SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Travelers System: I Escaped To One Piece

Travelers System: I Escaped To One Piece

Eps.1 Tersambar Petir

Di sebuah sekolah atau lebih tepatnya di ruang kelas, Seorang bocah laki laki meneriaki teman sebangkunya yang sedang membaca Manga "Oi Zeno sudah waktunya pulang! Kau bisa membaca manga di rumahkan ayo pulang!"

Sementara itu Zeno yang sedang membaca manga menguap "Haaaa~~ Apakah sudah pulang cepat sekali ada apa rupanya?" Melihat ke sekeliling Zeno terkejut karena teman-temannya sudah pada pulang.

"Ibu Desi bilang kalo hari ini itu rapat penting kau gak denger pengumuman pas baris tadi?" Teman Sebangkunya berkata dengan kesal, sementara itu Zeno yang sedang menyusun buku ke tas berkata "Hah? Aku tidak tau! Aku tidak baris tadi, Jadi Leon kenapa kau tidak memberitahuku dari tadi! Jika begitu aku lebih baik menonton anime di hp dibandingkan membaca manga" Zeno menatap Leon dengan tatapan tidak percaya.

"Eh! Wibu Akut, Masih mendingan ku kabari lagipula bagaimana kau bawa hp? bukannya tadi di depan ada pemeriksaan?" Leon berkata dengan marah namun dia terkejut melihat Zeno mengeluarkan HP-nya.

"Hahahah orang bodoh sepertimu tidak akan tau caraku!" Zeno tertawa terbahak-bahak dan mengejek Leon. "Cih Wibu!" Gumam Leon dengan kesal. Keduanya beranjak keluar sekolah dan jalan menuju rumah di karenakan rumah Leon dan Zeno bersebelahan jadi mereka berdua sering pulang bareng.

Sesampainya di rumah Zeno mengetuk pintu dan masuk sambil berkata "Bu Zeno Pulang!!" Ibunya yang ada di dapur tertawa dan berkata "Hahah Baiklah" Dia menganggap budaya yang Zeno jalankan terlalu lucu dan unik.

Kembali ke kamar Zeno langsung membuka komputernya dan mulai menonton Anime lagi, Beberapa jam kemudian ibunya menyuruhnya untuk berbelanja di pasar, Zeno dengan terpaksa harus memberhentikan menonton animenya dan pergi ke pasar untuk berbelanja kebutuhan rumah.

Namun dia membawa Payung untuk berjaga-jaga jika hujan, berbelanja sambil mengenakan headset bluetooth untuk mendengarkan lagu anime, Zeno keliling kesana dan kemari untuk berbelanja apa yang dibutuhkan.

Tiba tiba hujan melanda dikarenakan Zeno membawa Payung dia tidak takut untuk menerobos hujan, kebetulan jalan sedang sepi jadi dia membuka hpnya dan menonton sambil jalan, ilmu baru yang di pelajarinya.

Di tengah perjalanan ibu ibu dan bapak bapak yang ada di halte bus mengingatkan.

"Nak jangan main Hp saat hujan-hujanan nanti jika tersambar Petir akan bahaya bagimu nak"

Beberapa orang mencoba mengingatkan sementara Zeno menganggap enteng hal itu dan masih menonton hp sambil jalan di tengah Hujan. Tiba tiba tidak jauh dari halte bus itu petir menyambar tubuh Zeno yang membuatnya menguap dsn Seluruh rambutnya tegang.

Lalu dengan kaku Zeno jatuh ketanah tidak sadarkan diri.

Bangun-bangun Zeno melihat ke sekelilingnya dan menemukan dia berada di sebuah tempat.

"Hmm mirip seperti rumahku?" Zeno bingung melihat interior rumah ini lalu melihat banyak orang sedang mendoakan peti mati itu membuatnya terkejut.

"Ya tuhan ada orang meninggal disini aku sungguh tidak sopan! Maafkan aku Tuhan!" Lalu Zeno berdoa "Semoga dirinya diterima dengan tenang disana dan seluruh dosanya diampuni" Selesai berdoa Zeno melihat ke salah satu wanita yang menangisi keras peti mati itu.

"Sungguh menyedihkan apakah ini ibunya? dilihat dari ukuran peti matinya sepertinya masih anak anak?" Zeno mengucapkan kata kata sedih dia melirik kearah peti mati itu dan tidak bisa untuk tidak berkata-kata "Apa??" Zeno sangat terkejut melihat peti mati ini! Dari tadi dia tidak memperhatikannya namun melihat gambar gambar anime yang ada di peti mati itu Zeno sangat terkejut.

Dirinya gemetaran dan berkata "Apakah ini Wibu yang sesungguhnya bahkan saat kematiannya dia tidak melupakan anime favoritnya!" Zeno merasa merinding sebagai seseorang yang dikenal menjadi Wibu Akut dirinya belum pernah berjumpa sama sekali dengan Wibu Sejati.

"Eh Tunggu Apakah itu!! Dxd??? Whaattt!" Zeno sangat terkejut melihat foto ecchi dari anime Dxd. "Apakah ini Wibu tingkat senior?? bahkan di akhir kematiannya dia memberanikan diri memasang foto Waifu!!" Zeno menggelengkan kepalanya dan bergumam dalam hati "Sungguh sebagai seorang bergelar Wibu dihadapan orang ini gelar ku tidak ada apa apanya"

[Ding System Travelers dihidupkan, Hadiah pendatang baru di berikan]

[Ding Pengguna memiliki 1 Tiket Travelers]

[Apakah ingin menggunakannya?]

"Nannii???" Zeno terkejut melihat penjelasan System yang muncul di otaknya.

"Apakah ini System legendaris!!!" Menatap ke langit Zeno berkata "Akhirnya aku dapet pergi ke dunia anime yang kuinginkan selama ini!"

"Gunakan gunakan cepat cepat!" Zeno sangat tidak sabar bahkan langsung menggunakannya tanpa mempertanyakan fungsi System tersebut.

[Menggunakan Tiket Travelers! Memulai perjalanan ke dunia yang lain dalam kategori Anime]

"Yeee Uhuuii Akhirnya Dunia Highschool Dxd Kuuuu" Pada saat kesenangan yang berlebihan. ini membuat Zeno tidak sadar akan dunia yang akan di masuki serta peringatan dari System.

[Ding dunia berikutnya adalah Naruto]

[Ding mengingatkan karena tidak memiliki tubuh fisik jadi pemindahan kali ini akan membuat pengguna akan di lahirkan kembali menjadi bayi]

[Peringatan: Dunia Naruto saat ini memasuki Alur Waktu 10 tahun sebelum perang Shinobi ketiga dimulai. Ding peringatan Dunia Naruto sangat berbahaya apalagi saat masa perang bisa bisa anda menjadi umpan meriam.]

Setelah pemindahan dunia ke Naruto selesai, Di suatu desa atau lebih tepatnya rumah sakit yang ada di desa, seorang wanita dengan lembut memegang anak disampingnya yang tengah tertidur.

Sementara Pria Tangguh itu tersenyum bahagia juga merasa sedikit sedih, dikarenakan sebagai ninja dia merasakan kalau Perang Dunia Shinobi ketiga akan dimulai tidak akan lama lagi.

Eps.2 Perang Dunia Shinobi Ke-3

10 Tahun berlalu sejak lahirnya Zeno ke dunia yang baru ini, perang antar desa mulai terlihat dari konflik kecil-kecilan bahkan konflik yang dibesar-besarkan. Di kehidupan kali ini dirinya memberi pelajaran berharga untuk kedepannya dan mulai secara bertahap menjadi lebih dewasa akibat hilangnya orang tua 4 atau 5 tahun yang lalu, Zeno secara terpaksa tumbuh didunia yang kejam ini sendirian.

Dengan banyaknya perilaku tidak adil yang dilakukan hokage kepadanya Zeno secara bertahap mulai menghilangkan sifat naifnya. Dirinya tidak seperti Naruto yang memiliki sirkuit otak aneh dan bahkan tetap cinta kepada desanya yang seluruh rakyatnya menggelapkan dia dan menganggap dia monster.

Pada beberapa tahun terakhir Zeno belajar banyak dari pengalaman kedua orang tuanya tentang menilai dunia ataupun ketrampilan fisik dan lain lain. Jadi tidak masalah baginya untuk makan 2 kali sehari dengan ketrampilan yang sudah di ajarkan oleh orang tuanya. Zeno hidup mandiri dari usia 4 tahun di dunia yang kejam ini. Selain itu Zeno secara bertahap menghilangkan rasa cintanya kepada tanah air atau desanya karenakan kebijakan Hokage Ketiga yang tidak sesuai dengan kondisinya apalagi perilaku korupsinya yang membuat hidup Zeno menderita.

Pada saat ini Zeno sedang berada di sekolah Ninja, mendengarkan penjelasan guru dengan serius dan tidak melewatkan satu pun informasi yang diberikan. Pelajaran hidupnya selama ini mengajarkannya untuk tidak bertindak naif di dunia yang kejam ini, dengan kekuatan yang kuat Zeno mungkin akan merasa nyaman maka dari itu dia tidak akan melewati satu titik pun informasi dari guru sekolah Ninja ini.

Tiba sampai akhir pelajaran.

"Baiklah anak anak pelajaran di berhentikan! Setelah hari ini kalian semua telah di nyatakan lulus dan tingkat kalian sekarang adalah Gennin! Kemari dan ambil Pelindung Dahi ini!"

Informasi yang di berikan guru kali ini membuat kericuhan di hati murid murid lainnya kecuali Zeno. Dengan tenang di sudut dia menerima informasi yang di berikan dan bergumam.

"Apakah sudah begitu tidak sabar? Sandaime?" Murid perempuan di sampingnya mengerutkan keningnya saat mendengar gumaman Zeno namun dia tidak begitu mengerti dan ikut bergabung ke kelompok ninja perempuan lainnya untuk mengalami kebahagiaan menjadi ninja resmi.

Melihat pemandangan kebahagiaan dari para murid-muridnya, Guru yang mengajar mau tidak mau menggelengkan kepalanya dan merasa sedih sementara Zeno menatap murid murid ini dengan tatapan sedih dia berkata dalam hatinya.

"Betapa sedihnya jika mereka mengetahui kalo mereka itu hanya umpan meriam" Batin Zeno. Setelah mengambil pelindung dahinya keesokan harinya dia suruh untuk berkumpul dengan Tim yang sudah di atur bersama guru lanjutan yang mengajar mereka.

Jika bisa sore ini mereka langsung berkumpul karena desa dalam keadaan tegang dan ketat saat memulai perang dunia ketiga tidak ada waktu untuk bersantai bagi mereka.

Keesokan harinya Timnya terkumpul, tim ini memiliki nomor 43 dan bahkan guru lanjutan yang memimpin hanya satu tingkat di atas mereka yakni Chuunin. Lagipula tingkat Jonin tidak memiliki banyak waktu luang dan juga sudah di tempatkan di Medan perang hanya sedikit yang tersisa di desa.

Untungnya pemimpin Timnya merupakan orang yang berpengalaman bahkan menguasai Ninjutsu Air Tingkat B, Latihan awal mereka bukanlah menangkap lonceng namun langsung ke pertempuran sebenarnya dengan membunuh para bandit-bandit di sekitar desa.

Tujuan desa untuk memaksa mereka melakukan misi hanya untuk mereka dapat terbiasa dengan mengambil kehidupan orang lain, tentu Zeno tahu ini dan dia tidak merasa mual sama sekali setelah membunuh beberapa bandit karena dia sudah pernah membunuh mereka sebelumnya.

Kekuatan Zeno saat ini bisa dianggap level awal dari Chuunin namun saat menghadapi Chuunin yang asli jelas dia akan di rugikan karena kurangnya pengalaman bertarung. Untungnya kekuatan Zeno tidak terhadap ke arah pertempuran tapi juga penyembuhan dengan teknik penyembuhan yang diberikan ibunya, Zeno bisa memulihkan luka luka kecil yang diterimanya.

Dia tidak mengerti namun afinitas terhadap Energi Yin dan Yang sangat dekat dan kuat jadi dia dapat dengan mudah mengontrol tingkat perubahan afinitas energi Yang dan juga teknik penyembuhan ini dapat melatih kontrol Chakra.

Walaupun Chakra dan Fisiknya masih ada pada tahap rata rata Gennin tapi Kontrol Chakra setingkat Chuunin dan juga yang membuatnya dapat menyaingi Ninja tingkat Chuunin jika ninja itu tidak berhati hati karena, Pisau Bedah Chakra di tangannya.

Keluarganya bukanlah orang yang kaya juga mampu namun ibunya merupakan senior dalam tingkat Ninja Penyembuh. Jadi dengan warisan ibunya dia dapat melampaui Chuunin walaupun tingkatnya masih Gennin.

Kembali lagi ke dirinya, Zeno tidak memiliki afinitas terhadap Api, Air, Guntur, Bumi, Angin namun Zeno memiliki Afinitas terhadap Yin dan Yang yang sangat tinggi..

Di kedalaman hutan,

Zeno dengan mudah memenggal kepala bandit dengan pisau bedahnya, jangan meremehkan pisau bedah yang memiliki kontrol Chakra tinggi. Mengapa ini di sebut Pisau Bedah Chakra? Karena dapat dengan mudah membedah tubuh manusia dibandingkan logam.

Mengambil 5 kepala bandit yang berserakan, Zeno menyerahkan kepada Guru yang memimpin timnya bernama Seotsuke. Zeno sengaja mencari muka di depan Seotsuke untuk mendapatkan Ninjutsu Air Tingkat B yang dimilikinya, walaupun Afinitas terhadap Air sama sekali tidak ada! Tapi itu tidak masalah karena Zeno hanya perlu memerlukan Chakra yang lebih banyak.

Beberapa hari mengikuti misi dengan Seotsuke, Akhirnya Seotsuke luluh dan mengajarinya Ninjutsu Tingkat B lagipula beberapa hari kemudian mereka akan di kirim ke Medan perang untuk menjadi umpan meriam.

Dengan kecepatan belajar yang mengerikan dari Zeno, Zeno sudah mempelajarinya dalam waktu setengah bulan tidak lain adalah karena Kontrol Chakra nya terlalu presisi dan cocok untuk Elemen Air yang bersifat lembut.

Teknik ini bernama.

Suiton: Sensatsu Suishou (Seribu Jarum Air Terbang Kematian), Ya teknik ini membentuk aliran air menjadi jarum yang tajam dan panjang serta lebar bentuknya tergantung dengan pengguna, dengan menyebarkan banyak jarum dan kecepatan proyektil yang cepat, Ninja yang tidak berhati hati akan tertusuk. Teknik ini digunakan oleh Haku saat bertarung dengan Sasuke.

Dengan bermodalkan Teknik ini, Zeno yakin kekuatannya telah mencapai Chuunin tingkat menengah keatas. Setelah beberapa hari mengikuti misi dengan Seotsuke-Sensei, Akhirnya Tim 43 dipindahkan ke Medan perang di hari berikutnya.

Zeno yang mengetahui beritanya membuka Panel System dan melihat bola yang sudah terisi penuh dengan cahaya, Zeno berkata "Konversi". Setelah itu cahaya di bola itu menghilang hanya menunjukkan sepotong pecahan kaca berbentuk ketupat yang mengeluarkan cahaya suci ke sekitarnya.

Pecahan Kaca atau Kristal Berbentuk Ketupat ini adalah Tiket Travelers yang sudah selesai di konversi kan dari Orb Travelers. Untuk mengisi Orb Travelers, di perlukan untuk berhubungan dengan karakter dalam plot, semakin mempengaruhi cerita dan mengubah alur cerita membuat cahaya dalam Orb ini penuh.

[Ding apakah Pengguna ingin menggunakan Tiket Travelers?]

"Ya" Ucap Zeno tanpa ragu-ragu, saat ini dia tidak memiliki sedikitpun kasih sayang terhadap Konoha yang selama ini mempersulitnya jadi perilakunya meninggalkan konoha mungkin akan di cap sebagai ninja pemberontak atau sudah mati.

Tiba tiba tubuhnya perlahan memudar dan butuh 30 detik untuk menghilang sepenuhnya. Sebelum menghilang, Zeno mendengar ucapan dari System.

[Dunia berikutnya One Piece: Tahun 1519]

[Ding memperingkatkan: Dunia berikutnya adalah One Piece, dalam tingkat bahaya dinilai S karena ada beberapa hal yang tidak diketahui tingkat bahaya ini mungkin tidak valid]

Kedua ucapan pembuka ini telah di dengar Zeno sebelumnya namun dirinya terkejut saat System mengucapkan hal lainnya.

[Ding Petunjuk: Buah Iblis lahir dari keinginan manusia, dalam kasus khusus buah iblis sesuai keinginan tuan rumah telah lahir di dunia One Piece, Bertemu atau Tidaknya adalah takdir hanyalah takdir jadi berjuang keraslah tuan rumah]

Zeno membuka mulutnya ingin berbicara namun dirinya telah berpindah ke dunia yang lain dengan kondisi Fisik dan Jiwa karena Zeno memiliki keduanya jadi dia tidak perlu mengulang dari bayi lagi.

Namun tak seperti yang diharapkan, Setelah berpindah dari dunia Naruto, Zeno telah di nyatakan terbunuh dalam 1 tahun terakhir ini, karena tidak ada kerabat bahkan teman dekat, kematiannya tidak terlalu menimbulkan efek.