SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Tenggelamnya Peradaban: Kisah Setelah Meteor

Tenggelamnya Peradaban: Kisah Setelah Meteor

Prolog

Langit malam itu membentang gelap dengan bintang-bintang yang tersebar seperti serpihan kristal di kanvas hitam yang tak berujung. Di sebuah observatorium astronomi yang terletak di puncak bukit, para ilmuwan tengah berkumpul di sekitar teleskop raksasa mereka. Cuaca yang sejuk dan tenang tampaknya tidak mencerminkan apa yang akan segera terjadi.

Dr. Elena Hartman, seorang ahli astronomi yang dikenal luas, menatap layar monitor dengan tatapan cemas. Di layar tersebut, titik-titik cahaya yang biasa terlihat sebagai bintang-bintang kini memperlihatkan pola yang aneh. Terdapat sebuah objek yang tidak dikenali, bergerak dengan kecepatan yang jauh melampaui apa pun yang pernah dicatat dalam sejarah astronomi.

“Dr. Hartman, apakah Anda yakin dengan hasil ini?” tanya Dr. Martin Ross, koleganya yang juga seorang astronom, sambil menyodorkan secangkir kopi panas. Suara cemasnya melayang di udara yang dingin.

Elena mengangguk, matanya tetap terpaku pada layar. “Ini tidak bisa salah, Martin. Objek ini semakin mendekat. Kecepatannya sangat tinggi. Kita harus segera melaporkan ini.

”Tanpa menunggu balasan, Elena mengetik dengan cepat di keyboard, mengirimkan laporan kepada pusat komando NASA. Pesan singkat itu menyatakan bahwa sebuah asteroid besar sedang menuju bumi, dan dampaknya bisa sangat menghancurkan. Keheningan yang mendalam menutupi ruangan, dipecahkan hanya oleh suara ketukan jari di keyboard.

Sementara itu, di pusat komando NASA, para pejabat dan ilmuwan berkumpul dalam rapat darurat. Direktur NASA, Dr. John Carter, berdiri di depan layar besar yang menampilkan data dari berbagai observatorium di seluruh dunia. Wajahnya, biasanya penuh percaya diri, kini tampak tegang.

“Jadi, kita benar-benar berada di jalur tabrakan?” tanya Dr. Michael Hughes, kepala departemen astrofisika.

“Ya,” jawab Dr. Carter dengan nada serius. “Ini adalah berita terburuk yang bisa kita terima. Objek ini, jika tidak diubah arah atau dihancurkan, akan menghantam bumi dalam waktu kurang dari dua minggu.

”Suasana di ruangan menjadi semakin tegang. Para ilmuwan dan pejabat saling bertukar pandangan, mencoba memahami skenario terburuk yang baru saja dihadapi mereka. Tidak ada satu orang pun yang bisa membayangkan dampak dari bencana ini.

Di luar pusat komando, berita mengenai asteroid tersebut mulai menyebar melalui saluran berita dan media sosial. Dunia secara perlahan mulai menyadari bahwa apa yang sebelumnya hanya tampak sebagai ancaman jauh di luar jangkauan mereka kini mendekat dengan cepat. Kepanikan mulai menyebar seperti api yang menjalar di padang rumput.

Di sebuah kota besar, Laura Smith, seorang jurnalis berita, sedang menyusun laporan untuk siaran malam. Ketika berita mengenai asteroid tersebut muncul di layar, dia merasakan getaran yang aneh di dalam dirinya. Ini bukan hanya sebuah berita biasa; ini adalah awal dari sesuatu yang jauh lebih besar dan lebih menakutkan.

“Laura, kami baru saja menerima informasi lebih lanjut tentang asteroid tersebut,” kata rekan kerjanya, Mike, sambil menghadapinya dengan ekspresi serius. “Kita harus menyampaikannya kepada penonton.

”Laura mengangguk, matanya tidak pernah lepas dari layar berita. Dia tahu bahwa laporan ini akan mengubah segalanya. “Kita harus memberitahukan mereka tentang apa yang sedang terjadi dan apa yang bisa mereka lakukan untuk bersiap

.

”Beberapa jam kemudian, berita tersebut tersebar luas di seluruh dunia. Pemerintah, organisasi internasional, dan lembaga bantuan mulai mengeluarkan pernyataan resmi dan langkah-langkah darurat. Dunia berusaha keras untuk menanggapi krisis ini dengan cepat, tetapi realitas yang tak terhindarkan semakin mendekat.

Di tengah kekacauan ini, Dr. Elena Hartman dan timnya berusaha mencari solusi. Mereka berkoordinasi dengan lembaga luar angkasa dan ilmuwan dari seluruh dunia untuk merancang rencana yang mungkin dapat mengubah arah asteroid atau mengurangi dampaknya. Namun, seiring waktu berlalu, mereka semakin sadar bahwa kemungkinan untuk menghindari bencana semakin menipis.

Saat detik-detik terakhir mendekat, pemerintah dunia mengumumkan keadaan darurat global. Masyarakat diminta untuk bersiap menghadapi kemungkinan terburuk, dan semua usaha dikerahkan untuk meminimalkan kerusakan.

Dan pada malam hari ketika meteor akhirnya menghantam bumi, semuanya berubah dalam sekejap. Ledakan yang mengerikan dan gelombang kehancuran menyapu seluruh permukaan bumi, mengubah peta dunia dan merenggut nyawa jutaan orang. Bumi, yang sebelumnya penuh dengan kehidupan dan kemajuan, kini terpuruk dalam kehancuran dan kegelapan.

Di tengah reruntuhan, sisa-sisa peradaban manusia berjuang untuk bertahan hidup. Masyarakat yang terpecah-pecah harus menghadapi tantangan baru dan konflik internal. Dalam kegelapan yang menyelimuti dunia, mereka harus menemukan harapan dan jalan untuk membangun kembali apa yang telah hancur.

"Prolog" ini adalah awal dari perjalanan panjang umat manusia setelah bencana. Ini adalah kisah tentang keberanian, pengorbanan, dan harapan di tengah kegelapan yang menyelimuti. Dengan setiap hari yang berlalu, mereka harus berjuang untuk melawan kekacauan dan menemukan cara untuk membangun kembali peradaban yang telah tenggelam.

chapter 1 " Tanda - Tanda Awal"

Malam di Observatorium Internasional Himalaya biasanya tenang, dengan langit yang jernih dan bintang-bintang yang bersinar terang di atas. Namun, malam itu, suasananya berbeda. Dr. Elena Hartman, seorang astronomis berpengalaman, sedang memeriksa data yang diterima dari teleskop terbesar di observatorium. Suara berdengung lembut dari komputer dan alunan klik keyboard menjadi satu-satunya suara yang mengisi ruang observatorium.

Elena, yang biasanya sangat fokus pada pekerjaannya, kini tampak gelisah. Data yang muncul di layar monitornya menunjukkan sebuah objek besar yang tidak dikenal. Objek tersebut, yang awalnya tampak seperti titik kecil di tengah langit, kini semakin jelas dan semakin besar. Elena tidak bisa menahan rasa cemasnya.

“Martin, kamu harus melihat ini,” kata Elena, memanggil rekan kerjanya, Dr. Martin Ross, yang sedang duduk di meja sebelahnya, tengah mengerjakan analisis data lain.

Martin, yang baru saja menyadari suasana tegang di sekelilingnya, berdiri dan melangkah ke meja Elena. Dia menatap layar, matanya membesar saat melihat objek tersebut. “Ini tidak mungkin. Kita belum pernah melihat sesuatu seperti ini sebelumnya.

”Elena mengangguk dengan tegas. “Aku tahu. Aku sudah memeriksa data ini dari berbagai sudut. Objek ini tidak ada dalam database kita. Aku sudah memeriksa semua catatan komet dan asteroid, dan ini bukan salah satu dari mereka.

”Martin menggeser kacamata di hidungnya dan merengut. “Kamu yakin ini bukan kesalahan sensor?”

“Tidak,” jawab Elena. “Semua kalibrasi telah dilakukan dengan benar. Ini adalah sesuatu yang baru.

”Elena mulai mengetik dengan cepat di keyboard, mengirimkan laporan awal kepada pusat komando NASA dan lembaga luar angkasa internasional. Pesan singkatnya menjelaskan penemuan objek tersebut dan memperingatkan kemungkinan ancaman yang ditimbulkan. Dalam hitungan menit, laporan tersebut telah dikirimkan dan Elena duduk, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdetak kencang.

Sementara itu, di pusat komando NASA, Dr. John Carter, Direktur NASA, sedang memimpin rapat rutin ketika pesan dari observatorium masuk. Dia membaca laporan tersebut dengan serius, wajahnya semakin tegang. “Ini bukan berita baik,” katanya, membalikkan halaman laporan yang baru diterima.

Dr. Michael Hughes, kepala departemen astrofisika, menatap layar dengan cemas. “Objek ini sangat besar dan kecepatannya jauh melampaui apa pun yang pernah kita pantau. Ini bisa menjadi ancaman nyata bagi Bumi.

”Dr. Carter mengangguk. “Kita perlu memverifikasi temuan ini dengan observatorium lain dan segera mengumpulkan tim ahli untuk menganalisis data lebih lanjut. Jika apa yang dikatakan Elena Hartman benar, kita mungkin menghadapi bencana besar.

”Di seluruh dunia, berita tentang penemuan objek tersebut mulai menyebar. Para ilmuwan di berbagai observatorium melakukan pengamatan ulang dan mengkonfirmasi adanya objek yang sama, dan intensitas objek itu menjadi topik utama berita di seluruh media.

Sementara itu, Elena dan Martin bekerja tanpa henti untuk memantau pergerakan objek dan menganalisis data tambahan. Mereka juga berkoordinasi dengan ilmuwan dari berbagai lembaga luar angkasa untuk memastikan bahwa temuan mereka akurat.

“Bagaimana jika ini benar-benar sebuah ancaman?” tanya Martin, saat mereka menunggu konfirmasi lebih lanjut. “Apa yang bisa kita lakukan?”

“Untuk saat ini, kita hanya bisa memantau dan melaporkan,” jawab Elena. “Tapi kita harus siap dengan segala kemungkinan. Jika objek ini benar-benar menuju Bumi, kita harus mencari cara untuk menghadapinya.

”Di luar jendela observatorium, langit yang sebelumnya damai kini terasa mengancam. Elena merasakan ketegangan di udara, menyadari bahwa apa yang mereka hadapi mungkin lebih besar dari yang bisa mereka bayangkan.

Dengan setiap menit yang berlalu, ancaman semakin nyata. Elena dan timnya terus bekerja, berharap bahwa laporan mereka akan memicu tindakan cepat dan tepat dari pihak berwenang. Namun, di dalam hati mereka, mereka tahu bahwa apa pun yang terjadi selanjutnya, dunia tidak akan pernah sama lagi