SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
PEWARIS YANG HILANG

PEWARIS YANG HILANG

PEWARIS YANG HILANG

PEWARIS YANG HILANG

BAB 1.

Hari ini adalah hari Senin. hari dimana semua Mahasiswa akan kembali masuk kekampus untuk kembali melakukan rutinitas belajar setelah kemarin libur.

Jerry yang juga adalah seorang mahasiswa tidak terkecuali. dia yang terburu-buru berjalan cepat menaiki tangga. namun tidak disangka dia secara tidak sengaja bertemu dengan empat orang siswa di lorong menuju ke kelasnya.

Jerry mengenal keempat anak itu. dia adalah Anton, Zeck, Herman dan jhon.

Jerry yang saat ini sedang terburu-buru segera bergegas pergi. namun tanpa di duga Anton yang dikenal sebagai ketua keempat anak itu menghadang langkahnya dan berkata

"hei teman-teman, lihatlah kucing kurap ini!. dia kelihatannya sedang tergesa-gesa."

Herman yang berada di samping Anton segera menimpali. " seperti nya kamu sedang buru-buru Jerry. apa yang membuatmu seperti dikejar-kejar hantu?" kata Herman bertanya sambil tersenyum jahat.

"Maaf Herman aku buru-buru ke kelas karena saat ini aku telah terlambat." kata Jerry dengan senyum kecut. dia dapat membayangkan bahwa saat ini dia akan mendapat masalah. karena seperti biasa, sebagai siswa miskin yang menyedihkan, dia hanya dijadikan sebagai objek hinaan dan cacian para siswa yang memang anak orang kaya.

"oh... kenapa harus terburu-buru Jerry? duduk lah disini bersama kami." kata Anton membujuk".

"maafkan aku Anton, tapi aku benar-benar sedang terburu-buru. jika aku disini pasti aku akan terlambat ke kelas." Kata Jerry dengan nada memelas.

saat Anton mendengar penolakan dari Jerry tampang nya langsung berubah marah.

"sungguh berani kamu menolak keinginan ku Jerry. Apa kamu tidak tau siapa aku?" Kata Anton yang mulai marah lalu melanjutkan, "percayalah bahwa aku akan membuatmu sulit jika mencoba membangkang kemauanku."

"Anton,. tolonglah sedikit beri aku pengertian!

aku harus menghadiri kelas. aku takut jika aku terlambat pasti akan dihukum. kamu kan tau bahwa aku disini tidak boleh melakukan kesalahan. jika itu sampai terjadi, pihak kampus pasti akan menarik kembali bantuan subsidi kuliahku." Jerry berusaha untuk meminta pengertian dari Anton agar dia segera di izinkan untuk segera pergi dari tempat itu.

Saat itu Herman yang berada di samping Anton segera berkata

"Jerry, kamu terlalu banyak alasan. aku tidak perlu berkata basa basi padamu. kau telah menolak keinginan kami sekarang rasakan ini!"

Herman langsung mengirim sebuah tinju kearah perut Jerry. Jerry yang tidak menduga akan diperlakukan seperti itu hanya bisa terkejut. saat tinju itu menyapa bagian perutnya dengan telak, seketika Jerry terbungkuk merasakan mual di perutnya.

Saat itu Anton menghampiri Jerry lalu berkata,

"Jerry kamu terlalu berani menolak ajakan kami. sekarang apakah kau masih akan menolak?" kata Anton sembari menarik kerah baju Jerry.

Jerry yang saat ini telah kembali tegak berkata,

"Anton, tolong lepaskan aku. bukannya aku ingin menolak ajakanmu. tapi kamu kan tau bahwa hari ini aku ada kelas. aku harus pergi. jika tidak pasti aku akan mendapat hukuman."

mendengar penolakan Jerry, Anton segera memelototkan matanya lalu berkata

" apa? lepaskan? kami justru akan menghajarmu disini. percaya lah kata-kataku bahwa kau akan menyesal karena telah menolak ajakanku."

Setelah itu Anton langsung memerintahkan Zeck dan jhon untuk memegangi tangan Jerry. setelah mereka memegangi tangan Jerry. Anton yang bertindak sebagai tukang pukul mulai mengepalkan tinjunya. menggosok-gosok tinjunya lalu. mengarahkan ke arah perut Jerry. namun sebelum tinju itu sampai ke sasaran, tiba-tiba sebuah suara berteriak dari belakang.

" HENTIKAN!!!"

Anton segera menghentikan aksinya. memutar tubuhnya dan berbalik menghadap kearah datangnya suara tadi. dan ternyata suara itu datang dari seorang gadis.

Anton menyeringai, tersenyum sumbing kemudian segera memperbaiki dan merapikan kerah baju Jerry sambil berbisik, "kali ini nasib mu baik. tapi awas kalau kamu berani bicara macam-macam!."

kemudian Anton berbalik tersenyum dan berkata

"Lisa.... ngapain kamu disini? apakah ada sesuatu yang bisa saya bantu?"

lalu Lisa menjawab.

"Aku kebetulan akan pergi ke kelas untuk bertemu Rina. Tapi tidak ku sangka aku bertemu dengan mu disini. dan yang paling tidak ku sangka adalah kamu membully Jerry.

Anton menjawab.

"Ah kamu salah faham Lisa. Aku, Herman, jhon dan zeck hanya becanda. semua tidak seperti yang kamu bayangkan. bukan begitu Jerry?" tanya Anton.

Jerry hanya mengangguk pelan dan berkata,

"benar Lisa. Anton hanya becanda. tidak berniat untuk menyakitiku." kata Jerry gugup.

Lisa menghela nafas dan berkata, "ok baiklah jika begitu." Setelah itu Lisa kembali berkata, "Eh Jerry aku ingin meminta bantuanmu. bukan kah kamu sekelas dengan Rina?"

Jerry hanya mengangguk sebagai tanda mengiyakan pertanyaan Lisa.

kemudian Lisa kembali berkata. "tolong sampaikan kepada Rina bahwa aku akan menunggu nya di perpustakaan sore ini! jangan sampai lupa ya!" Kata Lisa sambil tersenyum.

Jerry hanya mengangguk kemudian segera berlalu pergi. sambil menarik nafas yang terasa sangat berat dia segera menuju kelas.

Dalam hat,i Jerry terus diliputi rasa tidak nyaman.

"sampai kapan aku harus terus-terusan mengalah begini? aku bukannya tidak mampu melawan, namun jika Aku melawan itu pasti akan sangat berdampak terhadap pelajaran dan kuliahku disini. padahal untuk membayar biaya kuliah aku hanya bisa mengandalkan Bea Siswa dan bantuan dari subsidi sebagai pelajar golongan miskin."

"Bagaimana pun aku harus bisa bertahan terhadap semua penghinaan yang aku alami disini."

Jerry terus melangkah masuk ke kelas. disana semua siswa telah hadir semua untuk mengikuti mata pelajaran yang disampaikan oleh dosen bernama pak Robert.

"hmmmm untung saja pak Robert belum masuk. Jika tidak, pasti aku akan dalam masalah lagi kata Jerry dalam hati sambil menarik nafas legah.

begitu Jerry masuk ke kelas, teman-temannya yaitu Ryan, Daniel dan Riko segera menyambutnya.

"Hey Jerry..., mengapa kamu terlambat? kata Daniel bertanya begitu Jerry sampai di kursinya.

Jerry hanya menarik nafas lalu berkata, "tidak ada apa-apa. Aku tadi bertemu dengan Lisa."

lalu Jerry segera memutar kepalanya mencari sosok Rina. begitu dia melihat Rina di kursinya Jerry segera berseru. "Oh ya Rin,. Lisa titip pesan padaku kalau dia akan menunggumu sore ini di perpustakaan."

"Ok makasih ya Jerry." Kata Rina sambil tersenyum kepada Jerry.

Riko yang sedari tadi hanya memperhatikan segera bertanya. "Jerry, jawab aku dengan jujur! mengapa kamu kelihatan sangat gugup? apakah Anton dan teman-temannya mengganggu kamu lagi?"

"Tidak kok" Jawab Jerry.

"Ah...., sudahlah jangan di perpanjang lagi. Aku benar-benar tidak ingin menimbulkan masalah." Kata Jerry sambil menatap serius kearah Riko.

Daniel yang duduk di samping Riko segera berdiri dan berkata "Jerry,, kamu tidak boleh terus-terusan diam dan pasrah begitu dong. kamu harus melawan. jika tidak, percayalah dengan kata-kataku ini. jika kamu terus menerus diam diperlakukan begitu kamu akan semakin di injak-injak oleh mereka."

"Huh..., kita harus membalas! Siang ini kita tunggu mereka di jalan menuju kantin." Kata Daniel dengan kemarahan yang meluap-luap.

Jerry yang mendengar rencana Danil segera berkata. "Danil... sudahlah! jangan menambah masalah. kamu, aku Riko dan Rian harus sadar diri. kita harus tau siapa kita ini dan siapa mereka itu. mereka adalah anak orang-orang kaya di kota ini. apa kamu tidak tau bahwa ayah Anton selalu menyumbangkan dan berinvestasi di kampus kita ini? Jangankan kita, bahkan bapak Rektor pun tidak berani menegur Anton dan teman-temannya."

Mendengar ini Riko lantas menyelah. "Tapi Jer..., kita tidak boleh hanya pasrah saja menerima perlakuan mereka. Aku yakin andai kita melawan, mereka pasti bisa kita hajar sampai babak belur." Kata Riko sambil mengepalkan tinju nya.

Memang diantara mereka berempat, Riko adalah jenis orang dengan temperamen yang cepat panas. Dia tidak pernah takut dengan siapa pun. Tapi, justru itu yang membuat dia sering mendapat masalah di kampus.

Jerry tersenyum pahit kemudian berkata "Riko, Rian, Danil, aku tau kita pasti mampu menghajar mereka. tapi kalian harus ingat seperti apa aku di kampus ini. aku tidak lebih dari seorang pelajar miskin yang hanya bisa belajar dengan bantuan Bea siswa dan Subsidi dari dewan kampus. kalian tau kan bahwa subsidi aku, aku peroleh dari persatuan mahasiswa di kampus ini. keadaanku berbeda dengan kalian. walau kalian bukan anak orang kaya, tetapi orang tua kalian mampu. sedangkan aku? Aku hanyalah seorang anak yang malang."

"Aku hanya yatim piatu yang kebetulan di adopsi oleh pak yosep. mereka hanya seorang petani yang sudah tua. mereka mengasuhku hanya atas dasar kemanusiaan. Jika tidak, mungkin mereka tidak akan mengangkatku sebagai anak mereka karena aku tau untuk mengisi perut seorang aja mereka kepayahan. Apa lagi ditambah dengan perutku. untuk makan mereka harus berpindah pindah dari mengerjakan kebun milik mereka di pagi hari setelah itu mereka harus mengambil upah di kebun orang lain pada sore harinya."

Saat menceritakan keadaan kehidupannya, Jerry hanya bisa tertunduk lesu.

Banyak pasang mata yang bersimpati melihatnya. Namun tidak sedikit juga pasang mata yang merasa jijik melihat orang miskin seperti Jerry ini.

Riko dan Rian menepuk bahu Jerry dan berkata, "Maafkan kami Jerry. kami terbawa amarah sehingga tidak berfikir akan akibatnya jika sampai kami menyebabkan kamu jatuh kedalam masalah."

"Andai kalian menuntut balas atas apa yang mereka lakukan padaku, sudah pasti mereka juga akan mempersulit kalian disini. ingatlah bahwa mereka memiliki banyak uang. selalu ada cara yang akan mereka lakukan untuk menyakitimu. aku berharap kalian tidak terlibat dalam masalahku. Saat ini aku masih mampu bertahan." Kata Jerry sambil meletakkan tas nya lalu bergegas duduk.

Disaat yang bersamaan ketika Lisa akan meninggalkan Anton dan kawan-kawannya, tiba-tiba Anton memberanikan diri berkata.

"Lisa em... em... em... apakah kamu... eh.. maksud ku siang ini bolehkah aku mentraktirmu untuk makan siang di kantin?"

Lisa menjawab. "Terimakasih atas tawaranmu. tapi siang ini aku akan makan dikantin bersama Rindi dan Jenny." Kata Lisa menolak dengan halus ajakan Anton.

"Oh kebetulan kalau begitu aku akan mentraktir kalian bertiga. bagaimana jika kita dan kedua teman mu itu makan bersama siang ini di kantin? Kebetulan Herman, Zeck dan Jhon juga ingin lebih akrab dengan kedua sahabtmu itu. Please Lisa jangan menolak ajakanku." Kata Anton seraya mengatupkan tangannya didepan dada sebagai bentuk permohonan.

Melihat Anton yang memelas seperti seorang anak kecil akhirnya Lisa tidak tega untuk terus menolak.

Dia kemudian mengangguk dan berkata "kalau begitu sampai ketemu siang ini di kantin." Kata Lisa sambil melangkah pergi.

"yessss..... yesssss....yessssss....." Kata Anton dengan sangat bersemangat. dia segera melompat kegirangan seperti anak kecil yang mendapat mainan baru. namun dia. segera berhenti melakukannya setelah dia berpaling dan menyadari bahwa Lisa sedang menatapnya dengan ekspresi wajah yang sukar diartikan.

Anton membuang wajah malu-malu. menatap kearah Herman kemudian mengangkat alisnya.

Sambil menggelengkan kepalanya, Lisa kembali berjalan meninggalkan mereka untuk kembali ke dalam kelas.

Anton tampak sangat ceria. sambil tertawa bangga dia berkata, "Lisa bagianku" Kata Anton sambil menepuk dadanya.

" awas jika ada diantara kalian yang berani mengganggunya!" Ancam anton dengan serius.

Zeck, Jhon dan Herman tertawa terbahak-bahak sambil berkata. "siap boss.... jangan khawatir. kami tidak akan mengganggu lisa." Kemudian Herman berkata lagi. "Rindi juga sangat cantik. tidak kalah cantik dengan Lisa. aku akan berusaha untuk mendapatkannya." Kata Herman.

Anton tidak memperdulikan ocehan yang keluar dari mulut Herman. Dia sangat sibuk dengan pikirannya sendiri terhadap Lisa.

"Lisa oh Lisa..."

Siapa yang tidak tau dan mengagumi kecantikan kembang kampus ini. dia sangat cantik dan juga anak orang kaya. dia adalah pejajar yang sarat dengan prestasi. Dia cantik bagaikan bidadari yang turun kebumi yang menjelma menjadi mahasiswi dikampus ini.

"Pokoknya aku harus mendapatkannya." Kata Anton dalam hati.

memang siapa yang tidak kenal Lisa. salah satu dari empat bidadari di Golden university.

Semua kaum Adam selalu berusaha sekuat tenaga utuk hanya sekedar bisa mendekatinya. Bahkan hanya untuk sebuah kata hallo saja para mahasiswa harus rela berdiri di depan gerbang kampus. Dan hari ini Anton berhasil mengajaknya untuk makan di kantin kampus. Baginya ini adalah sebuah prestasi yang sangat luar biasa. Sesuatu yang bisa dibanggakan kepada mahasiswa2 lainnya.

Saat mengikuti mata kuliah, Anton tidak benar-benar bisa fokus terhadap materi yang diberikan oleh dosen.

Saat ini hatinya terlalu sibuk memikirkan tentang Lisa.

Seluruh penjelasan yang diberikan oleh dosen benar-benar tidak masuk ke otaknya.

Saat dosen melihatnya seperti itu dia hanya bisa menggeleng pasrah. jelas dia tidak berani menegur Anton.

Semua dosen tau bahwa ayah Anton adalah orang yang menginvestasikan sejumlah uang untuk pembangunan di Golden university ini.

Jadi, walau pun Anton tidak fokus mengikuti mata pelajaran, asalkan tidak berbuat onar di kelas itu sudah lebih dari cukup.

Saat ini Anton kembali melihat waktu di jam tangannya.

Melihat waktu masih kurang dari jam sepuluh, Anton segera menggerutu didalam hatinya.

"Dasar jam sialan. Mengapa begitu lambat? Apakah batrei nya habis?" Kata Anton sambil membolak balik jam tangannya, memejamkan matanya sebelah kemudian mengintip kearah jam tangan.

Spontan tindakan Anton ini membuat geli dihati teman-temannya. Namun untuk menertawakannya sama saja dengan mencari penyakit.

BERSAMBUNG.......

PEWARIS YANG HILANG BAB 02

Siang itu disaat mahasiswa yang lain sedang di kantin untuk menikmati makas siang mereka, Jerry yang terkenal sangat miskin di kampus hanya bisa tinggal didalam kelas.

Dia duduk sambil memegang tas plastik merah berisi goreng kerak nasi yang dia bawa dari rumah ayah angkatnya saat hari minggu kemarin dia mengunjunginya di rumah reot dikawasan kumuh di belakang Hillstret.

Jerry memasukkan sedikit demi sedikit makanan kemulut nya. kemudian meminum air yang dia bawa dari asrama menggunakan botol bekas kemasan air mineral.

Dia meneguk air tersebut lalu kembali memasukkan makanan nya kedalam mulutnya.

Terus terang sebagai mahasiswa di university elit seperti tempatnya belajar, orang tidak akan pernah menyangka bahwa ada siswa yang sangat miskin.

Ini bisa di lihat dari setiap mahasiswa yang menuntut ilmu disini adalah dari golongan kelas menengah ke atas. Walau pun ada beberapa siswa yang dari golongan menengah kebawah, namun para mahasiswa itu tidak begitu memprihatinkan seperti Jerry saat ini.

Ambil contoh seperti Daniel, Riko, Ryan dan beberapa mahasiswa yang lain. Mereka memang dari golongan menengah kebawah. namun untuk pakaian, makanan serta kebutuhan lainnya masih bisa dikatakan sangat layak.

Tapi hal itu berbeda dengan Jerry. Dia sungguh sangat memprihatinkan bahkan untuk makan pun dia harus menahan seleranya demi untuk bisa bertahan di keesokan harinya.

Ini lah Jerry, mahasiswa yang sangat miskin di Golden university.

Dikantin saat itu Riko dan Danil sangat muak melihat tingkah Anton yang dirasakan sangat berlebihan.

Semakin lama dia berada disana semakin muak yang dia rasakan didalam hatinya.

Semakin mual dan ingin muntah dia jadinya.

segera setelah itu, Riko berkata kepada Daniel.

"Daniel aku ke kelas dulu kata Riko lalu kembali berkata.

"semakin lama aku disini semakin aku ingin muntah melihat tingkah Anton yang norak itu."

Daniel hanya mengangguk dan berkata.

"Ok Riko. kamu pergi lah duluan. Sebentar lagi aku akan menyusulmu." Katanya sambil tersenyum.

Riko mengangguk lalu bergegas mengambil Roti beberapa bungkus, berjalan menuju kasir, membayar kemudian berlalu pergi meninggalkan kantin itu.

Daniel yang tadi nya masih ingin tetap duduk disana kemudian bergegas kekasir. membayar tagihannya kemudian berlari menyusul Riko lalu segera mensejajarkan langkah kaki nya dengan Riko.

Sesampainya di kelas, Riko memberikan Roti yang dia beli dari kantin kepada Jerry lalu berkata:, "Jerry,. makan lah Roti ini. Aku tau bahwa kamu tidak ke kantin siang ini. Ini pemberian ku dan jangan di tolak. aku tau bahwa kamu tidak suka menerima pemberian orang lain secara gratis. tapi kamu harus ingat bahwa kita adalah sahabat. ini terima dan makanlah tanpa banyak berfikir yang bukan-bukan." Kata Riko seraya menyerahkan bungkusan Roti ketangan Jerry secara paksa.

Jerry hanya menatap Riko dan Danil. Menerima Roti dan mengucapkan Terimakasih.

"Terimakasih Riko. tapi lain kali tolong jangan repot-repot menyusahkan diri kalian hanya untuk aku." Kata Jerry dengan wajah serius lalu melanjutkan. "Aku tau bahwa kamu juga butuh berhemat. Jadi, jangan susahkan dirimu demi aku. Yakinlah aku tidak apa-apa. aku telah lama terbiasa dengan keadaan ini." Kata Jerry bersungguh-sungguh.

"Oh Jerry.,, jangan katakan hal seperti itu.' Kata Riko.

"Aku tidak pernah berfikir akan menjadi seorang yang bisa kaya raya hanya karena hari ini aku tidak memberikan kamu Roti ini. kamu terlalu banyak berfikir yang bukan-bukan Jerry." Kata Riko sedikit cemberut. "Yang terpenting sekarang adalah kamu harus makan dulu. untuk hal-hal lainnya itu urusan nanti" Kata Riko acuh tak acuh.

Jerry mengangguk patuh. membuka bungkus Roti pemberian sahabatnya itu kemudian memakannya dengan sangat nikmat. Ada rasa haru menyelinap masuk kedalam lubuk hatinya.

Betapa setiap kekurangan yang aku rasakan namun aku selalu merasa bersyukur karena memiliki sahabat seperti mereka. kehangatan ini, rasa kasih sayang ini, rasa cinta ini bahkan tidak dapat dibeli oleh orang-orang kaya walau pun mereka memiliki pohon uang yang banyak.

Tak lama setelah itu, dari pintu kelas tiba-tiba Ryan muncul. Dia berjalan cepat menuju kearah mereka. ditangannya terlihat dia tengah membawa minuman susu kemasan dalam kotak.

Sesampainya kearah Jerry, dia langsung memberikan kotak minuman susu yang dia bawa lalu berkata;

"ini Jerry minum lah. sengaja aku belikan untuk mu." Kata Ryan sambil tersenyum.

Jerry mengangguk kemudian menerima kotak minuman yang di berikan Rian sambil tersenyum terharu.

"Terimakasih ku ucapkan kepada kalian karena telah memikirkan ku di hati kalian."

Daniel lalu berkata; "Jerry.. mengapa kamu begitu sungkan? kita ini adalah sahabat. apa pun itu kita tidak akan bisa tetap tenang jika satu diantara kita sedang membutuhkan bantuan. ini adalah hari mu. kemungkinan besok adalah hari kami. siapa yang tahu?" Kata Daniel penuh dengan kebijaksanaan yang dipaksakan.

Melihat ekspresi Danil layaknya seperti Ustadz atau pendeta yang sedang berkhotbah, membuat Ryan dan Riko tertawa terbahak-bahak.

Menyadari akan hal itu, Daniel juga kemudian ikut tertawa terbahak-bahak. "

hahahahahaha..."

Ruangan itu penuh dengan suara tawa mereka.

namun tak lama setelah itu Ryan berkata.

"Hei..., apakah tadi kalian melihat Anton mentraktir Lisa? Huh... Keong itu sungguh pandai menjadikan dirinya seolah-olah dia adalah seorang Hero yang tampan.

Puuih... aku sangat jengkel melihat senyum bangga di wajahnya. Padahal dia tidak tau bahwa Lisa sangat tertekan. aku tadi sempat melihat Lisa beberapa kali menarik nafas menahan jengkel di hatinya. Dasar Keong.... dimana ada wanita cantik disitu dia akan menempel." Kata Rian menggerutu.

"Suatu saat kita harus membuat perhitungan dengan Keong sawah itu agar dia tau seperti apa rasanya menjadi orang yang teraniaya."

Mendengar Ryan sedang berbicara dengan nada marah, Jerry yang baru saja selesai minum berusaha menenangkannya lalu berkata.

"Ryan,... Sudahlah! Tahan sedikit emosi mu! Biarkan Anton dan Lisa itu. apa yang mereka lakukan tidak ada hubungannya dengan kita.

ingat Rian.! Mereka bebas dengan urusan mereka selagi tidak mengganggu dan menyinggung kita. atau???" Sebelum melanjutkan kata-katanya Jerry tersenyum menggoda dan kembali melanjutkan kata-katanya.

"Atau jangan-jangan kamu suka ya dengan Lisa?"

Mendengan Jerry menebak dengan begitu saja membuat Rian tergagap dan berkata,

"Aku... ah aku... aku aku tidak. aku tidak." Katanya sambil mengangkat tangan.

"Aku tau diri. aku tidak pantas untuk menyukai Lisa. siapa aku ini yang berani untuk memimpikan kembang kampus

" Kata Ryan dengan tergagap lalu melanjutkan, "Tapi yang membuat aku jelas tidak senang adalah saat melihat Jenny juga ada disana. aku dapat melihat kalau Zeck selalu menatap kearah Jenny disetiap kesempatan. ini benar-benar membuatku marah. aku benar-benar marah saat ini." Kata Ryan dengan sorot mata yang tajam.

Melihat ekspresi Ryan yang marah, Daniel segera menggoda dan berkata,

"cieeee.... cieeee.... ternyata kamu suka ya sama Jenn" kata Danil sambil tertawa.

"hahahahaha..... percayalah Ryan!. Serahkan padaku. Aku akan mengatur perjodohan antara kau dan Jenny. Aku akan memastikan untuk mencari cara yang baik untuk menjadi mak comblang mu hahahaha..." Kata Danil tertawa.

Melihat Danil tertawa begitu Rian tersenyum kecut dan berkata dengan nada pasrah,.

"Aku tau itu akan sangat sulit. Mana mungkin dia akan menghitung kehadiran ku. Sudah lah! Daripada aku nantinya akan kecewa dan sakit hati, sebaiknya aku ihklaskan saja." Kata Ryan tertunduk lesuh.

Jauh didalam hatinya dia menyadari sesadar sadarnya bahwa jika Jenny adalah Bulan, maka dia hanyalah seekor Kunang kunang. perbedaannya sangat jauh.

Oleh karena itu, cara yang terbaik adalah menjaga jarak dan tetap mengagumi Jenny didalam hati nya saja. dia tidak perlu untuk mengutarakan isi hatinya. Baginya cukup melihat Jenny bahagia maka dia juga akan merasakan kebahagiaan yang sama.

Walau bukan lagi menjadi rahasia bahwa Jenny adalah salah satu dari ke empat bidadari kembang kampus yang sering menjadi pusat perhatian di kampus tempat mereka belajar.

Banyak para siswa lelaki yang memiliki kehidupan yang mewah mencoba untuk mendapatkan salah satu dari empat kembang kampus ini. Tetapi sejauh ini belum ada yang benar benar berhasil mendapatkan nya. ini yang membuat persaingan diantara mereka masih tetap terbuka dengan sangat lebar.

Banyak diantara anak-anak orang kaya yang selalu mencari kesempatan untuk bisa dekat dengan ke empat gadis ini. diantara mereka adalah Anton, Herman, Zeck dan Jhon. tetapi sejauh ini, mereka juga kelihatannya belum berhasil menaklukkan hati salah seorang dari gadis ini.

Terus terang saja, bagi para siswa laki-laki ini semacam kompetisi. selain mendapatkan nilai bagus di setiap mata pelajaran, hal yang juga tidak kalah begengsi lainnya adalah bisa mendapatkan salah satu dari ke empat bidadari ini.

Saat itu terjadi maka seluruh kampus akan gempar dan dapat dipastikan bahwa itu adalah prestasi terbesar bagi mereka.

Saat ini Jerry telah sepenuhnya selesai makan. tepat ketika dia mengusap tangannya dengan tisu, bel sekolah pun berdering menandakan bahwa mereka telah memasuki waktu belajar.

Saat itu seluruh siswa telah masuk ke ruangan kelas dan bersiap-siap untuk mengikuti mata pelajaran yang akan di pimpin oleh profesor Rudolf.

Tepat setelah mata pelajaran yang mereka ikuti sepenuhnya selesai, Rina yang berada dibangku paling depan berdiri. Dia berjalan menghampiri Jerry kemudian berkata,

"Hey.. Jerry. apakah kamu ada kegiatan sore ini? tanya Rina dengan senyum dan suara ramah.

Jerry mengangguk dan berkata,.

"Iya Rin... setelah ini aku akan pergi ke Restoran Bahagia untuk bekerja disana sebagai pelayan sampingan. yah lumayan lah buat nambah-nambah penghasilan." Kata Jerry sambil tersenyum.

Sedikit pun dia tidak pernah merasa malu untuk berkata jujur dan berterus terang bahwa dia akan mencari pekerjaan setelah urusan kuliah selesai.

Dan sudah bukan rahasia bahwa dia adalah mahasiswa miskin. Jadi, tidak ada yang memperdulikannya.

Jerry lalu melanjutkan.

"Kebetulan disana sedang kekurangan tenaga pelayan. jadi, menejer di Restoran ini menerima lamaran saya untuk bekerja setengah waktu disana. Tapi Rin ada apa yah kamu bertanya tentang kesibukan ku sore ini?" Tanya Jerry sedikit merasa penasaran.

Mendengar Jerry bertanya, Rina sedikit tersipu dan menjawab,.

"Ah tidak. tidak apa-apa. tadinya aku hanya ingin mengajakmu ke perpustakaan. yah.. hanya sekedar untuk berdiskusi tentang hal hal yang tidak aku mengerti. Semua orang kan tau bahwa kamu adalah siswa dengan segudang prestasi dan selalu mendapatkan nilai tertinggi diantara siswa yang lain. tapi yah tidak apa-apa jika kamu sibuk sore ini mungkin lain kali kita bisa belajar bersama secara kelompok." Kata Rina tersenyum malu-malu.

Jerry juga tersenyum dan berkata,

"Maafin aku ya Rina! aku benar-benar tidak bisa memenuhi ajakanmu. Tapi walau pun aku tidak bisa ikut, kamu masih bisa mengajak Riko. dia juga kan seorang mahasiswa yang memiliki prestasi yang tidak kalah hebat dibanding yang lain." Kata Jerry berusaha untuk rekomendasi kan sahabatnya yaitu Riko.

Dia tau bahwa Riko telah lama menyimpan rasa suka terhadap Rina. hanya saja sama seperti Ryan, dia tidak memiliki cukup keberanian untuk mengungkapkan isi hatinya kepada Rina.

Semua ini adalah karena status rendah yang dia miliki dimasyarakat kelas atas. oleh karena itu dia hanya bisa menyimpan rasa sukanya dan hanya bisa melirik sesekali kearah Rina dalam setiap kesempatan.

Tidak jarang juga Rina memergoki Riko yang sedang memandang kearahnya. Namun untuk ukuran wanita yang baik seperti Rina, dia tidak pernah mempermasalahkan tindakan Riko yang seperti maling ini. paling dia hanya tersenyum melihat Riko seperti kucing yang tertangkap basah mencuri seekor ikan.

Setelah mendengarkan saran dari Jerry, Rina pun mengangguk dan berkata. Terimakasih Jerry untuk saran mu. setelah ini aku akan coba menanyakan kepada Riko apakah dia bersedia untuk belajar bersama ku."

Mendengar kata-kata Rina, Jerry segera berkata.

"Pasti. pasti dia akan sangat bersedia. dia tidak akan menolak ajakanmu percaya padaku!"

Dalam hati Jerry berkata. "mana mungkin Riko akan melewatkan kesempatan langka seperti ini. Akan sangat bodoh jika sampai Riko menolaknya."

Seperti diketahui bahwa di Golden university ada empat bidadari yang sangat cantik. dan mereka dijuluki sebagai empat bidadari dari syurga. dan Rina adalah salah satu di antara ke empat bidadari itu. bersama nya ada Lisa, Rindiy dan Jenny. Riko sebagai pengagum setia pasti tidak akan melewatkan kesempatan baik ini.

Mendengar Jerry berkata bersungguh-sungguh Rina pun mengangguk lalu pamit untuk pergi. Setelah Jerry menganggukkan kepalanya, Rina pun segera berpaling dan melangkah pergi meninggalkan ruangan kelas tempat mereka tadi belajar.

Sesampainya di luar kelas, Rina buru-buru berjalan. dia sedang mengedarkan pandangannya mencari-cari sosok Riko.

setelah beberapa lama mencari akhirnya dia pun menemukan dimana Riko berada.

Saat itu Riko sedang berjalan santai bersama Ryan dan Daniel.

Rina segera menghampiri dan berkata,

"Hey Riko... apakah kamu tidak sedang sibuk sore ini?" Tanya Rina.

Riko yang mendengar suara yang sangat dikenalnya ini segera mengarahkan pandangannya kearah suara tersebut.

Seperti mimpi di siang bolong. Dia melihat Rina berdiri dihadapannya sambil tersenyum dan kembali mengulangi pertanyaannya.

Riko dengan kikuk menjawab sambil sedikit tergagap.

"Tid.. tid... eh tidak." Kata Riko menjawab.

Dia tergagap karena tidak menyangka bahwa Rina, gadis impiannya berinisiatif untuk menghampirinya dan bertanya.

Lalu Riko bertanya kepada Rina,

"Maaf Rina, kalau boleh tau ada apa kamu menanyakan itu padaku?"

Rina hanya tersenyum lalu berkata,

"Jika kamu tidak sibuk, aku ingin mengajakmu sore ini ke perpustakaan. aku ingin belajar secara kelompok dengan mu. itu pun jika kamu bersedia." Kata Rina penuh harap.

Riko yang pendengar ini spontan mengangguk mirip burung pelatuk sambil berkata,

"baik... baik... aku bersedia. aku tidak sibuk. aku akan menunggumu nanti sore di perpustakaan." Kata Riko dengan cepat.

Bagaimana tidak, kesempatan ini seperti sekali seumur hidup baginya. walau pun dia memiliki agenda lain, dengan sangat senang hati dia akan membatalkannya hanya untuk bisa lebih dekat dengan Rina.

Mendengar kesediaan Riko, Rina pun mengangguk. tersenyum manis lalu berkata.

"baiklah jika begitu aku akan segera pulang untuk mengganti pakaian." Kata Rina.

Setelah itu, Rina langsung berbalik dan melangkah pergi.

Riko, menatap Daniel dan Ryan seperti tidak percaya.

"Katakan sesuatu Ryan! Apakah aku tidak sedang bermimpi?" Tanya Riko.

Daniel yang berdiri disamping Ryan mengirimkan tamparan di pipi Riko.

Riko sangat kaget ditampar oleh Daniel. Dia segera berteriak. "woy Danil... sakiiit...." kata Riko sedikit marah.

Sambil tertawa Danil bertanya. "Apakah benar-benar sakit?"

Riko mengangguk sambil bersungut sungut.

Daniel tertawa sambil berkata. "Berarti kamu tidak sedang bermimpi" Katanya sambil menarik tangan kedua sahabatnya itu untuk terus melangkah pergi.

Ketiga sahabat ini pun berjalan pergi dengan perasaan masing masih penuh kebahagiaan.

Bersambung......