam ruangan yang baru di buka Li Feng itu terdapat banyak sekali koin platinum dan koin emas yang menggunung.

dan disalah satu sudut goa, ada sebuah peti mati dan di atas nya ada sebuah pedang berwarna biru, karena penasaran dengan isi peti mati, Li Feng mendekat ke peti mati itu.

kraaak..

Li Feng membuka peti mati itu, sekilas aura kematian sangat kuat keluar dari dalam peti mati, bahkan sampai membuat Li Feng berlari keluar dari ruangan itu karena ketakutan.

setelah sampai di ruangan utama, tiba tiba tubuh Li Feng tidak dapat bergerak sama sekali, Li Feng berusaha sekuat tenaga untuk keluar dari ruangan itu dan menaiki tangga batu.

tapi sekuat apa pun dia berusaha, tetap saja Li Feng tidak bisa bergerak sama sekali, setelah beberapa saat dia berusaha untuk keluar tapi tidak bisa, akhirnya Li Feng pasrah jika dia harus mati di dalam goa itu.

dan aneh nya tiba tiba tubuh Li Feng ditarik masuk kembali kedalam ruangan dimana ada peti mati, Li Feng berteriak minta tolong dan meronta ronta.

tapi tetap saja tubuh Li Feng ditarik masuk kedalam ruangan dimana ada peti mati, karena sudah terlalu kelelahan, Li Feng mengikuti tarikan itu dan pasrah kembali.

beberapa saat kemudian, Li Feng sudah ditarik masuk tepat berada di dekat peti mati, tapi Li Feng tidak membuka mata nya, sebab dia sangat ketakutan, sehingga dia tidak berani membuka mata dan melihat apa yang terjadi.

ketika Li Feng membuka mata, dia tidak melihat ada apa pun didalam peti mati, justru dia sudah berada di dalam peti mati itu, Li Feng berteriak minta tolong dan berusaha keluar, tapi tetap saja dia tidak bisa.

dan sekali lagi Li Feng pasrah apa yang akan menimpanya, "ayah, ibu, maafkan aku, aku tidak bisa membalaskan dendam ayah dan ibu" ucap Li Feng yang menangis, karena dia berpikir jika dia juga akan mati.

lalu penutup peti mati itu tertutup dengan sendirinya, tapi Li Feng sudah tidak berbuat apa apa, Li Feng sudah pasrah, lalu dia menutup mata nya.

beberapa saat kemudian, Li Feng membuka mata, dan hal itu membuat Li Feng sangat terkejut, sebab saat ini Li Feng berada di suatu tempat yang tidak dia ketahui sama sekali.

dan di tempat itu terdapat energi alam dan spiritual yang sangat pekat, Li Feng cukup terkejut dengan apa yang dia lihat dan dia rasakan saat membuka mata.

setelah terbiasa dengan energi alam dan aura spiritual yang ada, entah kenapa dia berjalan ke arah barat, tapi insting Li Feng menyuruh Li Feng untuk pergi ke arah barat.

beberapa saat kemudian, Li Feng melihat sebuah rumah yang cukup besar dari kejauhan, perlahan Li Feng mendekati rumah itu, karena dia ingin meminta tolong pada pemilik rumah.

setelah berada tepat di depan pintu depan, Li Feng mengetuk pintu.

tok tok tok..

tok tok tok...

tok tok tok..

berulang kali Li Feng mengetuk pintu rumah, tapi tidak ada suara dari dalam rumah, setelah menunggu beberapa saat tapi tidak ada yang keluar membukakan pintu.

Li Feng memutuskan untuk membuka pintu itu sendiri dan masuk kedalam, lalu dia berdiri dan membuka pintu, ketika pintu terbuka, Li Feng masuk kedalam.

dapat Li Feng lihat didalam ruangan pertama, ada ratusan patung yang berjejer di samping kiri kanan ruangan, dan patung patung itu menggunakan baju zirah seolah olah ingin berperang.

*****

Tinggalkan Like dan komentar nya ya kak!!!

Dikasih Hadiah dan Vote juga lebih bagus.

Terima Kasih...