SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Rise Of The Dark Wyvern

Rise Of The Dark Wyvern

Ch. 1 - Part 1

KEBEBASAN YANG DIRENGGUT

"Ayah, aku pulang".

"Selamat datang, Rein".

"Bagaimana dengan sekolah mu?", tanya Ayah Rein yaitu Ralph.

"Sangat menyenangkan yah..", jawab Rein senang.

"Baguslah.. Kau bisa bergaul dengan anak-anak di sini", kata Ralph tersenyum.

"Ayah penelitian apa yang kau lakukan sendirian sampai tidak mengajak anggota di Gunung Everest ini?", tanya Rein yang saat itu penasaran.

"Penelitian yang sangat rahasia. Ini adalah penelitian yang jika berhasil maka akan mengubah nasib dunia", jawab Ralph.

"Baiklah, aku akan berusaha sekuat mungkin membantu ayah", ucap Rein semangat.

"Hahaha.. terima kasih ya..", balas Ralph.

Aku Rein. Anak dari seorang peneliti yang hebat. Aku dan Ayah ku pindah ke Nepal di dekat Gunung Everest karena ayah ku ingin melakukan penelitian.

"Ayah di sini ada kubangan air yang hangat", teriakku memanggil ayahku.

"Hahahaha... kau tidak bisa membohongi ayahmu. Tidak mungkin ada kubangan air yang hangat di gunung bersalju ini", jawab ayah sambil melihat ke segala arah.

"Tapi ini betul yahh..Lihat bahkan ini bisa kuminum", balas ku sambil minum air itu.

Ayah yang mendengar kalau aku meminum air itu pun datang dan berkata, "Rein jangan minum sembarangan air".

"Baiklah".

Ayah pun menyentuh airnya.

"Apa ini? Airnya benar-benar hangat", kata Ayah terkejut setelah memegang airnya.

Dengan cepat ayah mengambil botol dan mengisinya dengan air itu.

"Ayah ingin apa?".

"Ayah akan meneliti air ini. Jangan ganggu ayah selama beberapa minggu ya..".

"Baiklah".

Sudah berminggu-minggu ayah tidak keluar dari kamar.

"Ayah.. Sarapan sudah selesai", panggil ku.

"Tunggu sebentar. Taruh saja makanannya di luar kamar", sahut ayah.

"Baiklah. Aku akan pergi sekolah dulu", jawabku sambil meletakkan makanannya di depan pintu kamar.

Aku pun pergi sekolah dengan lesu. Setelah aku pulang sekolah, makanannya masih belum disentuh sedikit pun.

Dengan rasa menyesal karena sudah memberitahu ayah tentang air itu.. aku pun keluar dari rumah dan mendaki.

Tiba-tiba auman yang sangat keras muncul dari atas langit. Kulihat ke atas ternyata aku melihat sesuatu yang harusnya tidak ada.

Wyvern. Itulah yang ku simpulkan dari bentuknya yang seperti ular bersayap dan memiliki dua kaki.

Wyvern itu mendekat ke arah desa tempat kami tinggal dan menghancurkannya dengan semburan sesuatu yang berwarna hitam.

Setelah menyaksikan hal itu aku langsung turun dari gunung dengan cepat sampai terbanting berkali-kali.

"Ayah!! Ayah!!", teriakku.

Aku pun sampai di rumahku. Yang kulihat di sana adalah ayahku yang tertimpa bangunan dan berdarah.

"Ayah kau tidak apa-apa?", tanya ku sambil berusaha mengangkat kayu yang menimpa ayah. Tetapi itu terlalu berat.

"Maafkan ayah nak.. ayah telah menjadi peneliti dan orang tua yang gagal", kata ayah dengan suara serak.

"Tidak ayah. Kau telah menjadi orang tua yang baik dan peneliti yang hebat", kata ku sambil menangis keras.

"Hiduplah dengan bebas Rein. Ayah sudah meneliti bahwa kau lah yang akan menyelamatkan dunia ini", kata ayah sambil mengelus pipiku sebelum nafas terakhirnya.

"AYAHHHHHHH!!!!!".

Aku pun berjalan ke arah kota di dekat situ.

"Hey nak! Apakah kau berasal dari desa itu? Apa yang terjadi?", tanya penjaga di kota itu.

"Wyvern telah menyerang desa itu. Semua orang mati", jawabku muram.

"Wyvern? Apakah kau bercanda nak?", tanya nya lagi.

"Tidak mungkin dia bisa bercanda dengan situasi ini. Tadi juga kita mendengar auman yang sangat keras yang berasal dari portal di langit puncak Gunung Everest", kata satu orang lagi.

"Hey nak siapa namamu?".

"Nama?".

"Iya nama mu".

"Nama ku Rein. Orang yang akan menyelamatkan dunia ini".

《*****》

Setelah perang dunia ke 4 yang mengerikan dan menghancurkan setengah dari benua Afrika, sebuah ancaman kembali menyerang manusia yang baru saja lolos dari bahaya.

Ancaman itu berasal dari puncak gunung tertinggi di dunia yaitu Everest. Dua bulan setelah perang dunia ke 4 selesai, saat semua negara masih memulihkan ekonomi mereka masing-masing.

Sebuah portal besar muncul di langit puncak Everest. Warga setempat sudah memperingatkan pemerintah tetapi pemerintah tidak mendengarnya karena sibuk memulihkan ekonomi dan mengira semua itu hanya khayalan.

Lima bulan selanjutnya pemerintah mulai memperhatikan portal itu karena ramalan seorang gadis berumur 10 tahun yang meramalkan bahwa setelah 1 tahun portal itu terbuka maka akan muncul suara auman yang keras dan dapat didengar oleh seluruh dunia.

Awalnya pemerintah masih belum percaya. Tetapi yang dikatakan gadis itu menjadi kebenaran. Auman sangat keras itu terdengar sampai seluruh penjuru dunia dan beberapa orang bersaksi bahwa mereka melihat Wyvern.

Lalu pemerintah dari berbagai negara meminta gadis itu untuk meramalkan lagi. Setelah mendengar ramalan gadis itu pemerintah pun menjadi kaget dan sangat waspada.

Mereka mulai membangun sebuah kubah besar dan kuat yang disebut The HAT (The Human Activity Territory). Masyarakat dunia mulai mengatakan bahwa pemerintah sudah gila karena membangun hal seperti itu yang dapat membuat anggaran sebuah negara habis untuk satu kubah. Sedangkan Wyvern itu yang disebut juga Dark Wyvern terdeteksi di seluruh dunia sebelum menghilang.

Setelah Dark Wyvern itu menghilang beberapa Dragon, Pegasus, Phoenix, Amphithere, Wyrm, Drake dan Wyvern lain muncul satu-persatu dari portal di Everest. Semua orang berkata saat itu bahwa zaman ini adalah Zaman Rewind karena beberapa kota besar di dunia menjadi tanah yang dengan rumput yang segar lagi.

Dan anak-anak yang berasal dari tempat yang dampak dari serangan di kumpulkan di sebuah tempat. Tempat itu disebut Captivity (Penangkaran) karena anak-anak yang terkena serangan itu memiliki beberapa kondisi yang berbeda.

Di sanalah Rein yang sudah berumur 16 di tempatkan untuk diperiksa.

"Lapiz. Ini adalah pemeriksaan terakhir kita. Apakah kau tidak takut?", tanya Rika.

"Tentu tidak. Aku tidak sepertimu Rika", jawab Lapiz.

"Bagaimana denganmu Rein?", tanya Rika.

"Aku? Aku tidak tahu. Aku hanya akan mengikuti arus saja", jawabku dingin.

"Kau hebat yah..Rein. Kau tidak pernah merasakan rasa takut", kata Rika kagum.

"Rasa takutku sudah habis waktu itu", kata ku pelan.

Mereka berdua pun melihat satu sama lain dan terlihat kebingungan.

"Kau memang aneh ya..", kata Lapiz kepadaku.

"Terserahmu ingin menyebutku apa", balas ku.

"Rika...Silahkan masuk ruang pemeriksaan", kata seorang peneliti dari sebuah ruangan.

"Semangat Rika", ucap Lapiz.

"Terima kasih", balas Rika sambil menungguku mengucapkan sesuatu.

"Ya...Semangat", kata ku lesu.

"Terima kasih".

Dia pun masuk ke ruang pemeriksaan dan keluar dengan tampang senang.

"Sepertinya kau bebas", tebakku.

"Haha.. kalian juga semangat lah", balasnya.

"Lapiz..".

"Sudah waktunya. Sampai nanti", kata Lapiz melambaikan tangan.

Dia pun akhirnya keluar dari ruangan itu setelah beberapa lama.

"Semangat Rein", katanya.

Aku pun masuk ke ruangan itu. Semua peralatan canggih berada di situ dan aku pun mulai diperiksa.

"Anak ini! Dia adalah Inverter!", seru peneliti itu.

"Ayo kita bawa ke CAGE".

Aku pun dibawa pergi oleh mereka. Di tengah perjalanan aku bertemu Rika dan Lapiz.

"Rein?", tanya mereka terkejut.

"Kurasa aku akan menunggu lebih lama lagi untuk keluar. Sampai jumpa", kata ku.

Mereka pun terkejut mendengar apa yang kukatakan. Maaf ayah, mungkin aku akan sulit untuk hidup bebas.

Aku dibawa keluar dari Captivity dan masuk kedalam kendaraan militer yang besar. Di perjalanan aku melihat ladang luas dan kubah yang besar tempat manusia sekarang tinggal.

Setelah peperangan dengan korban jiwa terbanyak yaitu kurang lebih 2 Miliar orang, kebebasan kami direnggut oleh makhluk yang selama ini kami percayai tidak ada.

Beberapa jam pun berlalu, aku sampai di sebuah fasilitas pemerintah yang bernama CAGE itu. Di dalamnya terdapat beberapa orang yang seumuran dengan ku yang disebut Inverter.

Aku pun duduk dan diam saja sebelum seseorang datang.

"Semuanya selamat datang di CAGE. Namaku Espen van Noorden, pemimpin dari CAGE. Kalian adalah Inverter yang terpilih untuk membalikkan nasib dari dunia ini", katanya untuk membuka pidatonya.

"Kalian lah harapan terakhir dari umat manusia".

~

~

~

Ch. 1 - Part 2

KEGELAPAN PENGHANCUR

"Kalian lah harapan terakhir dari umat manusia".

"Tunggu sebentar. Apa itu Inverter?", tanya seseorang di antara kami dengan rambut hitam lurus, mata biru laut dan perawakan gagah.

"Kamu Solis bukan? Inverter adalah orang yang mendapatkan kekuatan dari makhluk mitologi yang kami sebut MyMA (Mythology Mighty Animal)", jawab Espen.

"Tidak mungkin. Jika memang benar begitu, kenapa kami tidak bisa mengeluarkannya?", tanya seorang gadis dengan rambut side ponytail berwarna blonde, mata hijau segar dan perawakan galak.

"Memang, tidak mudah untuk kalian mempercayainya. Tetapi, kami sudah memeriksa gelombang tubuh kalian yang sedikit aneh. Dan kemungkinan cara untuk memicu kekuatan itu adalah dengan mengubah gelombangnya dengan gelombang lain, kesedihan mendalam dan yang terakhir... kondisi tubuh yang sekarat, Shella", jelasnya.

Artinya cara yang paling aman untuk dilakukan adalah mengubah gelombang tubuh dengan gelombang lain, sedangkan cara yang paling efektif adalah kondisi tubuh yang sekarat.

"Baiklah. Ada pertanyaan lagi?", tanya Espen.

Seseorang dengan rambut coklat berantakan dan perawakan garang pun mengangkat tangan.

"Aku ingin bertanya. Apa yang akan kalian lakukan jika kami tidak berhasil menggunakan kekuatan itu?", tanya nya dengan tatapan tajam.

"Kami akan melakukan sesuatu terhadap kalian untuk menjaga rahasia dari kekuatan ini. Setelah itu kalian bebas. Silahkan berunding terlebih dahulu. Jika sudah selesai maka kalian akan dibawa ke ruangan tempat gelombang kalian akan diubah", jawabnya sambil pergi dari ruangan itu.

Mereka pun berkumpul dan berunding. Sekitar 15 orang jika dihitung dengan ku.

"Hey.. kamu yang di sana. Ke sini lah sebentar", panggil anak bernama Solis itu kepadaku.

Aku pun menoleh dan menanggapi panggilan itu.

Setelah aku menghampiri mereka, aku bertanya, "Ada apa?".

"Kau sejak masuk tadi terlihat santai saja dan tidak melakukan apa pun. Ada apa denganmu? Apakah kau tidak memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya?".

"Aku hanya akan mengikuti arus selama arus itu mengarah ke tujuanku", jawabku.

"Kau benar-benar adalah orang yang aneh", balas gadis bernama Shella itu.

"Baiklah. Kurasa kita sudah sepakat untuk melindungi umat manusia", kata Solis.

Kami pun diantarkan ke ruangan tempat gelombang tubuh kami akan di ubah. Di dalamnya terdapat peralatan yang sangat canggih.

"Baiklah. Silahkan masuk ke dalam alat ini. Jika tubuh kalian sedikit bersinar maka kekuatan kalian sudah bisa digunakan", kata Espen.

Kami pun masuk ke dalam masing-masing alat itu secara bersamaan. Alat itu pun mulai menyala dan mengubah gelombang tubuh kami secara bertahap. Semuanya terlihat tenang, tetapi entah kenapa hanya aku sendiri yang merasakan kesakitan.

"Arghh..", jeritku yang merasakan sakit di seluruh badan.

Mereka berniat menghentikan proses pengubahan gelombangnya tapi aku mengisyaratkan kepada mereka untuk tetap melanjutkannya.

Beberapa orang sudah selesai dan tersisa aku dan seorang perempuan dengan rambut biru yang panjang lurus di sampingku. Tidak lama kemudian kekuatannya pun terpicu. Tersisa aku sendiri lah yang masih tersiksa.

Mereka semua berkali-kali berniat menghentikan proses pengubahan gelombangnya, tetapi aku tetap berusaha untuk menahan rasa sakitnya.

"Arghhh.....", teriak ku semakin besar.

"Hey hentikan saja. Kau tidak bisa menahannya lagi", kata Solis kepada ku.

Tiba-tiba alat itu rusak dan menghentikan proses perubahan gelombangnya. Aku pun jatuh pingsan.

"Hey kau", panggil mereka semua.

《*****》

Aku pun terbangun. Matahari sudah mulai terbenam. Aku masih bisa merasakan rasa sakit diseluruh tubuhku. Apa yang akan mereka lakukan kepadaku yang bahkan tidak bisa menggunakan kekuatan itu?

Bagaimana aku bisa menyelamatkan dunia jika kekuatan saja aku tidak punya?

Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamar ku.

"Espen? Begitu ya.. aku tidak bisa digunakan lagi. Lakukan lah sesuka hati mu", kata ku ketika melihatnya.

"Tidak bisa begitu... Kami akan memberikan kau kesempatan untuk diubah gelombangnya lagi. Tapi jika kau melakukannya lagi maka kau bisa mati", balas Espen.

"Tidak apa-apa. Aku akan tetap melakukannya meskipun berkali-kali harus menjalaninya", jawab ku tegas.

"Baiklah. Aku akan memanggil mu nanti saat alatnya sudah selesai diperbaiki. Sementara ini latih lah fisik mu".

Aku terlalu asik mengobrol hingga tidak menyadari ada yang menguping pembicaraan kami.

Keesokan harinya aku berlatih fisik dengan berlari 10 Km, push up dan sit up 100 kali. Di seberangku aku melihat mereka yang megeluarkan dan mengendalikan api, air, angin, tanah, petir, es, cahaya.

Masing-masing pemiliknya 2 orang. Mereka semua bahkan sudah berlatih menggunakan serangan gabungan. Sepertinya mereka semua genius.

Aku pun mendapat panggilan dari Espen. Dengan cepat aku pakai bajuku dan membereskan barang-barangku. Setelah itu aku pergi ke ruangan itu dan menghadapi semua kesakitan itu lagi. Aku masuk ke dalam alat itu dan alat itu pun mulai bekerja.

"Arghhhhhh..........", jeritku yang lebih besar dari kemarin.

Aku terus menahan kesakitan lagi. Tubuh ku mulai melemah dan pandangan ku mulai buram. Sesaat sebelum pandangan ku hitam semua, aku melihat gadis dengan rambut biru hari itu di depan pintu dan berusaha menghentikan prosesnya.

Ternyata dia yang menguping. Pandangan ku pun menjadi hitam tanpa melihat apa-apa. Sedangkan gadis itu berteriak dan berusaha mengeluarkanku dari sana.

"Dia sudah mati", kata seorang peneliti.

"Kenapa kau melakukan ini Espen?", tanya gadis itu kepada Espen.

"Tenanglah Mila. Dia yang ingin melakukannya", jawab Espen.

Lalu sisa anggota dari Inverter pun juga tiba di sana. Mereka sangat terkejut dengan keadaanku yang mengenaskan ini.

Sedangkan di dalam diriku aku hanya bisa melihat kegelapan tanpa ujung. Beberapa kali aku mendengar auman yang tidak asing bagiku yaitu Wyvern Kegelapan. Aku melihatnya terbang mengelilingiku dan kuputuskan untuk melawan dia dengan cara menendang dan memukulnya.

Akhirnya setelah beberapa menit dia kewalahan dan aku pun mencoba untuk memerintahnya.

"Terima lah aku sebagai majikanmu, datanglah jika ku panggil dan berikan kekuatan mu kepadaku".

Dia pun mengaum lagi dan seketika kegelapan itu menjadi lima kali lebih pekat dari pada sebelumnya.

"Kenapa kau tega sekali membiarkannya mati?", tanya Solis kepada Espen.

Tiba-tiba kegelapan pekat dirasakan oleh mereka dari tubuhku. Mereka mulai kebingungan sekaligus ketakutan melihat badanku yang bergerak lagi.

"Jangan-jangan dia diserang olehnya", kata Espen panik dan terkejut sambil melihat Mila.

"Oleh siapa?", tanya Shella yang bingung.

Mila yang menyadarinya pun berkata, "Ya... dia diserang oleh Wyvern Kegelapan".

"Wyvern Kegelapan?", tanya semua orang di sana.

"Benar-benar Wyvern kegelapan yang pertama kali muncul lewat portal itu?", tanya Solis memastikan.

"Iya tidak salah lagi. Beginilah kekuatannya", jawab Mila.

Energi dalam diriku mulai membesar dengan cepat.

"Kalian semua minggir dari sini atau kalian akan mati", pinta Espen.

Tak lama setelah itu aku pun mengeluarkan ledakan kegelapan yang sangat dahsyat.

~

~

~