SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Perempuan Itu

Perempuan Itu

BAB 1

"sarapan dulu mas". ajak Ayumi ketika suaminya sudah rapi dengan pakaian kantornya.

pria itu tak merespon sama sekali bahkan hanya tatapan datar dan cuek yang diperlihatkan kepada Ayumi.

tanpa mengatakan apapun dia berlalu meninggalkan Ayumi yang sempat memanggilnya tadi dikamar, helaan nafas keluar dari mulut wanita yang berusia 30 tahun itu.

Sudah lima tahun dia mencoba menaklukan hati suaminya yang bagaikan es batu di kutub Utara, tapi tak sedikitpun sang suami membalas perlakuan nya bahkan semakin hari Ayumi merasa jika suami nya selalu menghindar darinya.

Tak ingin berlarut dalam kesedihan, wanita segera menyusul suaminya ke lantai bawah. ternyata Dirga sudah duduk makan bersama dengan sang anak yang terus mengoceh mengenai sekolahnya.

Walaupun Dirga tidak mencintai Ayumi tapi sebagai pria normal tentu membutuhkan yang namanya penyatuan dan hal itu dilakukan pada Ayumi selaku istrinya, hingga lahirlah Dania sebagai pelengkap dalam rumah tangganya.

"papa antar aku ke sekolah dong". Ucap Dania dengan suara manjanya yang khas membuat Dirga tak bisa jika tak mengantarnya.

jika Dirga bersikap datar pada sang istri tapi berbeda dengan anaknya, dia begitu hangat layaknya ayah pada umumnya selalu memanjakan Dania dengan penuh kasih sayang.

Pria itu tersenyum hangat kearah anak semata wayangnya. "baiklah. Cepat habiskan makanan Dania yah".

"yeiiii, akhirnya diantar papa lagi ke sekolah". Teriaknya senang melihat kearah Ayumi dan Ayumi membalas dengan senyuman manis.

setelah menghabiskan makanannya, Dania segera beranjak dari sana dan menggandeng tangan Ayumi dengan bersenandung senang.

"ayo papa, Dania sudah selesai". Ujar anak itu menghampiri papanya yang sedang menelpon.

"papa..". panggilnya lagi menarik celana Dirga.

"baik aku akan segera kesana". ucap Dirga kemudian mematikan sambungan teleponnya.

Dirga berjongkok mengusap kepala sang anak dengan lembut.

"maafin papa yah sayang, papa nggak bisa antar Dania dulu ke sekolah hari ini karena papa ada urusan mendadak".

Gadis kecil itu langsung cemberut dengan mata berkaca-kaca, melihat itu Ayumi segera menghampiri nya.

"sayang, jangan menangis yah. papa lagi sibuk, cari uang untuk Dania beli boneka Barbie". Bujuk Ayumi agar tak menyakiti hati anaknya.

"tapi papa sudah janji sama Dania ma. Papa selalu saja seperti ini, apa papa nggak sayang sama Dania lagi ?". Tanya gadis kecil itu menatap Dirga Bahkan air matanya sudah menetes di pipi chubby nya.

Dirga menghela nafasnya panjang. "papa sayang kok sama Dania tapi papa nggak bisa sekarang, papa harus pergi kerja karena ada urusan mendadak".

Dirga menatap Ayumi dengan tajam seakan memberi kode agar Dania tidak merengek lagi. Melihat tatapan itu Ayumi segera menarik anaknya masuk kedalam pelukannya dan membisikkan sesuatu tapi Dania tetap menangis.

"papa....". panggil Dania yang melihat papa nya pergi.

"sayang tenang yah, biar mama yang antar Dania ke sekolah. Jika papa tidak sibuk besok pasti papa akan antar Dania". Bujuk Ayumi mengusap pelan pucuk kepala anak nya.

setelah berbagai drama akhirnya Dania berhenti menangis dan mau ke sekolah kembali.

***

"iya ini aku sedang menuju ke apartemen mu sayang". Kata Dirga melalui sambungan telepon.

"kok lama sih mas, dari tadi loh aku nungguin kamu sampai berkarat aku ini". ucap wanita itu sedikit manja.

Dirga yang mendengar nya terkekeh pelan. "maaf sayang, tadi Dania merajuk minta diantar ke sekolah".

"CK, anak mu itu mas menyusahkan saja. Kan ada ibunya yang bisa antar masa kamu lagi sih yang harus direpotkan". Gerutu wanita itu yang tak lain kekasih dari Dirga.

Walaupun sudah menikah dan memiliki anak tapi Dirga tidak pernah memutuskan kekasihnya, sebab pria itu sangat mencintai wanita itu. Dan Ayumi hanya dijodohkan dengan dirinya melalui paksaan dari orang tuanya. Padahal Dirga sudah mengatakan jika dia telah memiliki kekasih tapi orang tuanya tak menyukai kekasihnya itu.

"maaf sayang, ini kan juga sudah menuju kesana. Kamu sabar dikit dong".

"iya mas. Hati-hati dijalan yah". Akhirnya sambungan telepon mereka akhiri.

urusan penting yang dikatakan oleh Dirga tadi adalah ingin menjemput kekasihnya karena pagi ini wanita itu akan meeting bersama bos nya ditempat dia berkerja, makanya Dirga terpaksa tak mengantar Dania sebab kekasihnya sudah marah-marah sejak tadi.

"maaf kan papa sayang". Gumamnya tetap fokus menyetir.

Bersambung ...

Bab 2

Setelah mengantar anaknya, Ayumi berencana untuk mampir di supermarket karena bahan masakan yang ada dirumah sudah habis sebagian.

Ayumi kini berhenti di lampu merah, tak sengaja ekor matanya melihat mobil sang suami yang berada tepat disamping mobilnya. tak lama kaca mobil itu terbuka memperlihatkan sang suami bersama dengan seorang wanita yang tengah bergelayut manja di lengannya.

Ayumi terus menatap mereka, walaupun hatinya sedikit sakit karena ternyata Dirga mengatakan sibuk dengan pekerjaan sampai tak bisa mengantar anaknya ternyata sang suami sedang menjemput sang kekasih. Bahkan membiarkan Dania menangis begitu saja.

Dirga yang merasa ditatap, segera menoleh kesamping. Wajahnya menunjukkan keterkejutan karena baru kali ini istrinya mendapatinya berdua dengan sang kekasih.

pandangan mereka saling bertemu beberapa saat hingga lampu hijau dan Dirga segera melajukan mobilnya sedangkan Ayumi masih menatap mobil suaminya yang mendahuluinya.

Bip

Bip

suara klakson dari arah belakang membuyarkan lamunan wanita itu, dia segera menancap gas. Tujuannya kini bukan lagi ke supermarket melainkan ke taman untuk menenangkan diri sesaat.

Setelah menempuh perjalanan beberapa saat, akhirnya Ayumi sampai ditaman itu, dia segera keluar dari mobil dan berjalan kearah tempat duduk dibawah pohon dengan angin sepoi-sepoi.

"ternyata kamu begitu tega dengan anak mu sendiri mas. Sampai rela berbohong demi kerjaan tapi nyata kamu malah menjemput kekasih mu". Gumam Ayumi menatap lurus kedepan.

Entah kenapa tak ada air mata kali ini, yang ada hanya rasa sesak di dadanya tapi tak seperti biasanya.

"baiklah jika itu maumu. Kini kesabaran ku suda habis".

beberapa kali tarikan nafas dihembuskannya secara perlahan menetralkan emosi yang membuncah sedari tadi, kemudian melafalkan istighfar hingga hatinya tenang.

Sebenarnya tak ada yang salah dengan Ayumi, wanita itu begitu cantik. bulu mata yang begitu panjang dan lentik, hidung mancung serta kulit putih membuatnya memakai baju apa saja sangat cocok ditubuhnya.

Tapi Dirga tak bisa membuka hatinya untuk sang istri sebab hanya Aruna yang selalu terpaut dalam hatinya. Gadis dengan pakaian seksi dan tentu pakaian yang kekasihnya kenakan begitu modern.

Sedangkan Ayumi selalu mengenakan gamis dan jilbab untuk menutupi auratnya tapi pakaian yang dikenakan Arumi begitu bermerek dan tentu juga mengikuti trend.

Lagi-lagi Ayumi bukanlah tipe Dirga sama sekali. bahkan ketika mereka dijodohkan, pria itu menolak mentah-mentah jika harus menikah dengan Ayumi. Dia juga sudah mengatakan jika akan menikahi Aruna tapi orang tuanya sama sekali tak merestuinya sebab mereka ingin memberikan yang terbaik pada anaknya.

Apalagi sosok Ayumi begitu tangguh, wanita yang begitu mandiri sewaktu masih gadis, wanita pekerja keras hingga dia bisa membangun butik pakaian muslim diusianya yang muda bahkan terkenal dikalangan remaja dan juga ibu-ibu, menengah hingga keatas semua menyukai brand butik Ayumi.

***

Dirga pulang saat tengah malam, tentu pakaian kantor yang tadi pagi yang begitu rapi kini sudah sedikit berantakan.

Sebagai istri yang baik dan berbakti, Ayumi menyiapkan semua keperluan Dirga dengan baik, bahkan melayani suaminya dari menyiapkan air hangat untuk mandi, pakaian ganti sampai makan malam Ayumi kembali hangatkan.

Dirga sedikit mendesah akan perlakuan istrinya yang setiap hari melayaninya dengan baik. Terbesit sedikit rasa kasihan sebab belum bisa menjadi suami yang bisa diimpikan oleh wanita itu.

"tidak perlu menyiapkan makan malam untuk ku. cukup buatkan saja kopi dan bawa keruang kerja ku, sekalian aku ingin mengatakan sesuatu padamu". ucap Dirga berlalu meninggalkan Ayumi menuju ruang kerjanya.

Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut wanita itu sejak tadi, entah kenapa rasa cintanya yang tumbuh begitu saja sejak dulu kini perlahan mulai pudar digantikan dengan rasa kecewa.

Setelah membuat kopi, Ayumi segera membawanya keruang kerja Dirga sesuai permintaan sang suami.

"duduklah". pinta Dirga ketika Ayumi sudah meletakkan secangkir kopi di atas meja kerja suami.

Keheningan tercipta setelah Ayumi duduk, tak ada satupun kata-kata yang keluar dari mulut pria itu, pun Ayumi tak ingin memulai duluan. sebab dia haya dipanggil kesini dan pria itu mengatakan jika ada yang ingin di katakannya

Hembusan nafas kasar keluar dari mulut Dirga berkali-kali.

"aku akan menikahi kekasih ku dua hari lagi". Akhirnya kata menyakitkan itu lolos begitu saja keluar dari mulut Dirga

Deg

Seakan dihantam batu besar dalam dadanya, Ayumi sedikit meringis memegang dadanya yang sedikit sakit.

Dirga yang melihat itu segera mendekat kearah istrinya. tapi dengan cepat Ayumi mengangkat tangannya menyuruh agar suaminya tak menyentuhnya.

"tolong jangan mendekat". Kata Ayumi pelan.

Dirga kembali duduk sebab melihat penolakan sang istri yang tak ingin disentuh sedikit pun olehnya.

Ayumi berusaha mengatur nafasnya hingga beberapa saat wanita itu mulai menguasai dirinya dan mengusap pelan dada yang tadi terasa sakit.

"kenapa?". tanya Ayumi dengan wajah tanpa ekspresi.

"kenapa ? Karena aku mencintainya dan cinta kami terhalang sebab perjodohan s*alan ini. setelah melalui pertimbangan, aku akan tetap memperjuangkan cintaku untuk Aruna bahkan tanpa restu mu pun aku akan tetap menikahinya". Jawab Dirga tanpa memikirkan perasaan Ayumi.

Wanita itu kembali menghela nafas panjang. "baiklah. Tapi pulangkan aku secara baik-baik pada orang tua ku".

Dirga tercengang, dia mengira Ayumi akan menerima jika akan dimadu, tapi dugaannya salah besar wanita itu bahkan meminta dipulangkan secara baik-baik, itu artinya ayumi meminta cerai darinya.

"maksud mu ingin kita bercerai ?". tanya Dirga memastikan.

"aku tidak ingin dimadu, apalagi dengan wanita perusak rumah tangga orang". Jawab Ayumi dengan tenang.

Tangan Dirga terkepal kuat mendengar kata terkahir keluar dari mulut istrinya.

Brakkkk

"jaga mulut mu Ayumi, Aruna bukan perusak rumah tangga orang. orang ketiganya disini adalah kamu. Karena kehadiran mu, rencana ku untuk melamar Aruna sedari dulu harus batal sebab orang tuaku lebih memilihmu yang bukan apa-apa nya dibandingkan dengan Aruna".

"jangan pernah membandingkan diriku dengan nya Dirga. Sebaik-baik nya perempuan tidak merusak rumah tangga perempuan lain".

"JANGAN MENGATAKAN JIKA ARUNA KU PERUSAK RUMAH TANGGA S*ALAN!!". Bentak Dirga tak terima jika ada yang mengatai Aruna seperti itu.

Sungguh cinta menghilangkan akal sehatnya, dia bahkan lebih membela kekasihnya dibandingkan sang istri yang notabene sah Dimata hukum dan agama.

Ayumi tersenyum miring melihat itu kemudian berlalu dari ruangan itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sebab percuma karena pendirian pria itu tak bisa diganggu nya, cintanya begitu dalam pada sang kekasih.

Ayumi berjalan menuju kamar sang anak, wanita itu duduk disamping tempat tidur Dania dan mengusap pelan kepalanya.

"maafkan mama yang tidak bisa menjaga papa mu sayang". bisiknya.

Kini air matanya menetes secara perlahan bukan karena sakit hati akan Dirga yang ingin menikah lagi. Tapi dia memikirkan anaknya sebab Danai begitu sayang dengan papa nya dan begitupun sebaliknya.

***

"tenang sayang, aku sudah mengatakan padanya jika kita akan segera menikah". ucap Dirga melalui sambungan video call.

"bagaimana responnya mas ?". Tanya Aruna tak sabaran.

"ya begitu lah, dia ingin bercerai dariku". jawab pria itu.

"baguslah jika dia mengerti, sebab gara-gara dia kita tidak bisa bersatu seutuhnya selama dua tahun belakangan ini". cibirnya dengan mulut manyun.

"kamu tenang saja sayang, cintaku hanya untuk mu seorang".

Setelah berbicara basa-basi dan juga persiapan pernikahannya, akhirnya sambungan video call itu berakhir juga.

Bersambung...