SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Ghost Detective

Ghost Detective

Lachlan de Luca

Namanya Lachlan Lexington de Luca tapi panggilannya L meskipun harusnya bisa dipanggil triple L biar saingan dengan triple X nya Vin Diesel tapi tidak. Lachlan bangga dengan panggilan L macam komik Death Note. Tapi kehidupan L tidak jauh-jauh dari Death Note karena sejak kecil, L bisa melihat dan berkomunikasi dengan hantu ! Mau hantu Eropa, Asia, Amerika sudah pernah dia lihat. L tidak mau ke Afrika karena bukannya rasis, tapi bentuk hantunya lebih seram ditambah kulitnya gelap... Semakin menghororkan ...

Akibat dari kemampuannya diluar Nurul hingga membuat para sepupunya sebal karena tiba-tiba L bisa mengobrol dengan sosok tidak kasat mata, semuanya selalu meminta agar tidak dengan sengaja membuat semua orang sebal.

L bukannya tidak ingin membuat takut semua saudara sepupunya tapi ini sudah gift dari Allah jadi mau gimana pun, yaaaa diterima deh. L sudah beberapa kali menjadi konselor para hantu dengan berbagai bentuk dan membantu mereka bisa ke alamnya.

Omanya, Freya Lexington lah yang membantu cucunya menerima gift itu. Apalagi Freya sangat hobi mencari hantu dan ke tempat - tempat seram. Lachlan yang awalnya rada seram saat kecil, akhirnya bisa menerimanya apalagi para hantu yang mengikutinya, sering dimintai tolong contek jawaban ujian.

Harus ada mutualisme simbiosisnya dong ! Mereka minta tolong, aku juga minta tolong. Meskipun Lachlan termasuk anak cerdas tapi kadang dia malas berpikir juga kalau ujian. Biasanya setelah mereka membantu, L membukakan jalan agar mereka bisa ke alamnya. Mereka bukannya tidak bisa kesana tapi tidak mau kesana karean masih ada sangkutan di dunia nyata.

Dan kini Lachlan memilih liburan ke Jakarta usai lulus kuliah dan menjadi sarjana arsitektur meskipun pekerjaan sampingannya diluar prakiraan BMKG.

Mumpung ada waktu sebulan, jadi ke Jakarta saja.

***

Rumah Sakit PRC Group

Nareswari Kosasih menutup matanya karena takut melihat sosok hantu dengan bentuk wajah rusak. Nyes, biasa dia dipanggil, adalah cucu Kapten Kosasih yang bersahabat baik dengan keluarga besar klan Pratomo. Meskipun eyangnya punya koneksi, tapi Nareswari tetap berusaha masuk dengan jalur reguler.

Nareswari adalah lulusan akademi gizi Jakarta dan diterima di PRC Group Hospital. Namun tidak ada yang tahu jika gadis itu adalah seorang indigo. Nareswari sejak kecil sudah bisa melihat makhluk halus dengan berbagai bentuk hingga dirinya ketakutan. Kedua orangtuanya sudah berusaha ke berbagai kyai dan ustadz tapi tetap saja Nareswari masih bisa melihat.

Mau tidak mau dia harus menerima kondisinya tapi tetap sajaaaaa....

"Mbak Nyes, tolongin saya dong ..." ucap mbak Kunti ke Nareswari.

Nareswari masih memejamkan matanya di mejanya dekat dapur rumah sakit. "Mbak, saya nggak tahu caranya menolong mbak ... Please mbak, saya mau kerja. Tolong jangan ganggu saya..." ucap Nareswari pelan takut terdengar para pegawai dapur dan dirinya tidak mau dicap wong gendeng ( orang gila ) karena ngomong sendiri.

"Mbak, saya itu dapat remisi dari malaikat bisa masuk surga ... Tapi harus berbuat baik mbak... Tolongin saya dong..." pinta mbak Kunti lagi.

Nareswari masih memejamkan matanya. Gue bacain ayat kursi. Nareswari membacakan ayat kursi dan surat-surat pendek lalu mbak Kunti pun menghilang. Alhamdulillah.

"Mbak Nyes, ini yang pasien diabet, berapa ya kadar nasinya ?" tanya seorang pegawai dapur.

Nareswari membuka matanya. "Yuk kita hitung lagi."

***

Mansion Giandra Jakarta

"Jangan ngomong sama hantu lho L. Kasian Oma Arimbi kamu, bisa jantungan !" pesan Bima saat cucunya datang untuk berlibur.

"Insyaallah kagak khilaf, Opa..." jawab Lachlan. "Ohya Opa, boleh aku pinjam mobilnya? Aku mau jalan-jalan."

"Hapal jalan?" tanya Arimbi.

"Kan ada GPS tho? Nyasar ya ke kantor polisi. Oh, Mbak Kaysa di rumah sakit kan?"

"Kaysa? Anaknya Shayna sahabatnya Juliet ? Kenapa memang?" tanya Bima.

"Janjian makan siang."

"Jangan bilang kamu mau ditanggap hantu sama Kay !" Arimbi menatap tajam ke arah cucunya yang tampan tapi punya kelebihan diluar Nurul.

Lachlan hanya nyengir.

***

Lachlan dan Kaysa bertemu macam Kakak dan adik karena memang begitulah. Keduanya semakin akrab gara-gara saat Kaysa mengoperasi pasiennya, dia tidak menemukan tumornya. Kaysa tidak tahu posisi pasiennya mati suri saat Lachlan menemani Omanya Freya sedang kontrol.

Roh pasien itu menemui Lachlan yang bisa melihatnya lalu memberitahukan posisi tumornya yang memang sulit ditemukan. Lachlan lalu menuju ruang operasi dan mengatakan pada Kaysa posisi sumber penyakitnya dan dokter cantik itu bisa mengambil tumornya dan

"LL tapi bukan LL Cool J !" seru Kaysa sambil memeluk Lachlan.

"Halo dokter cantik" ucap Lachlan. "Jangan lama-lama, nanti ada yang ngamuk."

"Siapa? Saki? Bodo amat ! Saudara nya dia juga ! Lagian kata Kaivan, tidak ada sejarahnya di keluarga kalian rebutan cewek atau cowok..." kekeh Kaysa sambil melepaskan pelukannya.

"Touché. Yuk ke kantin."

Introducing Dokter Kaysa

***

Lachlan pulang dengan mobilnya setelah bergosip soal roh dengan Kaysa. Dokter cantik itu rupanya tidak takut dengan hantu atau apapun, malah penasaran. L tersenyum soalnya Alsaki takut hantu. Seru nih ...

Pria berdarah Italia yang wajahnya mirip dengan sang ayah, Michel de Luca, menjalankan mobilnya melewati sebuah pemakaman luas. Mata biru kehijauannya melihat sebuah mobil FIAT imut berhenti di depan makam dan tak lama seorang gadis turun dari mobil. Wajah gadis itu tampak ketakutan tapi marah-marah ke arah posisi penumpang dan Lachlan terkejut melihat siapa...eh apa yang dimarahi oleh gadis berwajah manis itu.

Ya Allah, kok ada mbak Kunti.

Lachlan memarkirkan mobilnya di belakang FIAT dan turun menghampiri gadis itu.

"Ada apa ?" tanya Lachlan melihat gadis itu sudah menangis ketakutan sedangkan mbak Kunti tampak memelas dengan wajah seramnya.

"Eh mas bule bisa bahasa Indonesia?" tanya Mbak Kunti membuat L menoleh.

"Kamu kok nakutin mbaknya ini sih? Kasihan tahu !" hardik Lachlan judes lalu menghampiri gadis itu.

"Namanya Nareswari. Panggilannya Nyes" ucap mbak Kunti itu.

Lachlan menatap hantu wanita itu "Kok tahu?"

"Tahu lah mas bule..." cengir mbak Kunti yang bukannya cantik malah nyeremin.

"Nama kamu Nareswari?" tanya Lachlan ke gadis itu.

"Eh? Kok kamu ... Tahu?" Nareswari menatap Lachlan bingung.

"Tuh, si mbak Kunti yang kasih tahu. Nama kamu Nareswari kan? Terus panggilannya Nyes?" jawab Lachlan.

"Mbak... Kunti? Kamu bisa lihat dia?" Nareswari menunjuk ke arah mbak Kunti yang masih berdiri di sisi penumpang mobil gadis itu.

"Bisa lihat, bisa komunikasi juga. Kamu juga bisa kan?" senyum Lachlan.

Tiba-tiba Nareswari memeluk Lachlan. "Oh ya Allah... Alhamdulillah... Ada temennya..."

Lachlan tampak bingung melihat sikap Nareswari tapi merasa tubuh gadis itu gemetaran, L pun memeluknya.

***

Yuhuuuu Up Siang Yaaaaaa

Kali ini cerita horor tapi unfaedah yaaaa dan diluar Nurul

Giliran Lachlan de Luca yang punya cerita.

Semoga suka.

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Nareswari Kosasih

Lachlan masih memeluk Nareswari yang sedikit Membagongkan karena mereka berpelukan di depan kuburan ! Macam film horor tidak jelas gitu. Nareswari masih menutup wajahnya di dada Lachlan yang tertutup jaket karena tiba-tiba dia mendengar tiga suara berbeda hingga tubuhnya semakin gemetaran karena takut.

"Mbak Kunti, jadi mereka berdua bisa lihat kita?" tanya seseorang dengan suara anak kecil.

"Beneran mbak? Kira-kira bisa membantu kita nggak ya..." terdengar suara kakek-kakek.

"Aku rasa kita harus mengeceknya..." timpal seorang pria.

Nareswari semakin erat memeluk Lachlan yang mengusap punggungnya dengan lembut, berusaha menenangkan gadis itu.

"Wuuuiiiihhhh, tumben ada empat langsung nongol..." komentar Lachlan. "Guys, mbok ya tolong, jangan bikin takut mbak Nyes tho... Kalian tuh bisa nggak sih muncul dengan kondisi sebelum mokat yang rada bagusan gitu !"

Keempat hantu itu saling berpandangan. "Mas nya bisa lihat kita? Sek, kok bule logatnya medok sih?" komentar si kakek.

"Dengar ya pak Gondo ( gondoruwo ), jangan tiba-tiba menjulang jadi Buto ya. Wis sampeyan bentuknya model kakek-kakek gini saja..." senyum Lachlan membuat Nareswari malah bingung kenapa pria bule satu ini malah santuy bin Membagongkan.

"Aku medeni ( menakutkan ) ya mas Bule?" tanya pak Gondo tanpa dosa.

"Ya iyalah Bambaaaanngggg !" teriak Lachlan kesal.

"Wuuuiiiihhhh dekne ( dia ) ngerti namaku dulu Bambang..." gelak pak Gondo yang makin membuat bulu kuduk Nareswari semakin merinding dan mempererat pelukannya.

"Mas Bule, aku lupa bentuk aku dulu seperti apa tapi kalau mbak Nyes takut, aku bisa tutup wajahku pakai topi caping..." ucap si pria.

"Dengar mas muka rata, sampeyan ( kamu ) aku panggil begitu ya. Ben ( biar ) gampang" ucap Lachlan membuat Nareswari menoleh sedikit ke arah empat makhluk yang sedang rusuh dengan Lachlan. Astaghfirullah ! Mukanya benar - benar rata ! Nareswari kembali membenamkan wajahnya di dada Lachlan. Ya Allah ... Ini malam apa sih !

"Mas Bule, kalau aku ?" tanya si anak kecil.

"Kamu ta panggil Tole ( anak laki-laki - Jawa ) wae ya Yul tapi gak ada mbak Yul nya. Tolong mukamu dikondisikan jangan pucat gitu ! Bedakan sing nggenah ( pakai bedak yang benar ) !" jawab Lachlan.

"Lha mas, ora nduwe duit nggo tuku skincare ( nggak punya duit buat beli skincare )" jawab si tuyul yang dipanggil Tole oleh Lachlan.

"Anjiiiirrrr ! Tole pun ngerti skincare?" gelak Lachlan membuat Nareswari mendongakkan wajahnya ke arah Lachlan yang tampak santai. "Kamu santai aja Nyes. Biar aku ajak ngobrol mereka, kamu diam-diam saja. Yuk duduk di kursi situ, kamu duduk di belakang aku saja biar aman .."

"Mbak Nyes... Kami nggak niat jahat kok... " ucap Pak Gondo membuat Nareswari menoleh tapi sedetik kemudian gadis itu berteriak kaget melihat wajah seram makhluk itu.

"Idiiiiihhhh pak Gondo ! Kan sudah aku bilang jangan bikin kaget Nareswari !" hardik Lachlan sambil memeluk gadis itu lagi.

"Duh mas Bule. Lali nyeting ( lupa nyeting )" cengir Pak Gondo.

"Ojo nyengir pak ( jangan nyengir pak ), Soyo medeni ( makin serem )" protes Lachlan membuat tiga makhluk lainnya tertawa yang bisa bikin merinding banyak orang yang masih lewat disana.

"Masnya sama mbaknya ngapain itu pelukan depan kuburan ?" tegur seorang pejalan kaki yang berada di seberang jalan.

"Oh ini mas. Habis kuburin kucing. Adik saya masih sedih kehilangan kucingnya..." jawab Lachlan.

"Oh ya sudah mas."

Keempat hantu itu menatap pria yang menegur Lachlan dan Nareswari, hendak mengganggunya.

"Dengar kwartet nggak jelas, kalau kalian tidak diam, aku tidak bakalan bantu kalian!" desis Lachlan agar mereka tidak usil ke orang di seberang.

Keempatnya pun diam di tempat dan Lachlan mengajak Nareswari duduk di kursi depan pemakaman umum itu dengan posisi gadis itu berada di balik punggung Lachlan sedangkan pria itu menghadapi empat hantu itu. Nareswari masih memeluk pinggang Lachlan dari belakang sambil mengintip dari balik bahu pria itu.

"Oke, perkenalan dulu. Namaku Lachlan de Luca, biasa dipanggil L. Kalian bisa manggil L atau mas Bule, terserah. Kalau mbak Nareswari, mbak Kunti pasti sudah bilang sama kalian kan. So, kalian berempat, bisa cerita ada apa kalian sampai bikin takut mbak Nareswari?" Lachlan menatap keempat hantu itu.

"Aku dulu mas Bule ..." ucap mbak Kunti yang sudah mensetting wajahnya menjadi wajah wanita cantik tapi tetap menyeramkan, hanya saja tidak seperti awal Nareswari melihatnya. "Namaku Ningsih, aku seorang PSK. Suatu hari salah satu pelanggan ku, meminta aku menjadi istrinya. Sebagai wanita penghibur, tentu saja aku senang bisa lepas dari kubangan lumpur tapi... Suamiku ternyata sama saja. Dia menjadi mucikari ku yang baru hingga aku bertemu dengan pria lain yang mengajak aku pergi. Kami pergi dan aku memberikan surat cerai ke Suamiku. Sayangnya, mantanku tidak terima aku hidup bahagia dengan suamiku yang baru ... Dia, mantanku, menguntit aku, mas Bule. Saat aku hendak menyebrang dari pasar, mantan suamiku berusaha menabrak diriku namun luput. Aku membalas dendam dengan membunuhnya..."

"Mbak Ningsih, sebelumnya aku mau tanya. Kenapa kalian berempat kompak disini?" tanya Lachlan.

"Kami semua sama-sama mendapatkan remisi dari malaikat di alam sana. Kami semua akan masuk neraka tapi melihat kami masih memiliki kebaikan, malaikat memberikan kesempatan pada kami untuk melakukan hal baik di dunia atau melakukan keinginan terakhir yang berbau kebaikan, diantaranya, macam mbak Ningsih, dia membunuh mantan suaminya tapi dia juga tewas di penjara akibat kerusuhan. Dia ingin memberikan sesuatu pada putrinya tapi belum kesampaian. Aku dulu mencuri dan merampok hingga suatu hari aku membuat seorang anak menangis karena aku mencuri koleksi komiknya dan aku jual dengan harga mahal. Tak lama aku mati kecelakaan jatuh dari lantai dua sebuah rumah" sambung Mas Muka Rata.

"Jadi mbak Ningsih dan mas Muka Rata, hendak berbuat baik, guna memberikan sesuatu dan mengambil sesuatu agar apa yang kalian perbuat bisa menjadi pertimbangan di alam sana?" tanya Lachlan berusaha mencari benang merah. "Kalau pak Gondo dan Tole?"

"Aku ingin tampil sebagai dalang. Dulu aku dalang mas bule tapi hanya sebagai dalang keliling. Suatu hari, ada dalang lain iri dengan koleksi wayang kulit aku dan aku dibunuhnya. Semua koleksi wayang kulit aku, diambilnya. Aku ingin mengambil lagi, dan mendalang untuk terakhir kalinya di depan para anak-anak..." jawab Pak Gondo.

"Kalau aku ingin meminta maaf pada guruku yang sudah aku buat lumpuh..." ucap Tole sambil menunduk. "Sebelum aku minta maaf, aku sudah tewas di tawuran antar pelajar... Aku ingin meminta maaf tapi aku tidak berani mendatanginya ..."

Lachlan menoleh ke arah Nareswari yang tampak tertegun mendengar permintaan mereka.

"Bagaimana Nyes? Kamu mau membantu mereka? Bersama aku?" tanya Lachlan.

"Apakah setelah ini, kalian tidak akan mengganggu aku lagi?" tanya Nareswari sambil melepaskan pelukannya dari pinggang Lachlan dan memberanikan diri menghadapi mereka.

"Nggak Mbak Nyes. Soalnya kami akan kembali ke tempat kami berada jika sudah selesai tugas kami disini" jawab Mbak Ningsih alias mbak Kunti.

Lachlan memberikan senyum manis ke Nareswari. "Bukankah ini seru?"

Nareswari melotot galak ke arah pria bule itu.

Seru dari Monas Bambaaaanngggg !

***

Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️