Panggilan Takdir Sang Kultivator Semesta
Hujan deras di sertai gemuruh petir di hari itu,tak kunjung reda dan kian membasahi tanah di daratan Kekaisaran Jiang saat seorang jenderal besar Kekaisaran berkonfrontasi dengan jendral lainnya dalam ke adaan terkepung.
"Menyerahlah Jendral Jiang kun,akui kesalahanmu dan jalani hukuman dari yang mulia kaisar" teriak seseorang mengenakan pakaian zirah yang sama dengan Jendral Jiang kun.
Dalam sikapnya,Jendral Jiang kun menatap tajam tanpa ada kegentaran, meski saat ini ia di hadapkan dengan ribuan pasukan Kekaisaran yang tengah mengepung dirinya.
Pedang di tangan,tak terlalu kencang ia genggam."Puluhan tahun pengabdian,ternyata aku di tempatkan pada titik dimana aku harus berakhir sebagai kambing hitam"ada kemarahan dan penyesalan terlihat jelas pada mimik wajah Jendral Kun,saat ia mengatakan sebuah kenyataan yang menimpanya.
"ketahuilah Jendral wei_!mungkin setelah aku,_adalah kamu yang berikutnya,jadi meskipun kita hrus bertarung hidup mati_?jangan pernah menyesali apapun tentang hari ini_!"Serunya dgn suara meninggi dan semakin menekan.
Jendral Wei yang memang dalam menjalankan tugasnya lantas menimpali. " Jendral_?melarikan permaisuri dan juga putri kaisar,itu adalah kesala__ "
"Tutup mulutmu Jendral wei_!!"Sambar Jendral Kun,memotong perkataan Jendral wei sebelum ia meneruskan tuduhannya.
"Apa yang aku lakukan tak lain hanya untuk menyelamatkan permaisuri dan tuan putri.Sebagai jendral yang berada di atasmu aku memaklumi mu yang tak mengetahui apapun_!namun ingatlah baik baik jendral Wei_!jika kelak,aku ataupun kamu di berikan kesempatan dan ketika suatu saat baik tuan putri atau ibu suri mampu mengungkap kebenaran,kuharap aku atau kamu berada di sisi beliau sebagai pelindung_!" tutur jendral kun yang seakan tengah menitipkan pesan pada mantan rekan seperjuangannya.
Namun di sela pertiakain mulut kedua jendral di tengah hujan deras itu,seseorang datang sembari berseru lantang. "Sudahi basa basi mu Jendral wei_!tangkap Jendral Kun hidup atau mati_! Dan kalian tak perlu menunda, seraaaaaang___!!" Jendral wushi yang tiba tiba datang langsung memerintahkan semua pasukan termasuk Jendral wei menyerang Jendral Jiang kun.
Sang Jendral tertinggi Kekaisaran Jiang itupun tak lagi ragu untuk mengeluarkan kemampuannya,apa lagi jendral Wushi melancarkan serangan mendahului nya.
"Tombak pembelah bumi_! hiyaaaaa_!" Jendral Wushi mengayunkan tombak ke arah jendral Kun.
BAAAM
Serangan yang mengarah langsung pada Jendral Kun,hanya mengahantam tanah hingga menciptakan kepulan asap tebal dan menciptakan keretakan.
"Haizzz_Wushi_?apa kau pikir seranganmu itu akan mampu menggores sekedar zirah perangku ini_?sungguh kau terlalu cepat sepuluh tahun_! "Cibir Jendral kun,yang tak merasakan dampak appun dri serangan dahsyat yg di layangkan oleh Jendral whusi,ia sengaja meremehkannya karena Wu shi ia anggap sebagai penghianat.
"Baiklah_!jika memang harus_?maka sudah semestinya harus seperti ini_!,nasi sudah menjadi bubur jendral Wu Shi_?sekarang giliranku,bersiaplah_!"Seru Sang Jendral Kun yang mulai menggenggam erat pedang besar di tangan kanannya,tak lupa pula dia aliri pedang tersebut dengan kekuatan energi untuk menambah daya serang yg lebih kuat.
Baik Jendral Wei maupun Jendral Wu Shi yang telah lama bersama.keduanya tau seberapa kuat seorang Jendral Kun.Jendral Wei yang melihat Jendral Kun tengah bersiap melancarkan serangan pun langsung memberikan peringatan. "Bertahan dari serangaaaaannn_!"teriaknya,yang dengan kegentaran melihat Jendral Jiang tengah menyiapkan serangan.meski peringatan yang di serukan oleh Jendral Wei langsung di respon.namun kesiapan mereka pada serangan Jendral Kun sepertinya terlambat.
"Pedang pembalik langit_! hukuman langitt_!" Energi sekitar di serap dengan sangat rakus oleh pedang pembalik langit.sementara Jendral Kun beberapa kali mengayun pedang sebelum di arahkan pada pasukan Jendral Wei.
BOOOMM
Jendral Kun tak hanya menyiapkan satu serangan dari jurus hukuman langit, melainkan beberapa kali, dan serangan itu sudah cukup meluluh lantakan seluruh area dan juga puluhan prajurit yang mengepungnya dengan hanya menyisakan dua Jendral yang masih bertahan hidup.
"je__Jendral Kun_? kau memusnahkan pasukan yang kau bentuk dan kau latih sendiri." ada ketidak percayaan di wajah Jendral wei dan Jendral wushi keduanya membelalakkan mata dengan apa yang telah jemdral Kun lakukan.
"Ya Jendral_!aku telah membunuh pasukan yang telah kubentuk dan latih sendiri.dan kalian lihat_!?aku tidaklah gagal membuat mereka setia pada kekaisaran,tanpa memandang aku yang membentuk mereka" ujar Jendral Kun tegas.
"Pergilah kalian berdua_!aku tak mau membunuh kalian,karna Kekaisaran ini masih memerlukan kalian sebagai pilar Kekaisaran,,, dan untukmu Jendral wei_?jika saatnya ibu suri dan tuan putri mengungkap kebenaran itu,kuharap kau menjadi pendukung mereka untuk memulai semuanya_!dan untukku_? mulai hari ini,aku akan meninggalkan Kekaisaran ini.semoga kau menyampaikan hal ini pada siapapun_!"
WHOOOOSSSHHH
Tanpa menunggu tanggapan dari kedua Jendral.Jendral kun melesat meninggalkan tempat itu dan entah kemana.
*
*
12tahun kemudian___!
Temaram di sore itu,seakan menyampaikan bahwa hari mulai senja.
Di suatu desa yang di katakan sebagai desa Bambu hitam,yang masuk dalam wilayah kekaisan Qin di benua barat dan dalam kekuasan wilayah kerajaan Huang.
"Ruo'er_?hari mulai senja,sudahi latihan mu karena ini waktunya pulang nak_!" ajak seorang pria paruh baya berseru pada seorang anak 12an tahun
"Baik, paman." sahut Ruo usai mendengar seruan pria paruh baya itu, yang tak lain adalah pamanya sendiri,Guo Ming.Dan tak lama,merekapun beranjak pulang kekediaman.
Sesampainya di rumah dan selesai membersihkan diri,Ruo dan Guo Ming menyantap makanan yang sudah di sediakan oleh Guo Ming sebelum nya.
"Bagaimana latihanmu hari ini Ruo'er_?apa ada peningkatan_?"selesai makan,paman Guo Ming memulai pembicaraan
"sama seperti hari hari sebelumnya paman_! Ruo'er,lebih fokus pada pelatihan fisik dan tulang,kalo kultivasi__?Ruo'er belum tertarik."Pungkasnya menjawab Paman Guo yang penasaran dengan hasil pelatihan Ruo selama beberapa waktu ini.
"Haaiihh_!paman kadang merasa bingung sekaligus heran padamu Ruo'er_!?disaat orang lain lebih mengutamakan kultivasi.kamu justru malah memilih sebaliknya.namun meski seperti itu, paman akan selalu mendukung apapun latihanmu,selama hal itu berdampak baik bagi tubuhmu"Ucap Paman Guo yang lebih memilih biarlah Ruo yang memutuskan apapun yang terbaik baginya.
"Paman tenang saja_!Ruo'er akan baik baik saja meski dengan pelatihan yang tak sama dengan kultivator pada umumnya"Tutur Ruo meyakinkan pamannya yang hanya bisa mengiyakan.
"Baiklah_!paman percaya padamu,sekarang_ apa yang akan kamu lakukan selanjutnya" tanya paman Guo Ming
"hehehe_!seperti biasa paman,Ruo'er akan membaca.kalo begitu, Ruo permisi paman"ucapnya sambil beranjak dari kursi lalu ia pun pamit pada pamanya dan kemudian mengambil beberapa kitab yang biasa ia baca setiap hari,di antaranya kitab teknik beladiri,kitab pengobatan atau alkemis, serta kitab tentang formasi.meski kitab kitab itu hanya berada pada tingkat dasar, namun bagi anak seumuran Ruo atau Jiang Ruo_?itu sudah lebih dari cukup.
Dari jauh,paman Guo Ming hanya sesekali mengamati Ruo yang serius mempelajari kitab kitab yang ada di tangan dan di sampingnya.
"Jiang kun_?lihatlah__!aku jelas melihatmu pada Ruo'er_aaissssss_!!" paman Guo mengelengkan kepala pelan menolak pikirannya dan melanjutkan kegiatan nya.
"Dasar teknik beladiri,hal yang paling mendasar dan paling penting dlm teknik beladiri adalah kuda kuda. " Ruo membaca perbait kitab seni beladiri paling dasar,lembar demi lembar dia lihat dan baca,selesai dengan satu kitab,maka dia memulai dengan kitab yang lain dan hal itu biasa ia lakukan bahkan sampai tertidur.
_________
Di pagi hari,Ruo telah bersiap dengan pelatihan utamanya,yaitu berlari mengelilingi bukit yg ada di sekeliling desa bambu hitam, yang bahkan ketika belum ada satu wargapun yang terbangun,Namun Ruo justru sudah menjalani latihan fisik yang keras,meski ia tidak sekalipun menguji seberapa kuat fisiknya.
" Baru lima putaran_?hihihi"matahari mulai bergeser saat Ruo menyelesaikan lima putaran mengelilingi bukit desa.
Whoosssh
Di tengah latihannya,Ruo di kagetkan dengan kemunculan sosok pria bertubuh tinggi kekar dengan memakai jubah hitam dan menutupi wajahnya yang tiba tiba mencegatnya.
"maaf senior_!apa junior mengenal siapa anda " Ruo menangkupkan tangan dgn sopan bertanya pada pria berjubah yang masih diam memperhatikanya namun tak ada jawaban.
"E__??jika senior tak ada keperluan,junior pamit meneruskan latihan junior"sekali lagi Ruo menangkupkan kedua tanganya sopan lalu karena kembali tak mendapat jwaban.Ruo pun mulai kembali mengayuh langkahnya.
"Apakah namamu Jiang Ruo__? "
Deg...
Pertanyaan yang tiba tiba itu berhasil menghentikan langkah pelan Ruo yang he. tak meneruskan pelatihan dan berhasil membuatnya tertegun diam berdiri tanpa melakukan apapun.
____________________
Siang itu_!di atas bukit yang menghadap langsung ke arah desa bambu hitam.dua orang berbeda umur tengah berdiri memandang indahnya keasrian desa yang di kelilingi bukit dan aliran sungai yang membatasi hutan.
"Ruo'er_?bagi sebagian orang di Kekaisaran Jiang,mungkin ayahmu di anggap pemberontak bahkan lebih buruk,ia di cap sbgai penghianat.tapi bagi sebagian yang lain_! sosok ayahmu adalah pahlawan.sebelumnya paman kira akan bertemu dengan ayahmu di sini,namun lebih dari itu_?nyatanya aku bertemu dengan pewaris sang Jendral no satu sekaligus pahlawan Kekaisaran Jiang_!aku menceritakan ini,bukan tanpa maksud. sekarang umurmu sudah cukup pantas untuk mengetahui segala sesuatu, dan paman harap_!sosok Saudara Kun dengan jiwa besarnya itu menurun padamu dengan tekad dan kesetiaan yang sama_!"Sosok itu adalah jendral wei,yang sengaja mencari keberadaan jendral kun,ayah dari Jiang Ruo.sementara mendengarkan semua cerita jendral wei ttg ayahnya,tangan Ruo mengepal keras.ia merasakan kecamuk emosi,usia mendengarkan cerita ayahnya yang ternyata seorang jendral besar.
Ada kebanggaan yang diri sebagai putra dri Jendral yang di juluki dengan kehebatan dan kesetiaan no satu di Kekaisaran Jiang.namun ketika memikirkan hal yang membuat ayahnya terpaksa meninggalkan tanah kelahiran dan harus berpisah denganya_?ada perasaan marah namun tak bisa di gambarkan.manik matanya kelam dan sangat tajam menatap ke arah dana,dengan mata yang mulai berkac kaca.
"Paman wei_?terimakasih_!terimakasih telah berbaik hati berkunjung dan mau menceritakan sebagian ttg identitas ayahku yang selama ini Ruo'er hanya tau kalo ayahku hanya seorang jendral biasa dari paman Guo Ming.jika suatu saat aku bertemu dengan ayah,aku pasti akan memberi tau ayah ttg kunjungan paman wei saat ini_!"ujar bocah 12 tahun dengan tegas.dalam hati bocah itu tersirat niat yg tak di katakan dan ada tekad yang tak bisa di ungkapkan,hal itulah yg sedang berkecamuk dalam hati Ruo saat ini.
"Paman melihat tekad yang sama pada dirimu nak_!dan paman akan menunggu sampai tekad itu terwujud.tetaplah berlatih dan jangan pernah merasa bahwa dirimu memiliki batasan.karna jika kamu berfikir demikian, maka akan sia sia semua yang sudah kamu latih selama ini,terutama_?!jadilah seseorang yang selalu layak dan jadilah kuat"tutur jendral wei berpesan dan menasehati Ruo seakan akan ia tengah menasehati keponakanya sendiri.
"Terimakasih paman,Ruo'er akan mengingat semua nasehat paman_!"pungkas Ruo berucap tulus pada jendral wei,hingga tak terasa hari sudah menjelang sore yang mengharuskan Jendral Wei menyudahi kunjungannya.
" Sepertinya waktu berkunjung ku sudah selesai_!meski paman masih ingin berbincang dengan mu_!Haiihh_baiklah.kalau begitu paman pamit sekarang dan jika nanti nak Ruo bertemu dengan saudara Jiang Kun,sampaikan salam ku padanya_!"
"Eum_!tentu_tentu akan Ruo'er sampaikan paman." Ruo mengangguk tegas mengiyakan permintaan jendral wei.yang tak lama kemudian,pertemuan itupun selesai ketika jendral wei melesat dari tempat nya dengan Ruo semula,menyisakan putra dari Jendral Kun itu sendiri yang masih berdiri menatap lurus pada desa bambu hitam.
"Ayah_?Ruo'er tak tau harus memulai dari mana_?tapi Ruo'er yakin,dengan menjadi kuat, Ruo'er bisa membersihkan nama ayah" gumam Ruo penuh tekad dan sejurus kemudian ia pun meninggalkan tempat itu kembali pulang ke kediamannya.
Sesampainya Ruo di rumah_"Kau Darimana saja Ruo'er_?tidak biasanya kamu tak pulang untuk makan siang_?"tanya paman Guo menyambut kepulangan Ruo di rumah
"E__itu paman_?Ruo'er ketiduran di lapangan bukit atas sana" kilah Ruo memberi alasan.karena ia tak ingin mengatakan tentang pertemuannya dengan jendral Wei,setidaknya untuk sementara waktu.
"owhh_ya sudah_!mari kita makan,tentu kamu sudah lapar bukan_?" ucap pamn Guo,yang sebenarnya ia menyadari kalau Ruo sedang menutupi sesuatu namun ia memilih tak mau ikut campur.
"E__Paman_?ada suatu hal yang hendak Ruo sampaikan pada paman"ucap Ruo memulai perbincangan di sela waktu makan.
"Hal apa itu nak_? "mata paman Guo sedikit menelisik ke arah Ruo
" itu__anu paman_?Ruo berniat melatih kultivasi Ruo di hutan sebelah barat desa kita_!"ujarnya mulai menjelaskan maksudnya yang di dengarkan oleh pamanya itu.
"Haizzz__sepertinya hari ini ada sesuatu yang terjadi dan sengaja kau tak mau ceritakan pada paman_?tapi baiklah,tunggu sebentar dan tetaplah di kursimu_!"seru paman Guo seraya bangkit dari kursi meninggalkan Ruo memasuki kamarnya dan tak butuh waktu lama,paman Guo kembali dengan membawa sebuah kotak kayu panjang agak besar bersamanya.
"Sepertinya skrg adalah saat bagimu memiliki sesuatu yang memang sudah menjadi hak mu Ruo'er_!"Tanpa sungkan,paman Guo kemudian meletakkan kotak panjang di atas meja dan membukany perlahan.
Whoossh
Sebilah pedang tampak terlihat jelas di hadapan Jiang Ruo saat ini.Bocah 12 tahun itu di buat sangat takjub dengan pedang kusam yang di perlihatkan oleh Guo Ming.
"Ruo'er_?mulailah dengan meneteskan darahmu pada ujung gagang pedang ini" pinta paman Guo sebelum ia mengatakan hal lainya ttg pedang itu.
cressshhhh
tessstt
Tanpa ragu,Ruo menggigit ujung jari nya hingga mengeluarkan darah dan meneteskanya pada ujung gagang pedang tersebut.
whuzzzzzzzzztttttt
Pedang yang semula kusam,menjadi berkilau, sesaat setelah Ruo meneteskan darah nya.pedang Hitam kemerahan dengan aura gelap berderak membalut seluruh bagian bilahnya itu kemudian mengambang dan mengarahkan dirinya lurus pada Ruo.
Ruo yg melihat hal itu terkaget dan hanya tertegun diam mematung karena hal itu adalah hal menakjubkan yang pertama kali ia saksikan.
"Sekarang_peganglah pedang itu nak_!"Seru paman Guo.
Ruo tak menunggu.perlahan ia meraih gagang pedang hitam kemerahan itu dengan tangan kanannya,meski mimik wajah masih nampak takjub.
"Paman_?i__ini_?? "
"Iya Ruo'er.itu adalah pedang milikmu_!lebih tepatnya pedang ayahmu yang ia titipkan pada paman untukmu hingga menunggu waktu seperti hari ini.pedang itu dinamakan pedang pembelah langit,sebilah pedang yang sudah menemani ayahmu dan ia memutuskan agar kamu memilikinya"ujar paman Guo menceritakan ttg pedang.
"Paman_? jika Ruo boleh tau,sebenarnya dimana keberadaan ayah ku_?"selorohnya yang membuat suasana hening seketika.
" Ruo'er_?!pastinya paman sendiri tidak mengetahui keberadaan ayahmu,Jiang Kun. Paman hanya mengira,bahwa ayahmu berada suatu tempat bersama ibumu."
"apa paman_?ibuku_?ibuku masih hidup_? Benarkab_?" Sergah Ruo tak bisa menyembunyikan keterkejutanya,mendengar pamanya mengatakan bahwa ibunya masih hidup,karna yang ia tahu adalah bahwa ibunya sudah tiada.
"Haizzz_!jadilah kuat Ruo'er_!setiap kehidupan memang memiliki misterinya sendiri dan setiap kejadian memiliki tujuan dan tersirat maksudnya sendiri" ucap paman Guo,yang kemudian meminta Ruo untuk menyimpan kembali pedang Pembelah langitnya.
"Ruo'er_? jika tekad mu sudah bulat untuk memulai perjalanan mu sebagai kultivator, paman hanya berpesan bahwa kekuatan tak melulu ada karna keberuntungan,tapi rajinlah malam ini pelatihan_!dan satu lagi_!carilah inti api.agar jalan kultivasimu sedikit lebih mudah,karna dengan kamu memiliki inti api, kamu bisa menjadi tiga ahli sekaligus,yaitu penempa, /alkemis dan kultivator itu sendiri yang juga akan mendukung sebagai kekuatan jika kamu berminat pada ahli formasi"ujar paman Guo berpesan dengan mengingatkan pentingnya inti api bagi seorang kultivator dan juga, ia menceritakan ttg berbagai elemen yang bisa di manfaatkan oleh seorang kultivator.
Mendengar semua hal itu,Ruo seperti tak ingin melewatkan apa yang di sampaikan paman Guo.ia begitu antusias dan semangat yang bearapi api.
"Terimakasih paman_!Ruo'er akan mengingat semua pesan paman.sekarang Ruo'er pamit untuk menyiapkan perbekalan" tandasnya yang tak lama kemudian,Ruo pun meninggalkan paman Guo sendiri yang masih larut dalam renungannya.
______________________