SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Gavin- Survive On The Terrible Island

Gavin- Survive On The Terrible Island

Chapter 1

“ Hey Gavin, kemarilah sebentar “ seorang wanita paruh baya memanggilku yang sedang duduk santai di pinggir kolam renang.

Dia adalah bibiku, dia seorang wanita yang cantik dan juga lembut. Meski umurnya sudah memasuki usia berkepala empat.. dia masih kelihatan awet muda..

“ iya bik, ada apa ? “

“ begini gavin, kamu kan tau pamanmu itu benar-benar sibuk dan sekarang lagi diluar kota. Dan bibi juga ga mungkin pergi jauh tanpanya, bibi juga tidak mempuyai anak hufft hiks “ ia mulai lagi dengan sifat melownya, itu selalu terjadi ketika ia membahas atau memdengar soal anak..

“ iya bik terus kenapa ? “ aku berjalan menghampirinya “ aku kan sudah anggap bibi sebagai ibuku sendiri”

“ kau memang anak bibi yang tersayang.. "

dia mendekat sambil mengelus kepalaku

" jadi gimana bik ? "

" begini gavin.. pamanmu mendapat sebuah tiket kapal pesiar untuk berlibur ke pulau yang baru launching wonderfull land, bisakah kau menggantikannya? “ ucapnya memegang sebuah amplop yang berisikan sebuah tiket

“ Aduh bibi.., itu kan perjalanan bisnis, mana bisa aku menggantikannya ??” menatap malas dan meletakan handphoneku di atas meja.

“ bibi sudah menanyakannya pada paman, ini hanya tiket liburan. Kau pergi saja ya, sayang kalau tidak dipakai. Dan lagi kau mungkin akan mendapatkan pacar.., dan kau akan menikah lalu aku akan punya cucu.. dan..

“ Iya, iya yasudah sini tiketnya aku akan pergi” ucapku mengambil tiketnya

“ nah gitu dong, uuh emang anak kesayangan bibii.. , terharu “

Jika aku tidak mengambilnya, dia akan terus memaksaku sampai aku mau, meski begitu dia adalah orang yang merawatku seperti ibuku sendiri sedari kecil.

Ayahku adalah seorang pasukan khusus militer, ia jarang pulang. Ibuku sudah lama meninggal semenjak melahirkanku. Selama tidak ada ayahku aku tinggal bersama paman dan bibiku dan juga mereka tidak mempunyai keturunan.

“ kapan berangkat kapalnya bik? “

“Minggu, 29 september 2013 pukul 15.00” jawabnya dengan santai dengan mengusap-usap kukunya

“ Pffft.. itu kan hari ini bik “ aku terkejut menyemburkan air yang ku minum dan dengan cepat meletakan gelasku di atas meja.

“ ini sudah jam 12.00 bik ?. Belum lagi waktu perjalanan untuk kesana “

“ Oh ya.. bibi ga ingat hari !! “ ia memegang kepalanya sambil mondar-mandir karena panik

“ yasudah aku bersiap dulu “

aku buru-buru mengganti pakaian dan mengemas perlengkapan seadanya kedalam ranselku.

“ aku pergi ya bik... “

“ Hati-hati ya nak.. jangan lupa bawa mantu.., maksud bibi oleh-oleh “ ucapnya melambaikan tangan

“ ayo pak jalan “ dengan nafas terengah-engah aku menyuruh supir rumah bibi untuk mengantarkanku ke pelabuhan

“ siap tuan “

14.40 Wib.

“ silahkan tuan “ seorang pelayan yang ada di dalam kapal pesiar mempersilahkanku lewat dengan hormat

“ apakah perlu diantar tuan ? "

“ tidak.., tidak perlu”

aku berada di kapal pesiar mewah milik keluarga pebisnis ternama, aku melupakan siapa namanya. Kapal ini memiliki 21 deck dengan fasilitas executive.

“ Tuan.. anda terlihat sedang mencari sesuatu, bisa saya bantu ? “ seorang pelayan datang mendatangiku dari kejauhan, mungkin dia melihatku yang sedang kebingungan mencari sesuatu

“ aku sedang mencari kamar nomor 202 ? “

“ baik.., mari saya antar, kamarnya ada didepan sana “ ia dengan sopan menunjukan sebuah arah untuk mengantarkanku

“oke, terimakasih “

kamar yang aku cari ternyata tak begitu jauh dari tempatku berada sebelumnya, hanya saja susunan kamarnya yang membuat aku bingung

" apa ada lagi yang bisa saya bantu tuan ? "

" tidak.. terimakasih "

“ senang bisa membantu..“ sang pelayan memberi salam kemudian pergi

17.00 Wib.

“ ini membosankan!” Aku mematikan siaran film yang aku tonton sambil tiduran di kasur kamarku.

Mengurung diri seperti ini dirumah mungkin bagus. Tapi jika mengurung diri di tempat seperti ini sungguh sia-sia.

" Baiklah mari kita cari udara segar telebih dahulu “

19.00 Wib. Deck 13 – Game centre

" oh kurasa bermain game cukup menghibur ?? "

setelah melihat panel monitor informasi yang ada di hadapanku aku bergerak dari deck 19 menuju deck 13

“oi aku ingin main disitu “ seorang laki-laki tak dikenal datang padaku yang sedang asik memainkan game

“ cih apa kau tuli ! “

“Disana masih banyak tempat” tanpa melihatnya aku menjawab dengan sibuk memainkan gameku

“ hey dia ingin duduk disitu apa kau ingin dipukul ?? " seorang pemuda lainnya mendatangiku dengan kedua tangan di saku dan berlagak mengancam

Mereka ada tiga orang..

"pergilah dari situ bajingan ! “

“ Huh.., ya ya baiklah” aku menghela nafas dan pergi.

“dasar sialan orang miskin !” teriak seorang dari mereka menghinaku dari belakang saat aku melangkah pergi

Ini adalah tempat berkumpulnya manusia-manusia sampah seperti mereka dari kalangan konglomerat.

Banyak orang-orang dari kalangan atas yang ga bisa sembarangan disentuh, dan aku tidak suka wajahku tampil di tv karena kelakuan sampahku. Sebisa mungkin akan ku tahan emosi yang ku rasakan sekarang

“ akan ku coba menahan amarahku dan bertahann.. ku yakin ku mampu na na na..” terdengar suara merdu dengan alunan musik yang mengiringi dari speaker saat aku berjalan di sebuh koridor

sebelumnya ada pengumuman akan ada penampilan dari seorang idol ternama..

kalau aku tidak salah mungkin dia akan tampil di aula musik ??

sebaiknya aku memeriksanya, lagipula aku sedang bosan

Deck 17 - aula musik

" ini aula musik ? "

di hadapan khalayak ramai aku berdiri dan melihat pertunjukan seorang penyanyi bintang yang terkenal.

tapi aku tidak begitu mengetahui tentangnya, aku tidak terlalu gemar dengan musik

“ Suara yang bagus, dan wanita itu sangat cantik”

Seorang pemuda tiba-tiba muncul disampingku dari belakang

dia tidak telalu tinggi, dengan tinggi badanku 175 cm ia hanya sebahuku

“ apa kau mau kenalan dengannya? “ pemuda itu memakai setelan jas berwarna putih dengan sebuah gelas minuman di tangannya

“ humm, tidak.. aku hanya mendengarkan suaranya yang merdu dan menikmati hal itu “

“Cih dasar payah. Kenalkan aku nico “ dia mengulurkan tangannya untuk bersalaman

“ Aku Gavin” aku menyambutnya tanpa ekspresi

“ kau cukup tampan dan santai dengan memakai baju kaos oblong itu”

“ Ya sangat santai sehingga aku gampang diusik”

“ ahhaahahaha, aku sudah menduganya.. kau cukup menarik.. aku ingin berteman denganmu. Tapi sekarang aku harus pergi untuk pertemuan bisnis di deck 18, semoga kita bertemu lagi nanti” ia menepuk bahuku dua kali kemudian melangkah pergi

aku berharap kita tidak bertemu lagi..

21.00 Wib. Sun deck

" ahh.. udara yang sejuk, aku ingin bersantai sejenak disini sambil membaca buku "

tempat favorit saat aku berpergian di kapal adalah sun deck.. begitu lapang dengan terpaan angin yang menyegarkan..

“ apa aku boleh duduk disini ? “ seorang wanita memakai kacamata hitam berdiri di depanku yang sedang duduk membaca sebuah buku

“ Silahkan, asalkan jangan menindihku” jawabku tenang dan kembali membaca buku

“ hihi “ dia tertawa kecil melihatku. “kau suka membaca buku ? “

“ humm, iya.. suka dan banyak hal lain juga yang aku suka "

“ itu adalah novel berjudul back for life! Oleh passed by time? “ ucapnya melihat sampul buku yang ku baca

“ ya.. benar , apakah kau juga suka membaca buku ini ?? “

“ humm ? “

Saat dia membuka kacamatanya didepanku,

tak disangka dia adalah penyanyi cantik dengan suara merdu yang kulihat sebelumnya

“ ya aku sangat suka...,

“hmm bukankah kamu adalah seorang artist terkenal ? “ tanyaku padanya

“ umm maaf aku lupa memperkenalakan diri. Namaku rara “ dia mengulurkan tangan dengan senyum penuh semangat

“ Aku Gavin “ jawabku menyambut tanganya

aku sudah dilatih untuk tetap tenang dalam kondisi apapun oleh ayahku. Hal seperti ini tidak akan membuatku gentar.. “ uhuk.. uhuk” sial farfumnya wangi sekali..

“ Apa kau sedang sakit gavin ? “ dia memegang tanganku dan menatap dengan khawatir

“ aah tidak. Tidak apa “ aku menarik tanganku yang gemetaran saat disentuhnya. Dan dia juga terlihat malu untuk sesaat

“ tadi sampai dimana ? “

“ Genre fantasy?? "

“ ya .. aku suka dengan genre fantasi” ucapku dengan menahan batuk. “ apa yang membuatmu menyukainya ? “

“ Aku merasakan dunia yang baru saat membacanya, membayangkan jika aku yang ada didalamnya. Itu sungguh perasaan yang mendebarkan, menyedihkan dan juga menyenangkan bergabung dalam satu tempat.” dengan lapang dia berbicara padaku “ berbeda dengan hidup yang aku rasakan. Senyum palsu, tawa palsu, air mata palsu dan cinta yang palsu aku merasa tak berwarna diduniaku sendiri “

“ Humm, begitu kah ? “

“ ya, sejak kecil aku sudah menjadi artis, membuatku selalu dipaksa untuk tersenyum meski aku tidak ingin...

gabole ini gabole itu...bertemanpun harus pilih-pilih. aku dituntut Harus tetap kuat meski aku sudah sangat kelelahan..

hidup seperti mati dan tidak bisa melepaskan diri dari belenggu duniaku ini, jiwaku sudah terpenjara “ ungkapnya dengan menghela nafas di hadapanku

" maaf padahal kita baru ketemu tapi aku sudah banyak bicara ya hihi”

“ Tidak apa” aku meletakan bukuku dan melihat kearahnya.

“setiap orang memiliki kehidupannya masing-masing. Sesulit apapun hidupmu jangan pernah menyerah.. itu yang di ajarkan ayahku padaku"

“ Wah..., Ayahmu pasti orang yang hebat ! “

“ tentu.., dia adalah pahlawan bagi anak laki-lakinya”

“ ya ampun rara...! Sudah aku cari kemana-mana ternyata disini, ayo kembali dan istirahat.

Dan kamu.. tidak boleh duduk berdua seperti ini !. Karir kamu bisa hancur loh kalau tersebar di media.” Seorang wanita bertubuh besar memakai kipas ditangannya datang menghampiri kami

“ hufft, aku harus kembali gavin.., senang bertemu denganmu” dia melambaikan tangannya dan meninggalkanku. “ ku harap kita bisa bertemu lagi “

tangisan dalam senyum itu. Aku bisa merasakannya...

Dorr !! tak beberapa lama setelah rara pergi aku mendengar suara tembakan dari dalam ruangan. Orang-orang mulai berhamburan keluar.

“ serahkan harta kalian !. Jika tidak mau aku akan membunuh kalian semua ! “

aku melihat seorang menodongkan senjata apinya ke arah orang lain.

“ jangaaan, tolong ... Aku akan berikan semua harta yang ku bawa.. ini ambilah”

“ baguss !!! Meski begitu aku akan tetap tembak sih” dia mengacungkan senjatanya ke seorang penumpang. “ Dorr “

Aku secepat mungkin datang untuk mendekatinya, tetapi saat aku ingin menghajarnya aku melihat dia tidak sendirian, dan masih banyak orang yang sama memakai senjata sepertinya.

Aku harus menyelamatkan diri.. bagaimanapun aku tidak akan bisa melawan perompak bersenjata api. Aku tidak ingin mati konyol..

“Tolongg “ terdengar suara teriakan wanita yang tidak asing ditelingaku “ Tolooong !!

“ Itu suara rara kah ?? “

Dengan berlari aku berusaha mendekat dan masuk dari pintu lainnya, tapi semua pintu dijaga oleh para perompak.

Setelah beberapa waktu aku menemukan sebuah celah dimana hanya seorang perompak yang berada ditempat tersebut.

Dengan perlahan aku menyelinap dari belakang lawan kemudian melakukan teknik rear neck choke hingga membuatnya pingsan.

Selang beberapa waktu setelah aku mengalahkan satu perompak tiba-tiba listrik kapal padam. Ini adalah waktu yang tepat untuk bisa menyelamatkan rara.

Dengan teknik khusus senyap mematikan yang di ajarkan oleh ayahku, aku berhasil melumpuhkan perompak satu persatu.

“ tidaak, jangan !!!” suara rara terdengar dari dalam ruangan yang ada di depanku.

“ Diam !!! Tidak ada orang yang bisa menyelamatkanmu..!! “

Aku melihat seorang perompak berusaha untuk memperkosa rara.. dengan keras aku memukul bagian kepala belakangnya dengan APAR.

“ rara.., kamu ga apa-apa ? “ aku mendekati dan mengecek keadaannya

“ Gavin !!.. hu..hu.. hiks, aku takut sekali... “ dia menangis dan memeluk tubuhku dengan erat

“ sudah tidak apa.., aku disini kamu aman sekarang.., apa kau sendirian disini ? “

“ ya, mereka membunuh manajerku sebelum membawaku kemari”

“ baiklah ayo kita pergi dari sini.. “

Perlahan ditengah kegelapan aku dan rara menyelinap untuk menyelamatkan diri..

“ dibawah sana ada sekoci ??!, ayo kita pergi kebawah cepat “ Aku membawa rara berlari dengan cepat menyusul sekoci tersebut, tetapi dari deck teratas akan memakan waktu lama untuk turun kebawah menggunakan tangga darurat.

“ brak “ suara rara terjatuh saat berlari di koridor.

“ tinggalkan aku gavin.. Aku hanya menghambatmu.. Aku sudah tidak kuat lagi berlari”

“ aku tidak bisa melakukan itu..., kita sudah berlari cukup jauh. Sini aku akan menggendongmu “ aku menaruh punggungku untuk dinaikinya..

Dengan sekuat tenaga aku berlari hingga sampai ke deck terbawah tempat sekoci berada.

“ Tunggu biarkan kami ikut” ucapku kepada pembawa sekoci

“ tidak bisa.., sekoci ini telah penuh! Hanya bisa memberi satu orang lagi tumpangan.. “

“ kalau begitu tolong bawa wanita yang ku bawa ini bersama kalian “ ucapku menurunkan rara dari punggungku

“ tidak Gavin! Aku tidak mau meninggalkanmu.. “ rara menolak dan memegang erat tanganku..

“ bawa dia tolong.. “ aku melepaskan tangannya perlahan kepada mereka untuk menaikkan paksa rara kedalam sekoci

“ tidaak gavin.. “ beriringan dengan tangisan rara mereka pun pergi meninggalkanku.

Setelah beberapa jauh..

Ratatatatata!! Seorang perompak menembaki sekoci yang berjalan itu dengan senapan mesin, dan aku melihat beberapa orang terkena tembakan tersebut tercebur ke laut

Aku berlari mengejar perompak itu dan mengalahkannya.

Tak lama kemudian dari dalam ruangan terjadi kebakaran. tidak ada pilihan lagi bagiku selain melompat kelaut..

“ Burrr “ aku melompat ke laut untuk menyelamatkan diri, dan kemudian melihat kapal pesiar mewah itu terbakar dan perlahan-lahan tenggelam.

Setelah berenang cukup jauh.. Aku melihat ada sebuah pulau di depan pandanganku. Tapi meski terlihat.. itu masihlah terlalu jauh untuk aku bisa sampai kesana.

“ byur “ Suara terpaan ombak yang semakin ganas mengehempaskanku

“ sial ini mengerihkan..! kenapa gelombang disini sangat tinggi.. ? “

Aku terbawa arus dan tak bisa bertahan hingga membuatku tenggelam.

Ketika aku sadar aku sudah terdampar di sebuah pulau yang kulihat sebelumnya

Chapter 2

Angin tipis mengusap pipiku bersamaan dengan suara deburan ombak yang terdengar tak jauh dariku

“ Uuh kepalaku sakit “

Dengan memegangi keningku yang pening aku terbangun dan membuka perlahan mataku yang terasa di penuhi oleh pasir

“ ini di ? .. uhueek "

Rasa asin yang memenuhi mulutku membuatku mual dan ingin muntah saat ini..

Aku ingat, terakhir kali aku tehempas oleh ombak yang besar dan membuatku tenggelam..

Aku bersyukur berhasil selamat dari kejadian mengerihkan itu, tapi dimana aku sekarang ?

Di hadapan hutan yang gelap dan berkabut aku mulai berjalan perlahan dan mengamati lingkungan sekitarku.

Hutan yang aneh, bahkan di pagi hari tidak ada sedikitpun sinar matahari yang masuk kedalamnya

“ Hrggh “

Saat aku menyingkap semak belukar yang ada di hadapan jalanku aku melihat tiga ekor macan tutul sedang bermain cakar-cakaran dengan saudaranya dari kejauhan

Aku yang melihat kejadian itu, secepatnya menutup kembali jalanku dan mengambil jalur memutar

Tidak perlu dibayangkan... jika aku terlihat oleh mereka sudah pasti aku jadi makan siang penuh protein

Ini mungkin sulit, tapi aku sudah biasa pergi ke hutan dan tempat menyeramkan lainnya bersama ayahku saat dia melatihku untuk bertahan hidup.

cih.., apa ayahku tau aku bakalan menghadapi situasi mengerihkan seperti ini?, Hingga dia melatihku dengan keras ? .. tidak.. aku pikir.. dia memanglah maniak survival !

Setelah berjalan beberapa waktu dengan penuh was was, aku menemukan aliran air yang begitu jernih mengalir dari atas bebatuan di depan pandangaku..

Mulut dan kerongkongan yang terasa sudah begitu kering membuatku tak berpikir panjang dan langsung mendekati air yang mengalir tersebut..

“ ahhh “

air yang segar dan terasa dingin mulai mengalir melalui tenggorokanku..

Disaat ini, hal yang paling utama dalam bertahan hidup adalah mendapatkan sumber air..

Setelah mendapatkan air selanjutnya adalah mendapatkan beberapa makanan

Aku mulai membuat tombak batu dari batu tajam yang aku lihat di dekat sumber air dan mengikatnya menggunakan tumbuhan merambat

Tombak ini berguna untuk menangkap ikan dan berjaga-jaga jika aku di serang oleh binatang buas..

" hoamm " tidak terasa sudah berganti hari lagi..,

sekarang aku harus menyiapkan beberapa rencana untuk dapat bertahan hidup dan kemudian keluar dari pulau ini...

kalau dipikir-pikir faktor utama dalam bertahan hidup sudah pasti adalah keberuntungan dan setelah itu adalah kemampuan..

terbukti sampai sekarang aku beruntung tidak di sergap binatang buas atau ditangkap oleh para perompak yang masih memburu kami..

“ Aaaaahh.. tidak.. aku bukan makanan, menjauhlah dariku huss huss” terdengar suara wanita sedang berteriak-teriak tak jauh dari tempatku berada

Aku yang mendengar suara itu bergegas pergi untuk memeriksanya

“tolongg.. tolong aku !? “

Seekor macan tutul dewasa mulai mendekati wanita itu dengan rasa lapar, dilihat dari otot dan tubuhnya macan tutul dewasa ini sepertinya ahli dalam memburu mangsanya

Hutan gelap dan berkabut serta dipenuhi dengan akar-akar pohon yang besar membuatmu sangat sulit untuk berlari dari kejaran binatang buas

Lagipula mana mungkin bisa lari dari kejaran macan tutul atau sejenisnya..

aku membidik macan tutul tersebut dan melempar tombak batu yang ku buat ke arahnya

" drub ! "

“Hrrrrggh”

Seketika macan tutul yang terkena tombakku menggeram kesakitan. dengan berjalan terseok-seok macan tutul yang terluka itu pergi menjauh.

Seorang wanita cantik yang mempunyai tubuh langsing. kalau dilihat dari gaun merah muda yang ia kenakan sepertinya dia orang dari kalangan elit atas

“untung saja bukan harimau” aku yang melewati gadis itu berjalan untuk mengambil tombak yang aku lempar

“ untung ?, Aku hampir mati dan kau katakan untung ?? “

“ siapa ? “

Aku menatap dingin pada wanita itu, aku pikir aku telah menolong seorang wanita yang angkuh dan sombong ?

“ a.. aku.., terimakasih.. telah menolong “

“ biasakanlah bicara dengan benar dan jangan melihat ke arah lain seperti itu saat berbicara dengan lawan bicaramu “

“ haaah?? Kau kira kau siapa, apa kau layak?? Apa kau bahkan tidak tau siapa aku? “

“ haaaah.. apa aku harus peduli ?? “

Aku benar-benar menolong wanita yang menyebalkan kali ini, sebaiknya aku tinggalkan saja.

Aku berbalik dan mulai melangkah pergi untuk meninggalkannya

“hati-hati disini banyak binatang buas ! “

“ Kau..! To..long tunggu “ dia yang melihatku pergi kemudian berlari dan menarik baju dari belakangku

aku berhenti dan berbalik padanya..

“ humm ?? ada apa lagi ? “

“ ak..u belum minum dan makan .. apa kau punya sedikit minum atau makanan untuk..ku ? “ ia memasang wajah yang lirih sambil mengusap-usap jari-jemari tangannya

wanita yang malang.. wajahnya yang pucat dengan bibir yang kering serta gaun yang compang - camping itu, dia pasti melalui hari yang sulit di tempat ini

" humm.. "

“ tolonglah.. aku hampir pingsan karna dehidrasi dan kelaparan”

“ikut aku “

Aku mulai berjalan di hadapannya dengan tombak batu yang ada di tanganku

“ kau tidak akan berbuat macam-macam padaku kan ? “

“macam-macam ? “ aku yang mendengarnya berkata seperti itu, seketika menghentikan langkah kakiku

“ kau tidak akan memperkosaku kan ? ?“

“ ikut atau tidak itu terserah padamu” aku mulai berjalan kembali dan meninggalkannya

“ ikuutt “

setelah beberapa jauh memasuki hutan aku membawanya ke tempat biasa aku mengambil air..

“ Aaah sungguh air yang jernih..! " ia yang melihat air begitu jernih, tanpa memeriksa lagi mengambil begitu banyak ditangannya dan meminumnya.

"ahh... segar... aku merasa kembali hidup.. ! “

“ cepatlah.. jangan terlalu lama berada di tempat seperti ini, minum secukupnya dan pergi” ucapku sambil mengawasi sekitar “ dihutan ini kau tidak akan tau kapan kau akan di terkam binatang buas"

“baik.. “ dia pun bergegas pergi mendekatiku

“ gruk gruk..” terdengar bunyi perut keroncongan dari Arah perut wanita ini

“ apa kau lapar ?? “

"hemm " ia mengangguk dengan wajah memelas

“ kemari ikuti aku “

Aku membawanya ke sebuah gua kecil yang aku temukan saat menjelajahi sekitar.. gua yang hanya berukuran 5mx4mx2m ini terletak tak jauh dari tempatku mengambil air

“ kemarilah “ aku menyuruhnya masuk ke dalam gua. “dan makanlah ini “

“ ini.. apakah bisa dimakan ? “ ia mengambil buah yang ada ditanganku dan memeriksa dengan menusuk-nusuk buahnya dengan kuku

“ itu adalah buah rukam, makanlah beberapa untuk mengganjal perut”

“ humm.. ini maniss “ awalnya dia ragu tapi setelah dia memakannya. Dia mengambil semua yang telah aku kumpulkan.

“ Makanlah pelan-pelan. Itu masih banyak di dalam hutan, tapi lebih baik makan ikan ataupun daging hewan” ucapku sambil menyiapkan sebuah api unggun kecil di dalam gua

“itu kalung yang unik dan sangat berguna.. “ dia melihat pemantik api yang ada di kalungku

“ Ini pemberian dari ayahku, dia sangat suka berpetualang”

“ ooh.., oh ya aku marissa..” ia mengulurkan tangan tepat disampingku yang sedang menyalakan api

“ aku Gavin “ sambutku

“ waahh kau juga mendapatkan ikan ?? “ mendekatiku dan melihat ikan yang ku bakar

“ ini ikan yang ku tombak pagi tadi di dekat pantai “

“ Kau sangat ahli dalam survive ya.., jika kamu tidak menolongku aku pasti sudah mati”

“Tentu.., anak manja sepertimu tidak akan mungkin bisa bertahan hidup sendiri”

“ Kau.. !., Ya kau benar.. humm.., kau tidak menepisnya sama sekali ya “

“ maksudmu ? “ tanyaku sembari membuat alas dengan daun talas yang lebar untuk tidur

“ semua orang yang ku kenal selalu memanjakanku, mereka berusaha untuk tidak pernah menyakitiku. Apapun yang aku mau harus terpenuhi. Orang yang menyakitiku atau melawanku akan mendapatkan hukuman dari keluargaku. Aku melihat mereka semua seperti bonekaku.. tapi kau berbeda” ucapnya melihat ke arahku.

“ kau berkata jujur dan tidak takut padaku. Aku melihatmu seperti manusia sepenuhnya”

“ Tidak.., tidak juga.. “ tepisku untuk perkataanya

“ Humm.. apa aku salah ? “

“ Aku orang yang fleksibel dan berpikiran panjang. Aku juga sama seperti kebanyakan dari mereka. Bedanya aku hanya tak suka menjilat atau bermuka dua”

“maksudmu kau juga takut berurusan dengan orang sepertiku?”

“ Tidak.., aku hanya menjurus kepada hukum yang berlaku saat ini. Seperti apapun kebenarannya akan kalah dengan jumlah nominal dan kekuasaan” jawabku dengan mencuil ikan yang dibakar. “ tapi hukum itu tidak berlaku di pulau ini. Jika salah satu dari kita matipun tidak ada yang tau kronologinya seperti apa “

“ dih.. kau membuatku takut.., dan bolehkah aku memakan ikan itu juga ? “ dia menatap ke arah ikan yang ku bakar dengan penuh selera

“ boleh.. tapi ada syaratnya.. “