SINGLE PARENT
yusridawati
Seorang perempuan muda bahkan masih muda sekali sekitar 20 tahunan, berjalan di gerbong kereta api sambil menengok ke kanan dan kekiri mencari kursi no 20 D.
O yes, dia melihat no 20 D, berarti dia duduk dekat jendela. Tapi kok ada seorang laki laki kucel dan tampaknya kumuh, udah duduk disitu. Benarkah dia kucel? Wanita muda itu bingung. Jangan jangan laki laki ini nggak pernah mandi, pasti badannya bau.
Dia hanya melirik sekilas, lelaki itu pake celana jin belel dan dikedua lututnya sobek atau disobek, I don't care dan jacketnya tdk kalah belel dari celananya.
Wanita muda itu menarik nafas serta bertanya dengan wajah jutek, "Apakah tiket anda no 20 D?" Tanyanya tanpa melihat tampang laki laki itu.
"Oh maaf" kata pemuda itu sambil bergeser kesebelah kanan.
Wanita itu melongok ke jendela, bingung dan panik ternyata jacketnya tertinggal di mobil sepupunya. Barangkali saja Eko, sepupunya ngeh, melihat jacket dan buru buru mengantarkan mumpung kereta belum berangkat.Tapi prediksinya salah, kereta sudah bergerak perlahan tapi batang hidung Eko nggak muncul muncul juga. Dia pasrah udah kebayang dinginnya dalam kereta malam Turangga Surabaya - Bandung yang full AC.
Tiba tiba pria kucel itu ngomong, "Kenapa dek?. Ada yang ketinggalan?"
Karena mood wanita itu lagi kurang baik, dia melotot sambil membentak, "hei, jangan sembarangan. Namaku Rita, R i t a bukan adek". Sambil mengeja namanya.
Pria itu tersenyum, mungkin senyumnya menawan juga kali, tapi wanita itu nggak peduli.
"Wow cantik cantik kok galak", katanya sambil terkekeh.
"Kenalin namaku Anton umur 32 tahun masih jomblo dan punya pekerjaan tetap dan udah mapan, dan yang terpenting aku ganteng, tinggal mencari calon istri", katanya sambil nyengir dengan PDnya.
"EGP, emang gue pikirin". Wanita itu menjawab dengan ketus.
"Loh kenalin dong aku kan udah, kita harus berdamai dengan situasi ini. Surabaya - Bandung itu jauh, 14 jam dalam kereta api, terjebak dengan wanita muda dan cantik tapi juteknya level akut, harus dipertimbangkan untuk mengisi waktu agar tidak membosankan". Kata pria itu dengan senyuman yang tersungging dibibirnya.
*****
Wanita itu mulai memperkenalkan dirinya.
Namaku A. Rita Camelia Arifin. Lahir di Medan di RS Camelia, tgl ** bulan **, umur 20 tahun, status janda anak satu. tapi jangan berfikir macam macam. Aku melahirkan setelah menikah 14 bulan dan waktu menikah aku masih perawan ting ting. Kesalahanku hanya satu, memutuskan menikah pada semester 2, karena aku lihat sebagian teman temanku dengan santainya tidur dengan pacarnya ditempat kost mereka. Atau kalau mereka bukan anak kost, dengan mudahnya mereka, pinjam kunci kamar teman yg kost dan menghabiskan waktu berdua dengan pacarnya sampai sore. Hanya sebagian kecil lo ya. Aku berasal dari keluarga agamis, shock melihat kondisi seperti itu. Dari pada berzina, aku ajak pacarku menikah.
Ternyata cinta saja tdk cukup, dibutuhkan juga nyali dan pengorbanan, sedihnya beliau yang aku cintai tidak punya nyali untuk bilang sama orang tua nya dengan alasan dia masih kuliah semester akhir. Akhirnya kami tetap menikah dengan sangat sederhana disaksikan keluargaku dan sahabat sahabatku di kampus. Sementara dipihaknya yang hadir kakaknya perempuan yang sudah menikah dan tinggal di Jakarta dan seorang adiknya yang laki yang masih sekolah di SMK.
"Eh mas kok tidur?" "Dengarin nggak sih ceritaku?"
*****
Wanita muda itu manyun karena merasa pria kucel itu tidak tertarik ceritanya. Tapi sebetulnya mau tertarik atau nggak, mau percaya atau nggak, dia juga nggak peduli. Wanita muda itu menarik scarf menutupi lehernya karena dinginnya AC membuat dia menggigil.
Pria itu menoleh, "Pake jacketku" katanya.
"Nggak mau". Kata Rita sambil mendelik
"Kenapa?" Anton heran sambil mikir kok ini cewek jutek banget.
"Bau laki laki" kata Rita melihat keluar jendela yang gelap gulita hanya terlihat cahaya lampu dari kejahuan.
Anton terbahak, "wanita tdk bisa hidup tanpa laki laki dan begitu pula sebaliknya", dia berkata sambil membuka jacketnya dan menyodorkan kepada cewek jutek disampingnya.
Tampak sicewek dilema juga, dia ragu mau dipake atau nggak ya. Dia cium jacket itu terus dia cium maksudnya bau apa nggak ternyata nggak bau, dia langsung pake dan tentu sudah pasti dia tersipu malu.
"Terima kasih, Mas" katanya sambil memandang cowok disebelahnya. Dia bergumam "ganteng juga ternyata" dia berkata dalam hati.
"Mas, apakah mau diteruskan nggak ceritaku, kalau nggak aku mau tidur" sambil melirik jam yg melingkar di pergelangan tanganku, jam 22.12.
Anton memandang cewek jutek disebelahnya dengan diam.
*****
Rita tidak tau apa yang ada dipikiran si cowok , mungkin dia sedang menilai dirinya kali, mungkin mengira dia perempuan nggak benar, perempuan murahan atau kasihan atau nggak peduli mungkin. Bodo ah.
"Kenapa melihatku? Nggak pernah lihat cewek cantik?" Bentak Rita sambil melotot.
"Terusin dong, nanti gantian aku yg cerita". Kata Anton sambil tersenyum dan melanjutkan, "aku belum pernah bertemu cewek cantik tapi galaknya minta ampun. Untung ketemunya baru sekarang, kalau 6 tahun lalu, udah aku ajak ke r....." pelan pelan, dia bergumam.
*****
Rita melanjutkan ceritanya.
Empat bulan setelah menikah aku hamil, ternyata morning sick repot sekali. Aku selalu mual mual dan muntah muntah setiap pagi. Kuliahku kacau mau menghadapi ujian akhir semester dan pekerjaanku terbengkalai. O ya aku bekerja sambilan menterjemahkan buku buku bagi yang mau skripsi, lumayan penghasilanku cukup untuk kami berdua bahkan aku bisa membayarkan uang kuliahnya dan keperluan lain dikampusnya. Aku kan jurusan bhs inggris, walaupun baru semester 2, aku udh dipercaya jadi penternemah dan jadi guide di Bandung.
Hidupku tidak miskin miskin amat, karena bunga deposito peninggalan ayahku dan nenekku cukup menjamin kebutuhanku 3 turunan.
Tepat diusia kandunganku menjelang tujuh bulan, dia yg kucinta, suamiku yang sangat aku sayangi dan menurutku dia juga mencintaiku, dibawa paksa oleh ayahnya dengan ancaman tidak akan dibiayai lagi kuliahnya dan tidak diakui lagi sebagai anak.
Dengan sinisnya orangtuanya memandangku, sambil berkata, ini akibat tidak menurut sama orang tua katanya.
Tidak sedetikpun orang tuanya melirik keperutku yg sdh membucit, padahal aku sedang mengandung cucunya. Aku hanya diam terpaku dengan berurai air mata memandang dia yg meninggalkan aku tanpa pesan dan hanya menoleh kepadaku ketika orang tuanya menarik tangannya dengan kasar dan menghilang di belokan gang tempat kostku menuju jalan raya.
Sejak menikah aku kos di gang sempit dekat kampus. Itu terakhir aku melihatnya, melihat orang yang sangat aku cintai suamiku tersayang.
Aku terdiam mati rasa, air matapun sudah kering, tubuhku lunglai dan aku berbaring dikasur.
Aku bingung, kembali ke orang tua, aku tidak punya nyali. Aku diasuh ibu tiri dengan 6 kakak tiriku 2 perempuan dan 4 laki laki, sejak usiaku 2 tahun. Kakak laki lakiku baik bahkan baik sekali, sayang sama aku. Tapi kakak perempuanku yg pertama, kak Murni, sangat tidak menyukaiku dan selalu bilang aku anak pelakor dan anak haram. Kalau kakak perempuanku yg satu lagi, kak Marni, tdk punya pendirian, kalau kak Murni, tidak ada dirumah karena sekolah di kota lain, kak Marni sangat sayang padaku. Tapi kalau kak Murni ada, dia tidak berani bermain dengan ku. Melihatku saja dia tidak berani. Sungguh kak Marni punya kepribadian ganda. Ayahku meninggal waktu aku kelas 2 SMA.
Mamiku sudah dicerai ayah sejak aku usia 6 bulan dan aku diasuh nenek dari ibuku karena mamiku minggat dari rumah. Umur 2 tahun, ayah datang untuk menjemputku dan mebawa kerumahnya. Ibu sangat baik dan menyayangiku begitu juga dengan 4 kakak laki lakiku.
Aku terlelap dengan membawa tangis dalam tidurku. Tempat yang sangat sederhana terasa makin sumpek dan panas.
Aku bangun lalu aku menulis surat ke nenekku mengabari aku mau pulang ke Padang dan melahirkan dekat nenekku.
Seminggu kemudian aku terima balasan dari nenekku mengatakan bahwa mamiku sudah pulang kerumah 3 bulan yg lalu dengan membawa seorang anak laki bernama Rio yg umurnya terpaut 5 tahun denganku. Suaminya meninggal setahun yg lalu karena kecelakaan. Mami sering menangis kata nenek karena kangen sama aku. Aku tidak kenal wajah mamiku, karena belum pernah ketemu mungkin hanya waktu aku masih bayi. Apakah aku juga kangen mamiku? Aku nggak tau, apakah Rio bisa menyayangiku seperti kakak kakakku? Aku juga nggak tau. Aku nggak mau memikirkannya.
Sebulan sejak aku ditinggal suami yg aku cintai dengan sepenuh jiwa ragaku, aku dijemput paman Arul, adik mami yang bekerja di kantor Gubernur Padang. Beliau punya kedudukan yang cukup tinggi di kantornya.
Tidak sampai 2 bulan, aku melahirkan dengan normal dibantu mamiku. Aku melahirkan bayi laki laki yg tampan dan ku beri nama Rico Prihandono Syah Putra Perdana. Air mataku mengalir nggak terasa, aku nenangis dalam diam. Mami memeluku dan menciumku.
Tanpa aku sadari aku terisak yang sudah aku tahan dari tadi. Aku menangis dan menceritakan kisahku kepada seoran laki laki yang aku baru kenal. Tapi bodo amat ntar kalau udah turun kereta, ya nggak bakalan bertemu lagi.
*****
"Kok sekarang dari Surabaya ke Bandung, aku bingung kok bisa" kata si Kucel padaku.
"Alhamdulillah, masih mendengarkan toh, tak kira udah tidur". Sambil aku menghapus air mataku, aku memandang wajahnya tanpa ekspresi, dan meneruskan ceritaku.
"Ada kerabat yg menikahkan anaknya di Surabaya dan aku mewakili mami karena nggak bisa pergi, mamiku bidan jadi tidak bisa cuti. Aku ke Bandung mau ambil surat surat karena mau melanjutkan kuliahku di Padang, karena keluarga besar mamiku emang orang Minang. Udah ah aku mau tidur, ngantuk".
"Lho giliranku mau cerita, ih curang kok ditinggal tidur". kata Anton.
"Nanti saja" kataku sambil memejamkan mataku.
*****
Tepat jam 04.30 aku terbangun tapi si Kucel tidak ada kemana dia? Udah turun di Jogja atau di Solo gitu? Atau jangan jangan pindah kursi karena ada beberapa kursi kosong, atau muak dengan ceritaku, mau tenang nggak terganggu dengan ceritaku yang super lebay, entahlah . Aku mau tidur lagi udara sangat dingin sekali.
Tiba tiba dia udah ada dekatku dan duduk dengan santai. "Udah bangun? Aku barusan sholat dulu sambil pesan sarapan di restorasi".
Aku diam aja karena masih ngantuk.
"Sholat dulu gi, tayammum aja" katanya.
Aku terpana, si Kucel nyuruh aku sholat. Dia heran kenapa aku lihatin dia kaya gitu.
"Aku lagi nggak sbolat" kataku sambil membuang muka.
Tiba tiba ada yang menjalar mengikuti aliran darahku, dia habis sholat dan menyuruh aku sholat kok terasa aneh, tampang kucel begitu kok sholat. Tapi jacketnya nggak bau berarti pakaiannya bersih, cuma belel dan sobek saja. Makanan datang, walau nggak enak tapi aku lapar, sepiring nasi goreng spesial pake telor, segera berpindah ke perutku. Setelah selesai makan masih ada waktu untuk dia bercerita. Dan tiba tiba ada pengumuman, kereta akan terlambat tiba di Bandung karena perbaikan jalan.
Hari semakin terang, bola emas sudah muncul diufuk Timur. Dia bersemangat bercerita sekali kali menarik nafas dan suaranya parau seperti ada beban berat yg harus dia lepaskan. Dengan diam dan berpangku tangan aku mendengarkan ceritanya, aku hanya diam dan tidak menyela sama sekali. Biar dia bercerita semaunya. Mau jujur atau bohong aku nggak peduli. Dia juga pasti mengira aku hanya mengarang cerita tentang kisahku. Aku nggak peduli dia percaya atau tidak dengan kisahku. Aku diam sambil sekali melirik kearahnya. Matanya begitu teduh dan sepertinya ada kesedihan dibalik sorot matanya. Walau aku tidak komen, tapi aku menyimak dengan baik. Laki laki mapan, ganteng yang baru kuakui setelah dia bilang baru sholat, sepertinya baik hati, kok masih jomblo. Heran, biar aku simpan saja pertanyaanku, sampai dia selesai bercerita. Ada untungnya kereta api telat.
"Mas, aku izin ke toilet dulu mau sikat gigi dan cuci muka, nanti dilanjutkan lagi ya". Aku tersenyum yang aku ingat inilah senyuman pertamaku setelah bertemu dengan si Kucel kemaren sore.
Dia tersenyum langsung berdiri memberi jalan kepadaku. Kok aku deg degan, kenapa ya.
*****
Lanjutkan nggak? Pasti dong. Ini tulisanku yang pertama. Pasti banyak salahnya baik bahasa maupun tanda bacanya. Aku butuh kritik dan saran untuk melanjutkan tulisanku ini. Terima kasih.
Yusridawati
Pemuda yg belum genap 18 tahun itu, terlelap dalam dekapan wanita muda yang seksi, seorang mahasiswi semester 4 di salah satu universitas swasta di kota terbesar di Jawa Timur.
Tubuhnya kekar dengan kulit sawo matang khas kebanyakan orang Indonesia. Sebagai idola gadis gadis disekolahnya, dia sangat percaya diri, wajah ganteng, pintar, jago basket, dan dari keluarga terpandang dan tentunya juga kaya. Gadis gadis bisa histeris kalau menonton dia main basket di lapangan. Dulu dia ketua team basket disekolahnya tapi sekarang sudah lengser karena sudah kelas 3. Sekali kali, dia masih main basket sama teman temannya sambil tebar pesona kepada adik kelasnya.
Wanita muda itu membelai pipi pemuda itu sambil bergumam.
"Lumayan untuk ban serep".
Diusapnya dada yg terlanjang dan menciumnya sampai si pemuda menggeliat, terbangun dan kaget.
Dia kucek matanya, "Dimana aku, mengapa kau ada disini?"
"Tenang sayang, masih ngantuk ya?"
"Pasti cape ya, kasihan". Kata cewek itu.
Pemuda itu melompat turun dari tempat tidur, ternyata dia tidak sadar tidak pake pakaian selembarpun.
Pemuda itu tertegun langsung memungut pakaiannya dan berlari ke kamar mandi.
Keluar dari kamar mandi, dia memaki si wanita dengan kasar. "Mbak jahat, perempuan laknat kenapa mbak lakukan semua ini padaku?. Perempuan su*d*l, nggak punya otak mengganggu kehidupanku yang selama ini nyaman nyaman saja. Hei perempuan laknat aku akan laporkan kau ke polisi. Wanita sialan, perempuan g*ta*.
Perempuan itu menyeringai, "Silahkan lapor, kalau mau fotomu aku sebarkan disekolah" katanya menyeringai penuh kemenangan.
Anton merampas HP perempuan itu dan membanting sekuat tenaganya dan hancur berkeping keping. Belum puas, dia ambil lagi dia masukkan kedalam Vas bunga yang ada airnya. Perempuan itu terkejut tidak menyangka pemuda itu bereaksi sekeras itu. Padahal dia tidak merekam apa apa sekarang HPnya hancur nggak bisa dibetulkan lagi. Dia miris juga apalagi dia tau Anton anak pejabat.
Anton menyambar tas sekolahnya dan berlari menuju pintu.
Tiba tiba perempuan itu memeluknya dari belakang.
"Masih hujan sayang nanti kamu basah dan sakit kan sebentar lagi mau ujian. Sekarang juga aku bisa ganti HP yang baru aku nggak marah kok. Aku kaget aja. Biasanya pemuda sepertimu senang dapat pengalaman sama aku dan malah ketagihan.
Pemuda itu menghentikan langkahnya dan tampak frustrasi.
"Jangan munafik sayang, kau pasti menikmati, walaupun tampaknya yang pertama kali bagimu. Tapi kalau sudah terbiasa, kamu akan ketagihan seperti cowok cowok brondong yang lain", seringai si wanita merasa menang dan bisa memperdaya pemuda tampan tersebut.
"Najis", kata si pemuda dengan geram sambil mencengkeram dagu si wanita dan menghempaskan si wanita itu sampai tersungkur di lantai.
Wanita itu meringis, dasar ****** tetap saja dia merayu si pemuda yg udah membanting pintu dan ngacir keluar, langsung menyambar motornya dan menjalankan motornya kaya orang kesetanan.
"Perempuan laknat kok bisa bisanya dia menjebakku". Gumamnya sambil melarikan motornya menuju rumahnya.
Perempuan yg masih tersungkur dilantai itu, tertawa penuh percaya diri.
"Kau pasti akan kembali mencariku, karena kau salah satu asset terbaikku dari sekian yang terbaik. Ha ha ha." Tertawanya persis seperti i*l*s.
*****
Sampai dirumah, ibunya, sudah menunggu dengan cemas karena sudah waktu isya anaknya belum pulang sekolah.
"Aduh nak, bajumu basah kuyup sini ibu siapkan handuk, keringkan tubuhmu. Mandi dulu atau makan dulu. Makan dulu aja terus makan obat. Ibu siapkan air hangat terus mandi langsung tidur. Kamu kan mau ujian jangan sampai sakit". Kata ibu beruntun nggak pake titik dan koma saking khawatirnya.
"Tyo dan Amie kemana bu"? Tanya Anton, sambil mengeringkan badan dan rambutnya dengan handuk yg disodorkan ibunya.
"Tyo lagi pergi sama bapak, bapakmu minta ditemanin beli makanan burung dan Amie lagi di kamarnya ngerjain PR." Ibunya menjawab dengan lembut penuh kasih sayang.
"Aku mau makan dulu ya bu nanti sekalian keatas baru mandi". Anton menjawab dengan santun sapaan ibunya.
*****
Anton anak pertama dari 5 bersaudara. Tyo adiknya baru kls 1 SMA, Amie kelas 2 SMP dan 2 orang lagi Cindy dan Ajeung masih SD. Ayahnya, pak Wintoro, yg berasal dari Batu, Malang adalah seorang Petinggi Aparat Negara di Jawa Timur dan ibunya wanita Solo, bu Suryaningsih, yg halus budi bahasanya hanya seorang ibu rumah tangga yang sangat menyayangi anak anaknya. Dia tau suaminya sibuk makanya pengasuhan dan pendidikan anaknya dipegang langsung olehnya tanpa banyak merepotkan suaminya.
Setelah makan ditemani ibu dan adik adiknya yg masih SD, Anton minum obat yg diberikan ibunya lalu pamit mau langsung istirahat dikamarnya. Dia membaringkan tubuhnya dikasur, tiba tiba dia ingat ada PR Fisika yang harus dia kerjakan. Dia sangat tertarik dengan pelajaran Fisika makanya dia bercita cita melanjutkan kuliahnya ke Perguruan Tertinggi terkenal di kota Bandung.
Hanya waktu 20 menit PRnya udah beres karena dia memang anak pintar di jurusan Fisika dari kelas 3 Fis 1. Segera dia menyambar handuk, berlari kekamar mandi, mengguyur tubuhnya dengan shower yang hangat karena sudah disambungkan oleh ibunya dengan tabung gas di dapur.
Dia pandangi tubuhnya frustrasi.
"Aku sudah ternoda ya Allah, ampunilah aku yang bodoh ini" bisiknya sambil menangis.
Selesai mandi, dia kembali merebahkan dirinya dikasurnya yang empuk, tapi terasa panas dan dia tidak bisa tidur.
*****
Di sebuah Super market yang tidak jauh dari SMA Pahlawan.
"Hi, Anton, kamu Anton kan?" Seorang cewek seksi mengagetkan Anton.
"Ya, mbak. Mbak siapa?"
"Apakah kita pernah kenal sebelumnya?"
Cewek seksi itu tersenyum dengan manisnya sambil berkata. "Saya Anita kakak kelasmu waktu SMA masa kamu lupa? Kamu murid SMA Pahlawan kan? Aku kelas 3 kamu kan kelas 1, baru masuk".
"O ya? mbak, maaf aku lupa". Kata Anton dengan acuhnya sambil menuju kasir mau bayar belanjaannya.
"Kamu lagi beli apa?" Cewek itu terus membuntutinya.
"Beli pensil 2B dan isi ballpoint warna hitam" jawab Anton tanpa menoleh ke perempuan itu.
"Udah beli?" Cecar perempuan yang sepertinya dapat buruan baru.
"Udah mbak". Anton berlalu sambil menuju tempat parkir.
"Ya udah, pulang sekarang? Mbak ikut ya tempat kost mbak nggak jauh dari sini. Mau kan antarin mbak bentar?"
"Maaf mba, saya bawa motor". Kata Anton sambil memakai jacketnya.
Anita menggumam "Ya enakan bawa motor kan lebih hangat" tapi Anton tidak mendengar karena sibuk pake jacket dan helm.
Dasar Anita perempuan ******, wanita penggoda, entah bagaimana semua itu terjadi tanpa disadari oleh Anton pemuda baik baik, pintar dan anak yg santun sama orang tua. Dia tidak sadar dicekokin obat tidur dalam minumannya.
Terngiang kata kata Anita, ini pertama kali kan? Ntar pasti kamu ketagihan. Kalau mau gaya gaya yang lebih panas datang aja kesini, ntar mbak ajarin. Augrrrh. Anton menjambak rambutnya dan menangis. Ya Allah, apa yang sudah aku lakukan? Dasar perempuan laknat, simpanan om om kali. Akhirnya Anton tertidur dengan membawa penyesalan yang tidak berujung.
*****
Pagi pagi Anton sudah bangun, siap siap mau sekolah dan mengantar Amie dulu ke sekolahnya sedangkan Tyo ikut bapak karena sejalan dengan kantor bapak. Tyo sekolah di SMA negeri, dan tempat Tyo sekolah merupakan SMAN terbaik di kota itu, sudah tentu merupakan sekolah favorit juga. Sedangkan SMA Pahlawan adalah sekolah swasta yg bergensi dimana murid muridnya banyak anak pejabat dan anak orang kaya. Anton beruntung karena berasal dari keluarga terpandang dan juga orang penting sebagai pejabat tinggi. Selain itu keluarga ayahnya punya kebun apel di Batu 25 hektar. Punya rumah sewaan untuk para wisatawan
Ada 5 rumah yang dijadikan home stay untuk para pelancong baik dari dalam negeri maupun dari manca negara.
Anton masuk pekarangan sekolah menuju tempat parkir, yang sudah mulai penuh. Tanpa basa basi Anton menyambar tasnya terus berjalan di koridor menuju kelasnya.
*****
Bonyok teman sekelasnya lagi uring uringan sambil berteriak, "dasar perempuan laknat, wanita ******, simpanan Om Om".
Deg aku langsung teringat Anita jangan jangan Bonyok udah jadi korban perempuan itu, terus aku? Korban yang ke berapa?.
Aku dekatin Bonyok sebetulnya namanya Benny, tapi karena dia tukang berkelahi, dan pernah bonyok waktu di keroyok oleh anak anak dari sekolah lain, kami namakan dia si Bonyok, tapi dia tidak berkeberatan, anehnya dia malah senang. Tapi dasarnya, si Bonyok memang anak baik, suka belain anak cewek yang digoda oleh anak anak dari sekolah lain.
"Nyok, lo kenapa? Salah makan obat? Ngamuk nggak jelas", kataku.
"Ton, lo ingat si Anita cewek ganjen waktu kita kls 1, dia kls 3 dan paling sering ngerjain gue, lo dan Ferdi waktu OSPEK?"
Aku shock nggak bisa ngomong sesaat. Begitu agak tenang, aku bertanya. "Terus kenapa dengan dia?"
"Lo kurang gaul kali, dia lagi cari mangsa pemuda pemuda yang masih perjaka supaya dia tetap awet muda dan seksi untuk santapan Om Om. Dia tidak segan keluar uang dan menghamburkan uang yang dia dapat dari Om Om, untuk menjebak para perjaka yg masih orsinil"
"Kok gitu? Masa? Kata siapa? Kayanya dia baik dan sopan aku nggak percaya", begitu banyak pertanyaan yg ditujukan ke Bonyok, cuma aku yang diam saja sambil gemetar.
Untung pak guru Fisika datang dan kami menuju kursi masing masing. Aku duduk sebangku dengan Bonyok, sambil melihat ke papan tulis, Bonyok berbisik ditelingaku.
"Hati hati lo, yang dia incer cowo imut imut kaya lo".
Aku terdiam dan keringat dingin, aku sudah nggak konsentrasi belajar Fisika.
Pak guru bilang, "kumpulkan PRnya, tidak ada lagi yang menulis".
Soalnya masih banyak yang masih asyik menulis menyalin PR teman, termasuk buku PRku ada entah dimeja siapa.
Pulang sekolah, aku dan Bonyok, tidak langsung ketempat parkir tapi duduk duduk dulu dibawah pohon mangga yg sedang berbunga lebat. Semua orang tau hampir setiap pekarangan di kota ini ditumbuhi pohon mangga.
"Lo tau dari siapa? Jangan fitnah". kataku sementara aku masih shock seperti orang linglung.
Bonyok bercerita dan aku menyimak dengan gemetaran.
*****
Lo tau nggak kemaren si Su***l datang kesekolah mau kasih sumbangan, hampir saja pihak sekolah kecolongan, karena uang yang mau dia sumbangkan itu uang hasil l***r. Untung, secara tiba tiba ada email masuk ke email sekolah, membongkar kebusukannya lengkap dengan foto foto fulgar dia sedang dalam selimut dengan seorang bandot tua yang pastinya sanggup membayar mahal tubuhnya. Akhirnya pihak sekolah menolak dan menasihati si s**d*l, supaya jangan mencemarkan nama sekolah. Dasar semua mulut ember, berita itu tersebar keseluruh SMA Pahlawan dengan cepat tanpa bisa di filter, malah ditambah bumbu bumbu agar lebih pedas.
*****
Bonyok mengajak Anton pulang bareng terutama bubaran sekolah, karena si s.n.al pasti mencari mangsa pas anak anak pulang sekolah.
Aku manggut manggut sambil berfikir keras bagaimana menghindari perempuan itu.
Aku melangkah gontai ketempat parkir beriringan dengan Bonyok, tiba tiba jantungku berhenti berdetak, melihat si Anita lagi celingak celinguk seperti ada yg dicari.
"Nyok, lo lihat nggak tuh si piaraan Om Om lagi mengintai mangsa". kataku pada Bonyok.
"Mana"? Bonyok langsung nyamperin tu si perempuan, tanpa malu malu memegang dagunya, dan berkata,
"Nyari mangsa ya cur?"
Bonyok yang memang jago bela diri, menghempaskan si Anita ke tanah. Perempuan itu meringis, aku hanya bersembunyi dibalik pohon, ketakutan, takut kalau Anita melihatku.
Semua warga sekolah yg masih belum pulang, lalu nyamperin tuh cewek sambil berteriak.
"*******, *******, nyah lah dari lingkungan sekolah kami jangan kau kotori dengan aroma tubuhmu yg bau bangke itu". Teriak mereka beramai ramai.
Anita meringis kesakitan sambil berlari menjauh sambil mengamcam. Bonyok yang memang tempramental, mengejar Anita sambil bilang.
"Lo ngancam gue. Lo udah bawa virus ke lingkungan kami, lo berani ngancam gue? Tunggu aja gue patahkan kaki lo, dasar *******". Semua orang bersorak riang si virus menjauh sepertinya ketakutan, karena pihak sekolah udah mengancam melaporkan ke polisi kalau berani mengganggu siswa SMA Pahlawan. Aku gemetaran bagaimana kalau dia bilang bahwa aku sudah jadi korbannya. Aku mau menangis tapi malu sama si Bonyok, aku langsung pulang memacu motorku sampai rumah. Sepertinya si Anita muncul mau cari aku, aku merinding.
Ibu sudah menunggu dengan senyumnya sambil memangku sibungsu Ajeung yg manja nggak ketulungan.
"Hayu masuk kita makan, mas mu udah pulang" kata ibu kepada adik adikku.
"Bapak udah pulang bu?" Aku bertanya pada ibu.
"Belum, bapak terus ke Kediri ada kasus yang sedang ditangani. Tu adik adikmu udah kumpul semua".
Aku makan tanpa ganti baju seragamku, habis makan aku langsung naik ke atas ke kamarku.
"Leh, tanggal berapa kamu ujian? Belajar yang benar kalau mau melanjutkan ke Bandung". Kata ibu dengan lembutnya.
Semua ucapan ibu, kata kata ibu, selalu menyejukkan hatiku. Apapun masalahku, bagaimanapun mumetnya pikiranku, begitu mendengar kata kata ibu, semua jadi sirna. Ibuku memang perempuan luar biasa. Belum pernah aku mendengar ibu berdebat atau bertengkar dengan bapak. Dan aku juga nggak pernah dengar bapak marah atau membentak ibu.
"Ya bu, senin depan. Besok 3 hari libur, katanya untuk persiapan ujian". Jawabku.
"Ya, nilaimu harus bagus. Ingat cita citamu". Kata ibu.
"Ya bu, aku istirat dulu ya bu". Aku langsung lari ke kamarku membanting tubuhku ke ranjang. Aku takut, takut ketemu Anita, perempuan yang telah mengacaukan hidupku.
*****
Lanjutkan nggak? Pasti dong. Ini tulisanku yang pertama. Pasti banyak salahnya baik bahasa maupun tanda bacanya. Aku butuh dan saran untuk melanjutkan tulisanku ini. Terima kasih.