SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Transmigrasi (LAURA)

Transmigrasi (LAURA)

***

Bagai mana jadi nya jika Laura Arabella masuk kedalam novel yang dia baca beberapa hari yang lalu,Laura mengalami kecelakaan saat dia ingin mennyerbang jalan tapi saat Laura bangun dia malah berada di tubuh Erika Abillia Putri tokoh antagonis di novel 'CINTA UNTUK LiLi',itu kenyataan konyol namun nyata.

"Enghh"

"Masih hidup?gue kira gue bakalan mati"

"Anda sudah bangun ternyata,bisa saya periksa dulu"

"Iya silahkan dok"

Dokter mulai memeriksa ke adaan Laura,satuhal yang membuat Laura binggung,perasaan waktu dia ketabrak yang bocor itu kepala nya tapi kenapa malah kaki nya yabg di perban?,dan aneh nya lagi dia tidak merasakan sakit apa pun di bagian kepala nya,kepala?eh tunggu?!.

"NJIR RAMBUT GUE!"sepontan Laura berteriak saat sadar rabut penek nya berubah menjadi panjang sepingang.

"Astaga"Doketr yang lagi memeriksa kaki Laura terkejut sampai perban yang dia bawak jatub ke lantai.

"Dok saya tidur berapa lama?"

"6 jam"jawab dokter tersebut setelah sadar dari keterkejutan nya.

'gak mungkin kan dalam enam jam rambut gue langsung panjang kayak gini?'batin Laura bertanya tanya

"ke adaan kamu udah membaik,kaki kamu juga udah mendingan kemungkinan kamu bisa pulang malam kalau kamu masih ingin di sini bisa pulang besok"

"Eh enggak dok saya pulang malam ini aja"

"Baiklah saya akan telfon pak Dirga kalau anda ingin pulang malam ini"

"Dirga?"Beo Laura

"Iya saya akan menyuruh Dady anda pak Dirga untuk menjemput anda,karna itu pesan beliau"

Lagi dan lagi Laura di buat binggung oleh ke adaan sekarang,hai dia masih ingat nama ayah nya itu Farhan dan juga di memanggil 'ayah' bukan 'Dady'.

"Saya sudah memberi tau,sebentar lagi orang suruhan nya akan datang untuk menjeput mu,saya permi si dulu"

"Wah gak beres nih"Laura membawa infusnya ke wc yang ada di ruanh inap nya,Laura di buat kaget saat melihat bayangan wajah orang lain di cermin saat dia berdi ri di cermin besar di dalam wc.

"WAH NJIR INI MAH BUKAN WAJAH GUE!"Laura berucap dengan suara keras.

"njir kok bisa gini sik wajah gue"Laura menatap tidak terima pantulan wajah di depan nya,pipi yang caby,bibir merah ceri,bandan yang pendek,dan lihat lah vetapa feminim nya badan yang entah punya siapa dia tempati sekarang .

Tiba tiba Laura merasa kan sakit yabg teramat di kepala nya,di iringi ingatan ingatan asing yang masuk kedalam ingatan nya.

"Arnggrh,sialan"Laura memukul mukul kepalanya untuk menghilangkan sakit yabg teramat di kepa nya.

Laura berbafas legah saat sakit itu hilang dari kepalanya.

"Hai"

"Anjir"Laura menatap horor cewek yang ada di depan nya,bagai mana dan dari mana cewek ini masuk dan eh tunggu kenapa wajah cewek di depan nya sama denga wajah milik nya?.

"ingatan ingatan yang muncul itu milik gue,dan sekarang juga milik lo"

"Maksud lo?"Laura bertanya binggung

"Gue Erika Abillia Putri,gue jamin lo tau siapa gue"

Laura menyipitkan mata nya dia merasa tidak asing dengan nama yang baru saja di sebut kan cewek di depan nya.

"Erika Abillia Putri salah satu tokoh di novel 'CINTA UNTUK MITA' yang berperan sebagai antagonis"Laura menjawab ragu,ya walau pun dia yakin jawaban nya salah,ya karna mustahil gitu kan dia mengalaimi perpindahan jiwa.

"Ya lo benar,sekarang gue serahin tubuh gue dan alur cerita ini sama lo"

"L-lo bercanda!"

"Gue gak pernah bercanda dengan ucapan yang gue keluarin dari mulut gue"

"Jadi maksud lo gue ngalamin perpindahan jiwa gitu?"

"Itu lo tau"

"Mustahil!"

"Gak ada yang mustahil di dunia ini"

Laura terdiam sejenak,hai apa apaan ini sulit di percaya.

"Gue gak punya waktu banyak,dari lo yang udah ada di tubuh gue semua alur cerita berubah gak sama kayak lo baca,dan gue mohon sama lo balasin dendam gue sama orang yang udah ngebunuh gue,and gue percaya sama lo"

setelah nya Erika menghilang sebelum Laura mencerna ucapan yang di lontar kan oleh Erika.

"Kacau benar benar kacau,hidup gue yabg tenang akan verubah dengan banyak nya derama yang memuak kan,tapi gak papa sedikit bermain kayak seru dan Erika gue dengan senang hati membalas dendam lo,masalah lo masalah gue juga sekarang"terlihat semrik mengerikan di bibir mungil itu.

"it's time to start the game"

*****

"Jadi dia mengalamin anmesia?"

"Iya dari hasil yang saya dapat kan Erika mengalami anmesia yang akan pulih dengan berjalannya waktu"

"Baiklah kalau begitu saya permisi dulu karna ada pasien yang harus saya tanganin"

(Laura diganti menjadi Erika)

Erika tersenyum puas debgan ucapan dokter tadi,ya Erika yang menyuruh dakter Bian untuk mengatakan bahwa dia mengalami anmesia,awlnya memang dojter Bian tidak mau melakukan itu namun dengan bujukan bujukan Erika dokter Bian pun luluh dan mau melakukan hal itu untuk nya,ingatkan Erika untuk membalas budi kepada dokter Bian.

"Baiklah non Erika mari kita pulang"Dia Baron orang kepercayaan Dirga Dady nya,ya Erika tidak salah kan jika memanggil pria tua itu Dady?.

"Baik paman"Erika menjawab dengan senyuman manis nya

Selama di perjalanan menuju 'rumah' nya,Erika sibuk debgan pikiran nya sendiri untuk menyusun rencana dengan baik.

"ha~ ini akan melelah kan"Erika menutup mata nya,tidur sebebtar tidak masalah kan.

Rasanya Erika baru saja tertidur namun dia sudah di bangun kan oleh Baron yang mengatakan bahwa mereka sudah sampai.

di dalam hati tak henti henti Erika berdecak kagum melihat rumah ah mension yang benar benar besar dan indah di pandang mata.

"Bibik"

"ya saya bibi bantu tuan Baron"

"Antar kan non Erika ke kamar nya,dan jangan menanyakan apapun ke pada non Erika karna dia mengalami anmesi"

bik Sita sedikit terkejut mendengar ucapan Baron namun dengan cepat Bik Sita kengontrol rasa keterkejutan nya.

"Mari non bibik antar ke kamar"

"ha iya bik"

Erika mengegori bik Sita dari belakang,kalau di lihat lihat mension sedikt seram,bagai mana tidak seram mension ini cukup besar bahkan sangat sangat besar namun seperti tidak ada orang alias kosong hening dan hampa itu yang Erika rasakan.

"Makasih ya Bik"ucap Erika saat sudah sampai di depan pintu kamar nya.

"Iya sama sama non,kalau non perlu sesuatu panggil aja bibik di bawah"

"Iya bik"Erima tersenyum kecil ke pada bik Sita.

Bik Sita pun pamit untuk kembali mengerjakan tugas nya yang tertinggal.

Erika memasuki kamar yang akan dia tempati,bernafas legas saat warna kamar nya sangat dia sukai hitam dan abu abu.

"Selamat datang kisah baru,hari baru,masalah baru dan selamat tinggal kehidupan tenang ku"

AWAL

Pagi nya Erika sudah siap dengan seragam sekolah nya,dia cukup puas dengan penampilan baru nya,rambut yang biasa nya di gurai sekarang dia ikat,dan Erika yang sekarang lebih natural karna tidak ada polesan bedak bedak tebal seperti biasanya dia hanya memakai liptint agar tidak terlalu pucat dan memakai sedikit bedak di wajah nya.

Setelah merasa cukup Erika berjalan keluar dari kamar nya,dan menjalan kan kaki nya menuju meja makan,dia sudah siap untuk melihat atau ikut dalam drama di pagi hari ini.

Tampa mengucapkan sepat kata pun Erika duduk di samping Arkan abang kedua nya di depan nya ada Gio abang ketiga nya dan di samping kiri Gio Erlan abang pertama nya,dan jangan lupakan Dady nya yang duduk di depan anak anak nya.

Saat Erika sudah duduk semua mata tertuju pada nya.

"Apa?"Erika menaikan satu alis nya bertanya keoada mereka.

"Dady dengar kau anmesia"

'ha?apa?dady?sejak kapan pria tua itu menganggap Erika anak?boleh kah Erika menertawakan kekonyolan ini.

"Ya sepertinya begitu"Jawab Erika sekenan nya

"Perlukah dady dan abang abang mu memperkenalkan diri kami"

"kalau kalian tidak keberatan silahkan"Erika menjawab dengan senyum tipis nya,setidak nya dia harus menahan rasa muak nya kan?.

"Dirga Mahendra Dady mu"

"Erlan Mahendra abang pertama mu"

"Arkan abang ke dua mu"

"Gio abang ketiga mu"

ahh rasanya Erika mau tertawa melihat ekpresi ketiga abang nya yang jelas sekali ketara wajah malas nya saat memperkenalkan diri.

"Kalai begitu aku k.berangkat ke sekolah dulu dady"Setah menghabis kan satu lembar roti Erika langsung berpamitan keoada dady nya,dia masih punya sopan santun,catat itu.

Erika mendekat ke arah Dirga sambil mengadahkan tangan nya ke depan.

Dirga yang bingung pun mengambil uang lima lembar uang berwarna merah ke tangan Erika.

Erika berdecak kesal,kan dia mau salam bukan meminta uang jajan.

dengan kesal Erika menarik tangan Dirga dan langsung menyalam nya.

"Erika berangkat dulu,btw makasih uang nya dad"Eriak langsung melangkah kan kaki nya kekuar rumah.

Dirga diam mematung atas perbuatan Erika beberapa detik yang lalu,bukan hanya Dirga yang syok tapi ke tiga anak juga,ini bukan seperri Erika yang biasanya.

"Dad kita juga udah selesai,yok Ar ntar telat"tanoa menunggu balasan Arkan Gio langsung menarik tangan Arkan.

"Sabar elah,gak sopan banget lo sama yang lebih tua"Arkan berucapdengan kesal

"akhirnya lo sadar kalau lo itu udah tua"Gio

Arkan menapsen nama nama hewan kebun binatang dalam hati nya.

"Bukan adek gue pokok nya"ucap Arlan pelan

"Naik"

Erika manatap bingung Arkan,apa susah nya mengucapkan kalimat yang lengkap agar mudah di fahami.

"Naik,barangkat sekolah bareng kita,Lo juag lupa kan sama jalan sekolah?"Jelas Arkan di akhiti pertanyaan

Eriak berfikif sebentar,ada benar nyajuga juga ucapan abang kedua nya itu.

"Yaudah gue bareng lo ke sekoalh nya"

Erika langsung naik ke atas motor Arkan"

"Gue deluan,pelan pelan aja bang bawa motor nya lo bawak anak orang di belakang"setelah mengatakan itu Gio langsung menggas motor nya dengan cepat.

'ya iyalah gue anak orang ya kalik anak mak kunti'sinis Erika dalam hati

"pegangan"Belum juga Erika memegang pundak Arkan,tetapi lelaki itu sudah menggas motor nya yang membuat nya hampir terjatuh kebelakang.

"Seloo elah,kalau gue jatuh kayak mana!"Erika mencubit perut Arkan,dengan dia yang memeluk Arkan jadi memudahkan nya untuk mencubit perut lelaki tersebut.

"ahkkh,sakit tolol lo mau gue turinin tengah jalan ha!"Balas Arkan mengancam

"Ya jangan dong ntar gue nangis"Erika memperagai cara dia menagis Arkan yang melihat itu dari kaca spion menahan gemas terhadapa adik nya,adik nya?.

"Gak usah rusuh makan nya"

*****

Kini Erika dan juga Arkan sudah sampai di sekolah,kedatangan Arkan bersama Erika tentu menjadi sorotan orang orang di sekolah,pasalnya walau pun mereka bersauda tidak ada sejarahnya Arkan maupun Gio yang datang ke sekolah bareng Erika.

Erika menatap jengah orang orang yang melihat nya dengan tatapan yang bermacam macam,warga sekolah di sini sungguh kepoh dan juga tidak beradap,apa pun akan mereka jadikan bahan tontonan dan juga bahan gibahan.

"Makasih Bang"Erika

"hm"

Arkan berjalan ke arah teman teman nya yang berkumpul di dekat parkiran honda.

"Di tinggal gue?antarin kek ke kelas!"Erika berjalan sambil mengerutu tidak jelas,untung saja dia tau kelas nya di mana.

"Apa lo!"Erika memelototi mata nya saat ada siswi yang terang terangan membicarakan nya sambil menunjuk nunjuk ke arah nya.

"E-nggak k-kak,gak papa"Jawab gugup siswi tersebut,bisa Erika tebak kalau dia adik kelas.

"Masih mental patungan jangan begaya ngomongin orang!!"Setelah itu Erika pergi melanjutkan jalan nya yang sempat tertunda.

Siswi tadi dan teman teman nya bernafas legah,sepertinya Erika lagi baik hari ini,biasanya jika ada yang menganggu nya dia gak segan segan membully orang tersebut sampai dia puas.

"Kesambet apa lo Ar berangkat sekolah sama maklampir"

Arkan hanya mengedikan bahunya acuh,dia pun tak tau kenapa dia menawarkan tumpangan kepada 'adik' nya,yang jelas dia tadi hanya mengikuti keinginan hati kecil nya.

"Yaelah Ar di tanya malah diam baek"

"Bacot"

Bastian mamanyunkan bibir nya saat mendengar jawaban Arkan.

"Jijik gue Ian"Gio meraup (mengusap) kasar wajah Bastian menggunakan tangan nya.

"Adik sama abang sama aja,bikin kesal"gumam Bastian

"Aksa mana njir"Dani

"Keruang osis dia,kerajinan amat teman gue yang atu itu"Bastian

"Emang Aksa kayak lo pemalas"Ucap sarkas Aldi

"Ngaca dong ngaca!"Bastian menjawab dengan ngegas.

Terpopuler