SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
JAGOAN YANG TERKHIANATI

JAGOAN YANG TERKHIANATI

PESTA PERTUNANGAN

Seorang pemuda tampan bernama Dylan Hopkins sedang asyik beristirahat disalah satu ruangan di Rumah Sakit.

Dia kelelahan karena sejak pagi dia sibuk melayani pasien, membantu para Dokter senior dan belajar meracik obat.

Saat sedang menikmati waktu istirahatnya, telponnya tiba-tiba berdering. setelah dicek, yang menelpon adalah nomor yang tidak dikenal. bukankah nomor ini yang sebelumnya menelpon? Diapun menerima telpon itu dengan santai.

"Hallo!"

"Dylan kamu lagi dimana?"

"Apa kamu tahu keberadaan pacarmu saat ini?" tanya seseorang dari seberang telpon

"Saya lagi dirumah sakit, maaf anda siapa? Memang kenapa dengan pacarku?"

"Apa benar kamu tidak mengetahuinya? Pacarmu saat ini sedang mengadakan pesta pertunangan dihotel Aston. Akan terlambat bagimu untuk menghentikannya jika kamu tidak segera kesana."

"Pacarku Mengadakan pesta pertunangan dengan pria lain? jangan membodohiku, kami sangat dekat. Dia tidak mungkin melakukan itu. Apa kamu tahu apa yang kami lakukan semalam?" jawab Dylan.

"Bro, aku sedang tidak membodohimu. Apa pacarmu bernama Erika stone? dia ada bersamamu jam sembilan, dan pergi jam sembilan tiga puluh aku benar, kan?" lanjut orang dari seberang telpon meyakinkan Dylan.

"Aku beritahu kamu, dia sedang berada dihotel Aston sekarang, aku sudah mengirimkan fotonya padamu. Kamu akan tahu ketika kamu sudah melihat foto-foto tersebut. Kamu pria yang payah, bahkan kamu tidak tahu kalau pacarmu sedang mengkhianatimu."

Sebelumnya Dylan pernah menerima panggilan telpon dari nomor yang tidak dikenal saat dia sedang sibuk bekerja.

Dia pikir itu hanya orang iseng. tapi, ketika orang itu dengan akurat menyebutkan namanya dan pacarnya, dia sangat terkejut.

Saat ini, dia sedang merokok, tangannya yang memegang rokok gemetar. Dilayar ponsel tampak pesta pertunangan, wanita didalam foto itu memanglah Erika stone Yang telah dipacarinya hampir tiga tahun belakangan.

Selain itu dalam foto itu tampak jelas Erika sedang berpegangan tangan dan terlihat sangat mesra dengan seorang pria. Jarak mereka sangat dekat. Wanita itu bahkan melingkarkan tangannya dileher pria itu.

Dylan tidak tahu siapa pria itu, pria itu hanya terlihat punggungnya dalam foto tersebut.

Lokasi didalam foto itu memanglah berada dihotel aston.

Apa sebenarnya yang terjadi, kenapa tiba-tiba dia melakukan itu? Dylan memikirkan kesalahan apa yang telah dia lakukan, sehingga Erika melakukan itu.

Dylan masih bingung, sulit baginya untuk mencerna kejadian yang tiba-tiba ini.

Karena selama ini, hubungan mereka baik-baik saja bahkan hubungan mereka semakin hari semakin dekat. Saking dekatnya kadang Erika menginap dirumahnya.

Kenapa bisa berubah jadi Seperti ini ...

Dia kembali tersadar dan ingin memastikan kembali kebenaran dari foto itu, bisa jadi fotonya diedit oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Dia masih belum percaya dengan apa yang telah dilihatnya.

Kemudian dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Erika. Tak lama kemudian telpon pun tersambung.

"Erika, sekarang kamu dimana?" tanya Dylan.

"Ada masalah apa? Aku sedang sibuk, Aku akan menghubungimu nanti. Kemudian Erika langsung memutuskan telponnya.

Dylan makin curiga, karena dia tidak pernah menutup telpon terlebih dahulu, dia akan selalu mencari bahan obrolan untuk sekedar berbasa-basi karena ingin bicara dalam waktu yang panjang. Namun sekarang ...

Dylan tidak puas dengan itu, dia kembali menghubungi Erika, telpon tersambung, namun detik berikutnya terdengar suara pemberitahuan sistem.

Maaf, nomor yang anda hubungi sedang sibuk.

Dylan kembali menghubungi, namun nomornya sudah dinonaktifkan.

Nomor yang anda hubungi sedang tidak aktif, mohon tinggal pesan.

Dylan menghubungi berkali-kali namun nomornya sudah tidak aktif. Padahal nomornya tidak pernah dinonaktifkan sepanjang waktu, bahkan kalau kehabisan daya sekalipun dia hanya mengisi daya dan dia tidak menonaktifkan ponselnya.

Kecurigaannya semakin meningkat, suasana hatinya menjadi kacau.

Sialan?

Bahkan orang bodoh pun bisa tahu kalau situasi ini ada yang tidak beres. Dylan tidak bisa berdiam diri lebih lama lagi, dia langsung menganti pakaiannya, lalu keluar dan menunggu taksi dipinggiran jalan, lima menit kemudian, taksi pun datang

"Mau kemana dek!" tanya sopir tersebut

"Ke hotel Aston pak, tolong dipercepat laju mobilnya pak, ada keadaan darurat disana." jawab Dylan dengan ekspresi khawatir.

Erika pasti punya alasan kenapa dia melakukan hal ini. Dalam perjalanan Dylan terus menerus membolak balikan foto dan berusaha menenangkan dirinya.

Erika merupakan lulusan kedokteran di universitas yang sama dengannya.

Dylan mengambil jurusan pengobatan tradisional dan setingkat lebih tinggi dari Erika. ketika dia masih mahasiswa tingkat dua, Erika mengejarnya. Mereka sudah bersama sejak saat itu.

Merekapun punya perjanjian, kalau Dylan menyelesaikan magangnya dalam setahun, mereka akan mempertemukan satu sama lain pada orang tua masing-masing.

Dan mereka sudah berjanji satu sama lain kalau mereka Akan selalu bersama selamanya. Semalam mereka masih bersama, namun sekarang tiba-tiba ada kabar bahwa dia sedang bertunangan dengan pria lain?

pasti ada alasannya, Dylan masih berpikir positif terhadap Erika.

Dylan memejamkan matanya dan terus berkutat dengan pikirannya.

Hotel Aston berdekatan dengan tempat kerja Dylan, dalam waktu sepuluh menit saja dia telah tiba dihotel Aston.

Dylan menarik nafas dalam-dalam lalu keluar dari taksi, dan langsung berlari menuju pintu hotel.

"Pak, apa anda punya undangan?" dipintu masuk seorang pelayan menghentikannya

"Pergi!"

Dylan mendorongnya dan langsung menerobos masuk kedalam hotel.

Ada begitu banyak orang yang berada dalam ballroom yang didekorasi dengan sangat indah, dan suasananya begitu ramai.

Dalam ruangan perjamuan itu, semua tamu undangan menoleh dan menatap Dylan dengan rasa penasaran. Tapi pandangan Dylan langsung tertuju ketengah panggung.

pandangannya langsung mengarah pada sosok wanita yang tengah bahagia, dan disampingnya berdiri seorang pemuda tampan.

Itu dia!

"Erika?"

Jantung Dylan berpacu dengan cepat, akhirnya foto itu terkonfirmasi juga keasliannya. itu memang bukan hasil editan namun foto asli.

Walau pun begitu dia tetap merasa sedih saat melihat wanita yang bersamanya selama tiga tahun bersanding dengan pria lain untuk melangsungkan acara pertunangan.

Hati pria mana yang tidak hancur.

Wanita itu juga menatapnya, matanya terlihat sangat kaget sekaligus panik. Namun emosi itu hanya sesaat. Tak berselang lama raut wajahnya berganti dengan rasa jengkel.

Melihat Dylan, Erika tidak menyingkirkan lengan pria yang masih merangkul pinggangnya itu. Dia Malah semakin menempelkan tubuhnya pada pria itu.

Pria yang berada disamping Erika melihatnya lalu mencibir, dia sangat tenang.

"Apa kah itu dia?" tanya Denny

"Dylan? mengapa dia datang kesini! Apa ada diantara kalian berdua yang memberitahu tentang ini?" tanya Erika kepada Denny.

"Aku tidak melakukan itu, Bagaimana aku bisa mengatakan itu padanya?" jawab Denny acu tak acu

Beberapa orang saling berbisik disudut ruangan. Merak adalah teman Dylan dan Erika saat kuliah.

Dengan langka pasti, Dylan berjalan menuju panggung, dibawah tatapan banyak orang, dia menatap Erika lalu menatap pria disampingnya.

Saat Dylan menatap pria disampingnya, dia sangat terkejut, dia berusaha mengingatnya akhirnya dia ingat, pria itu pernah bertemu dengannya sebelumnya.

Tiga hari yang lalu, Dylan dan Erika sedang berbelanja, ketika dia sedang memilih pakaian untuk Erika, pria ini menabraknya. Saat itu mereka sempat berdebat tentang hal itu.

"Yah, ternyata kamu!" cibir Dylan.

Kemudian dia bertanya dengan suara rendah, "jadi sekarang kamu terikat dengan pertunanganmu ya?"

"Erika, beri aku alasan jika kamu bisa meyakinkanku, aku akan memaafkan mu dan membawamu pergi dari sini!"

"Aku hanya ..."

Tanpa sadar Erika mundur selangkah, tetapi ketika dia melihat pria disampingnya, ketakutan dimatanya menghilang, "Ya Dylan, aku sibuk bertunangan dengannya."

Satu kalimat yang sederhana, namun kalimat itu seperti palu raksasa menghantam diatas kepala Dylan, wajahnya seketika memucat.

ketika melihat Waja pucat Dylan, rasa takut akan penghianatan pun langsung menghilang. diapun mendongak dan berkata,

"Membawa aku pergi dari sini? Dylan siapa kamu? Kamu tahu siapa dia? Dia adalah tuan muda dari Grup Cipta Nusa. Ini berkah bagiku bisa bertunangan dengan Denny. Kenapa aku harus pergi denganmu? Kamu membuatku jijik!"

**********

Apa Kamu Berpikir Sudah Mendapat Harta Karun?

mendengar kata-kata kejam itu, Dylan merasa kaku dan tidak bisa bergerak sama sekali seolah-olah sudah disiram satu baskom air es

Dibawah panggung, seorang wanita paru baya yang lumayan akrab dengan Dylan tiba-tiba berdiri sambil menunjuk-nunjuk kearahnya lalu berteriak,

"Kamu Dylan Hopkins kan? Lihatlah dirimu dan lihatlah pakaian yang kamu kenakan!

Bagaimana kamu bisa berpikir akan menikahi anak gadisku?"

"Ini sangat menjijikan, kamu sebagai seorang pria, apa pantas bagimu mengacau di acara pertunangan orang lain?"

"Kalau wanitamu memilih bertunangan dengan pria lain, jangan salahkan wanitanya, salahkan saja dirimu karena terlahir miskin! segera pergi dari sini!"

Serangkaian kalimat yang menyayat hati itu masuk ke telinga Dylan

Juan stone ayah Erik pun ikut mencibir!

"Kamu sangat tidak pantas bersanding dengan anak gadisku, Berani kamu mengacau disini? Dan berhentilah bermimpi untuk membawa anak gadisku pergi!"

Apa dia datang kesini ingin membawa Erika pergi? Ada apa dengannya? Beraninya dia merusak pesta pertunangan tuan muda Denny! Kata seorang tamu yang hadir.

Ini konyol, benar-benar konyol, aku tidak percaya ada hal semacam ini, aku baru saja melihat orang masuk dan mencoba membawa pengantin pergi? Aku pikir sedang menonton drama.

Para tamu disekitar baru menyadari apa sebenarnya yang sedang terjadi, kemudian mereka menunjuk-nunjuk Dylan dan mencacinya dengan kata-kata yang menyayat hati. bahkan sampai ada yang ingin menendangnya, namun ditahan oleh pihak lain.

Denny hanya mencibir dari samping, dia sangat menikmati pertunjukan ini, rasanya dia sedang menonton pertunjukan yang spektakuler dan paling seru dalam hidupnya.

Dylan hanya berdiri diam dan menerima semua makian dari Erika dan kedua orang tuanya, dia sangat syok atas perubahan sikap Erika dan kedua orangtuanya itu.

Dia seperti sedang bermimpi dan nyaris tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Semalam dia masih begitu mesra dengan Erika, hari ini dia langsung menjadi orang yang berbeda.

Tidak ada yang bisa menerima ini begitu saja.

"Erika, kita berdua pernah berjanji, bahwa kita akan terus bersama selamanya!" kata Dylan sekedar mengingatkan Erika akan janji mereka.

"Dylan ada apa denganmu? Apa kamu tidak bisa menerima kenyataan bahwa aku sudah menjadi tunangan orang lain?"

Erika menatapnya dengan senyum sinis,

"Kupikir, aku masih bisa bermain-main denganmu sebentar. Tapi karena kamu sudah mengetahuinya, aku akan mengatakan yang sebenarnya!"

"Kamu hanyalah seorang pecundang, Memang kamu punya apa? Uang, rumah, mobil apa kamu memilikinya? Kamu pria miskin yang tidak punya apa-apa, kecuali parasmu yang tampan!"

"Tetap bersamamu selamanya?"

"Hahaha Dylan, Dylan ... kamu terlalu naif! Kamu membuatku muak, keluar dari sini dan jangan pernah muncul kembali dihadapanku!"

Suara dingin itu langsung menjalar ke seluruh aliran darahnya, yang membuat amarahnya seketika meledak.

Dia mengangkat tangannya hendak menampar Erika, namun Erika langsung menghindar dan bersembunyi kesamping Denny.

"Denny, lihat dia, dia ingin menamparku."

"Jangan khawatir, kamu milikku, aku akan melindungi mu!" Denny memeluk Erika dengan mesra namun terlihat sombong.

"Dylan, apakah kamu masih ingat, apa yang kamu katakan padaku tiga hari yang lalu? Kamu mengatakan akan menunggu pembalasanku, kan?"

"Bagaimana?"

"Hari ini aku tidur dengan pacarmu dalam waktu tiga hari!"

"Hubungan tiga tahunmu tidak sebaik tiga malam menginap bersamaku. Aku harus mengatakan kalau pacarmu benar-benar hebat."

Denny meremas-remas pantat Erika dengan satu tangannya.

Erika langsung tersipu. dia pura-pura tidak mendengar perkataan Denny.

Dia bisa memiliki apapun yang dia inginkan jika bersama Denny! Apapun yang dikatakan Dylan sudah tidak penting lagi baginya dibandingkan dengan perasaan bahagianya saat ini. Dia sama sekali tidak peduli dengan keberadaan Dylan dihadapannya!

Orang tua Erika juga tidak peduli dengan apa yang dikatakan Denny.

Tiga hari yang lalu, Erika dan Dylan sedang berbelanja. Denny menabrak Dylan sampai berdebat dengannya dan Hampir adu jotos.

Denny mengarahkan pandanganya pada Erika beberapa kali, dia mengeluarkan setumpuk uang didepan Dylan dan mengulurkannya pada Erika dan bertanya, apakah Erika bersedia menjadi wanitanya?

Tapi Dylan berteriak dan langsung mengusir Denny. Denny pun mengatakan kalau dia akan membuat Dylan menyesalinya.

Ternyata Denny benar-benar mendapatkan Erika hanya dalam waktu tiga hari. dia sangat bangga dan menunjukan penghinaannya pada Dylan secara terang-terangan.

Dari samping, Erika angkat bicara,

"Dylan, aku beritahu kamu, suamiku sudah memesan tempat ini, jadi segera pergi dari sini. Bawah ini denganmu dan keluar!"

"Menjijikkan!"

Erika mengeluarkan cincin kayu dari sakunya dan melemparkannya pada Dylan. lalu menunjukan cincin berlian yang berkilau dijari manisnya sambil mencibir,

"Benar-benar pecundang bagaimana bisa kamu memberikan cincin kayu itu sebagai hadiah? Nah lihat, apa yang diberikan Denny padaku, cincin berlian lima karat. Kamu tidak akan perna bisa membelinya seumur hidupmu!"

Kemudian Erika melemparkan cincin kayu itu kearah Dylan. cincin kayu menggelinding di kakiNya.

"Katakan sesuatu! apa kamu takut?"

Denny mencibirnya, dan memperlihatkan senyum sarkas nya dan berkata, "Bukankah kamu sangat agresif tiga hari yang lalu? Apa sekarang kamu menyesalinya? Aku mengambil pacarmu karena kamu membentak aku."

"Nah, aku akan memberitahumu satu hal lagi, orang yang menelpon dan memintamu datang kemari adalah orang suruhanku. Aku hanya ingin kamu menyaksikan sendiri ketika pacarmu direbut olehku dan apa yang terjadi disini!"

"Pesta ini diadakan memang hanya untuk mempermalukanmu. Aku kaya, jadi aku bisa melakukan apa yang aku mau lakukan padamu. Apa kamu juga ingin melihat Aku tidur dengan Erika malam ini!"

Dylan adalah orang yang tekun dalam melakukan segala hal, meskipun Erika adalah seorang mata duitan, dia tidak peduli.

Dylan terkenal dimasa sekolah, Dia masuk sekolah lanjut pertama pada umur dua belas tahun dan menyelesaikannya dalam waktu satu tahun.

Kemudian dia masuk sekolah lanjut atas pada usia tiga belas tahun. Pada usia lima belas tahun, dia menjadi mahasiswa termudah di universitasnya.

dan saat ini dia sedang magang dirumah sakit padahal baru berusia delapan belas tahun.

Dikatakan bahwa, anak-anak dari keluarga miskin selalu bekerja lebih giat dari pada mereka yang menganggap dirinya kaya. Meskipun Dylan masih sangat mudah, dia pandai dan rajin seperti yang lainnya.

Dia paling terkenal disekolah dan menjadi ketua klub basket selama di universitas.

Sementara itu, Erika satu tahun lebih tua dari Dylan. Jika Erika tidak mengejarnya begitu keras, dia tidak akan perna melirik wanita itu.

"Denny kan? Kamu memang benar, Erika benar-benar hebat. Akulah yang telah mengajarinya hal-hal itu! Jika kamu menyukainya, aku akan memberikannya padamu."

"Dia hanyalah sampah bagiku, aku datang kesini hanya ingin mengkonfirmasi saja, ternyata memang benar. Apakah kamu benar-benar berpikir sudah mendapatkan harta Karun?"

"benar-benar konyol!"

Dylan mengatakannya dengan suara yang lantang dan keras. Mereka yang duduk didekatnya jelas mendengar apa yang dia katakan.

"Apa kamu tahu, sebelum dia datang padamu, dia mampir ke rumahku untuk sekedar bermain-main seperti biasa kami lakukan selam tiga tahun ini."

"Dia awalnya gadis polos yang tidak tahu apa-apa. setelah aku mengajarinya berbagai macam gaya bercinta, akhirnya sekarang dia terlihat hebat Di Matamu kan?"

"Hahaha ..."

Dylan tertawa terbahak-bahak.

Erika merasa malu, wajahnya menunjukan kekecewaan dan nafasnya tersengal-sengal. Seisi ruangan hotel hening untuk beberapa detik.

Dylan melirik Denny, lalu mengabaikan pria itu lalu membungkukkan badan mengambil cincinnya.

Apapun yang terjadi, dia tidak boleh kehilangan cincin itu, karena cincin itu penting baginya karena mewakili asal usulnya.

Latarbelakang Dylan memang sangat rumit, jika orang lain bertanya pada orang tua mereka tentang darimana mereka berasal, mungkin akan banyak jawaban yang berbeda.

Misalnya mereka dipungut dari tempat sampah, atau mereka hanya mendapat hadiah dari orang lain. Namun Dylan berbeda, dia benar-benar sebuah anugerah.

**********