SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
KUTUKAN SANG IBLIS

KUTUKAN SANG IBLIS

KELUARGA SOEDIBJOE

Kakek adalah orang yang kaya raya di kampungnya, dan terkenal akan kedermawanannya.

Setiap hari kami selalu di ajak untuk berbagi di yayasan maupun tempat-tempat dimana anak yatim berada, kakek bernama Danu Soedibjoe.

Namun sebuah tragedi terjadi yang membuat kami sekeluarga di usir oleh kakek tanpa sebab yang tidak aku tahu alasanya.

Rangkaian kejadian-kejadian aneh yang terbilang mistis membuat kami seperti diteror setiap harinya.

Kehidupan kami berubah menjadi seperti kutukan yang mengerikan, entah apa yang sudah dibuat oleh orang tua terdahulu! Sehingga membuat keluarga kami mengalami peristiwa yang di luar nalar.

Bahkan aku yang notabenenya bukan anak indigo setiap hari mengalami hal-hal yang menyeramkan, seperti melihat sesosok Makhluk yang berbadan besar, berbulu hitam lebat mata besar berwarna merah seperti api, dan tingginya menjulang sampai atas pohon.

Bahkan dia seperti selalu menatap kearahku jika aku berada diluar rumah tapi aku selalu mengacuhkan ya, karna kata Ayah dia adalah penjaga rumah kami!

Lalu apa yang terjadi pada keluarga Soedibjoe?

Bermula pada...

***

𝚃𝙰𝙷𝚄𝙽 𝟷𝟿𝟿𝟼

Perkenalkan namaku Ajisaka Subroto Soedibjoe. Umurku waktu itu menginjak usia 8 tahun.

Ibu sedang mengandung adikku, saat itu usia kandungan yang sudah jalan 9 bulan. Ibu adalah wanita yang cantik dan sholeha.

Bahkan aku tumbuh di lingkungan yang agamis, aku dituntut untuk selalu belajar tentang agama. setiap hari aku ngaji bersama teman-teman seusia ku.

"Ibu kenapa berkeringat dingin seperti ini.?" Ibu yang merintih kesakitan sambil sesekali menarik nafas, tapi aku bingung apa yang harus kulakukan untuk membantu ibu.

"Cari Ayah nak,Ibu sepertinya mau melahirkan adik kamu!" Akupun langsung pergi mencari Ayah yang aku sendiri tidak tau Ayah ada dimana. Hujan petir begitu dahsyatnya namun aku terus berlari untuk mencari ayah.

Di tengah guyuran hujan tiba-tiba langkahku seolah-olah berhenti tidak bisa di gerakkan sama sekali. Kucoba untuk menggerakan kakiku tapi seperti tubuhku terikat sesuatu.

Aku mencoba melirik kesana kemari tapi hanya pohon bambu yang begitu lebat. Payung pun terlepas dari genggaman tanganku.

Aku tidak tau apa yang sedang terjadi denganku, kenapa mulutku terasa terkunci dan kakiku tidak bisa digerakkan.

Tiba-tiba...

Ada sosok yang sangat mengerikan mendekatiku dia memiliki tanduk di kepalanya, wajahnya seperti gajah dan telinga panjang, serta bergigi taring.

Aku melotot karna ketakutan ketika sosok mengerikan itu mendekatiku tapi lari pun tidak bisa jangankan lari untuk bergerak saja aku tidak bisa. Akhirnya aku sampai kencing di celana karena ketakutan yang luar biasa.

"WHAHAHAHA sepertinya ini adalah calon penerusnya, kamu adalah keturunan Soedibjoe yang kelak akan menjadi budakku." Ketawanya begitu nyaring ditelingaku begitu mengerikan saat didengar.

"Sebaiknya kamu siapkan dirimu anak manis, kamu adalah pengikut ku untuk meneruskan perjanjian ku dengan Kakek moyangmu."

WHUUUUSSSHH...

Kulihat sosok wajah mengerikan itu terpental dan terpelanting jatuh namun dia masih melayang di udara.

"Dasar kau laki-laki tua bangka SIALANNN, jangan ikut campur urusanku dengan anak itu." Dengan suara yang begitu keras dan menggema, membuatku menangis karena sudah berusaha sekuat tenaga mencoba mengerakan badanku namun tidak bisa juga terlepas dari belenggu yang mengikat ku, yang aku sendiri tidak tau apa yang mengikat ku ini.

"Lebih baik kau bertaubat wahai iblis yang menganggu manusia.!"

"Setiap perjanjian manusia dan iblis tidak bisa terlepas sampai mati, WHAHAHA."

"Urusanmu dengan Kakek moyangnya, bukan dengan anak yang tidak tahu ini." Terdengar suara laki-laki dari arah belakangku tapi untuk sekedar menengok saja aku masih tidak bisa.

"Lebih baik kau pergi wahai Iblis yang dilaknat Allah, jangan kau ikut campuri dunia manusia."

"WHAAHAHA heii kau Tua bangka sialan kau kira dirimu siapa, menganggap dirimu suci? sedangkan kau juga dari golongan Jin."

"Setidaknya aku bersujud kepada Allah dan Muhammad adalah utusan Allah."

"Kamu sama saja dengan manusia rendahan seperti mereka yang menghalalkan seribu cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan."

Pertarungan antara Dua Makhluk yang satu Makhluk sangat mengerikan yang satunya seperti kilatan cahaya putih.

Makhluk mengerikan itu mengeluarkan tongkatnya dan berubah menjadi Seekor Naga, dan terdengar suara dari kilatan cahaya itu.

"A'uudzubillaah himinas syaitoon nirrojiim." kilatan cahaya melayang di atas kepalaku. Naga yang bergigi taring sangat tajam yang siap untuk menerkam kini terlempar jauh dan seperti terbakar api.

"Kamu akan tahu akibatnya Tua bangka, karena sudah ikut campur urusan dari golongan kami, mereka yang kau lindungi tidak akan pernah sudi memandangmu."

"Lebih baik kau bertaubat dan kembali ke jalan yang benar Wahai Iblis, sebelum kau sendiri yang di laknat Allah di akhirat kelak."

"CUUIIIHHH.. Aku tidak akan sudi untuk tunduk kepada manusia seperti mereka, Karena kami adalah golongan yang kuat."

"Pembalasanku belum di mulai sesungguhnya aku akan menganggu anak cucu Soedibjoe sampai mereka semua mati, Dan akan berpaling dari ajaran kebenaran Islam, karena kami membenci mereka sampai kelak di Neraka mereka akan menjadi teman bagi kaum Jin, HAHAHAHA."

seketika Sosok mengerikan itu menghilang tanpa jejak sedikitpun.

Dikit demi sedikit belenggu yang tadi menjerat ku mulai terlepas. Kini badanku bisa digerakkan kembali.

"Carilah Ayahmu digubuk ujung sana ketika kau berjalan jangan sekali-kali kau menengok kebelakang, Aku yang akan menjagamu dari belakang saat ini."

Akhirnya aku berlari untuk mencari Ayah kembali tanpa menengok kebelakang seperti orang yang tadi katakan. Karena umurku yang baru berusia delapan tahun tidak mengerti apapun apa yang barusan terjadi.

Aku hanya mengikuti apa yang dibelakangku katakan,

HOSH...HOSHHH..

Karena berlari membuat nafasku ngos-ngosan entah Ayah ada dimana,? Aku putuskan untuk terus mencari keberadaanya, Akhirnya..

Aku melihat Ayah sedang duduk bersilah di gubuk tua sendirian, entah apa yang sedang Ayah lakukan sudah tau Ibu sedang hamil Tua bukanya menemani namun justru Ayah malah keluyuran.

"Ayah..?" Kulihat Ayah seperti menyembunyikan sesuatu dibelakang badanya ketika melihatku.

"Ayah, sepertinya ibu mau melahirkan adik."

BRUGGHHHH..

Badanku terjatuh ke tanah karena syok saat kejadian tadi yang menimpaku. Badanku menggigil kedinginan wajahku seperti pucat pasi.

"Aji.. kamu kenapa nak kenapa tubuhmu dingin sekali, kenapa kamu cari Ayah saat hujan seperti ini?" Ayah panik ketika melihat seluruh badanku lemas.

Rasanya Dunia seakan gelap dan tidak terlihat, akupun menutup mataku...

****

Haii semua jangan lupa dukung aku dengan, like, komen dan vote yah, ini karya horor kedua ku.

Terimakasih.

UMMU SIBYAN PART 1

"Aji, kamu kenapa, Nak? Astaghfirullah badan kamu dingin sekali nak." Ayah mengendongku dan berlari pulang kerumah, dengan perasaan cemas yang menyelimuti relung hatinya.

"Sadar Aji, maafin Ayah karena tidak berada dirumah, Nak bangun sayang." Ayah terus berlari dengan air mata yang sudah membasahi pipinya yang mungkin begitu cemas akan keadaan anaknya.

Sampai dirumah, Ayah langsung membuka pintu dan dikejutkan dengan keadaan Istrinya yang sedang memegang pinggiran kursi dengan wajah dan rambut yang sudah tidak beraturan dan keringat dingin yang sudah membasahi seluruh tubuhnya.

"Astagfirullah Ibu, Apa yang terjadi.?" Ayah meletakan tubuh Aji di kasur dan langsung menghampiri sang Istri.

"Ayah, Ibu sudah tidak kuat Yah!" Ibu dengan sekuat tenaga mengejan sambil sesekali menarik nafas.

"Ibu mau melahirkan ini Bu, Ayah harus memanggil Dukun bayi dulu, Ibu masih kuat untuk berjalan? Tolong gantikan baju Aji dia pingsan karena kedinginan dan bajunya basah kuyup." Dengan begitu panik yang dirasakan Ayah.

"Ayah pergi dulu Bu, panggil Dukun bayi, Ibu tunggu Ayah pulang jangan ke mana-mana sendirian." Pinta Ayah yang langsung pergi untuk meminta bantuan.

Seperginya Ayah Ibu langsung menuju ke kamar untuk mengganti pakaian Aji yang seperti suaminya suruh.

Namun tiba-tiba angin bertiup kencang yang membuat jendela rumah yang terbuat dari kayu itu terbuka dan angin berhembus masuk kedalam kamar Aji begitu kencang.

"Astagfirullah ya Allah tolong hambamu, jaga hamba dan anak hamba ya Rabb." Ibu berjalan menghampiri jendela yang terbuka tadi untuk segera menutup pintu jendela.

"Allahhu Akbar , Aaaaaaaaakkkk." Begitu terkejutnya Ibu ketika melihat sosok wanita yang mengerikan di depan jendela, seketika Ibu mundur kebelakang sambil memegangi perutnya. Entah itu hanya halusinasi atau memang dia melihat setan.

Tepat di samping ranjang dimana Aji masih belum sadar Ibu langsung segera menghampiri Aji untuk membuka seluruh pakaiannya.

Betapa kagetnya Ibu saat menyadari tubuh anaknya yang begitu dingin dan kaku Ibu langsung panik dan segera menganti pakaian anaknya.

Setelah selesai Ibu langsung menyelimuti tubuh Aji, Dan memeluk anaknya berharap bisa memberi kehangatan untuk Aji.

Kecemasan tak berhenti disitu, perutnya tiba-tiba merasakan kram yang luar biasa seakan-akan bayi itu meminta segera untuk keluar.

Dengan menahan sakit ibu masih memeluk tubuh Aji, yang semakin dingin, diperiksa nya nafas Aji namun untungnya masih bernafas. Karena tidak mau anaknya mati konyol Ibu memutuskan untuk keluar rumah meminta pertolongan dan berharap tetangga mau menolongnya.

"Tolong.. Tolong.. Huuuuft." Dengan terus menarik nafas agar si bayi tidak keluar dahulu karena Dukun bayi belum datang.

Ibu berjalan kerumah tetangga yang berada tak begitu jauh dari rumahnya, Ibu langsung dikejutkan oleh sosok wanita tua berwajah mengerikan berambut gimbal sampai ke tanah, bermata merah dan bergigi taring.

Ibu terjatuh karena ketakutan yang luar biasa dan sangking terkejutnya, Ibu jatuh ke tanah sambil memegangi perutnya.

"Jangan ganggu saya mbah, saya permisi untuk lewat tolong jangan ganggu saya."

Setan tua itu justru tertawa begitu nyaringnya seperti suara kuntilanak yang menakutkan, dengan mata masih menatap kearah Ibu.

"Kalian manusia mengaku ahli ibadah namun denganku saja kalian takut, khihihihihi.." Setan tua itu justru tertawa, yang semakin membuat bulu kuduk berdiri.

"Kalian manusia-manusia yang mengaku menyembah Allah, tapi kalian sendiri yang menyekutukannya."

"Tidak, kami tidak sekalipun menyekutukan Tuhan kami."

"HaHaHaHA, kalian ini manusia bodoh, yang mudah tertipu daya akan godaan dari bangsa kami, hanya untuk memenuhi hasrat dan ambisi kalian." Wanita tua itu mencoba semakin mendekat.

Dan ingin menyentuh perut Ibu yang sedang mengandung besar, sekuat tenaga Ibu merangkak mundur dan membaca Surah yang dia bisa bacakan.

"Bismillahirrahmanirrahim, Dengan menyebut nama Allah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.

Qul a'udzu birabbinnas

Yang artinya: "Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Tuhannya manusia’"

Malikinnas(i)

Yang artinya: "Raja manusia,"

Ilahinnas(i)"

Yang artinya: "Sembahan manusia,"

Min syarril waswasil khannas"

Artinya: "Dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,"

Allazi yuwaswisufi sudurinnas"

Yang artinya: "Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia."

Minal jinnati wannas."

Yang artinya: "Dari (golongan) jin dan manusia."

Setan itu tiba-tiba menghilang entah kemana,

Ibu melihat darah mengalir di kakinya, perutnya seakan dicabik cabik seolah-olah bayi itu meminta untuk dikeluarkan. Dibawah guyuran hujan yang masih deras Ibu berteriak untuk meminta bantuan.

"TOLONG.. TOLONG." Sekuat tenaga Ibu berteriak untuk meminta bantuan.

"Astagfirullah Ibu Retno, kenapa di luar begini Bu? kemana suami Ibu.?"

"Tolong bantu saya berdiri Mbak Ratih." Akhirnya mbak Ratih dan suaminya menolong Ibu. Saat meraka mendengar teriakan suara minta tolong sepasang suami-istri itu bergegas keluar rumah dan menemukan Ibu berada di luar dan duduk di tanah.

Dilihatnya wanita tua itu sudah pergi dan tidak terlihat lagi, Akhirnya Ibu dibantu mbak Ratih dan suami untuk pulang kerumah.

Setelah masuk kedalam rumah Ibu minta di antar kedalam kamar Aji, Ibu meminta bantuan kepada suami istri itu untuk menutup jendela, dan suami mbak Ratih langsung mengecek tubuh Aji.

Wajahnya seketika berubah pucat pasi, dahinya mengernyit dengan tangan yang masih mencoba mengecek seluruh kondisi Aji yang kala itu lemas tak berdaya.

Entah karena kedinginan kehujanan atau karena syok saat bertemu Jin tadi, yang akhirnya membuat jiwanya terguncang.

Mitos jaman dulu kata orang tua, jika kita bertemu setan maka kita yang akan sakit begitu juga sebaliknya jika setan yang melihat kita lebih dulu setan itu yang akan sengsara.

Namun itu hanyalah sebuah cerita yang entah darimana asalnya, dan benar atau tidaknya.

Suami mbak Ratih akhirnya menempelkan tanganya di hidung Aji untuk mengecek nafasnya, Seketika suami mbak Ratih mengucapkan.

"INNALILLAHI WAINNAILAIHI ROJIUN."

***

Terpopuler