SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Damian X Anya

Damian X Anya

Bertemu

Keluarga Forger dan Desmond sedang mengadakan acara makan siang bersama di kediaman Desmond. Mereka adalah keluarga bangsawan yang terhormat di Wisteria. Forger dan Desmond memiliki hubungan yang dekat, bisa di bilang mereka adalah sahabat.

“Anak-anak kita akhirnya akan mulai masuk akademi minggu depan” Desmond memulai pembicaraan.

“Saya sudah tidak sabar melihat Anya dan Damian memakai seragam sekolah.” Forger menanggapi dengan ramah.

Damian Desmond adalah putra kedua dari keluarga Desmond. Dia adalah pria yang sangat cerdas dan bijak. Sedangkan Anya Forger adalah putri pertama dari keluarga Forger. Dia adalah gadis periang dan mempunyai penyakit leukimia. Anya dan Damian sama-sama berusia 7 tahun.

“Damian, pastikan kau menjaga Anya dengan baik di akademi” Desmond tersenyum menatap Damian.

“Baik ayah” Damian tersenyum menatap ayahnya kemudian beralih menatap Anya sambil tersenyum ramah.

Anya tidak mempedulikan Damian, dia terus menyantap makanan nya.

“Ayah, Anya ingin berjalan-jalan” Pinta Anya kepada Forger.

Forger menatap Anya tersenyum.

“Kalau begitu biar Damian yang mengajak Anya berkeliling” Desmond menanggapi.

Damian dengan tenang menyantap makanan nya.

“Maaf merepotkan” ujar Forger tersenyum kepada Desmond.

“Tidak sama sekali. Damian, tolong ajak Anya berkeliling” pinta Desmond.

“Baik Ayah” Damian turun dari kursi.

**

Anya dan Damian berjalan berdampingan di taman kediaman Desmond yang luas.

“Anak kedua?” panggil Anya

“Damian” Damian memperbaiki

“Hmm, anak kedua?”

“Damian”

“Anak kedua?”

Damian menghela napas pelan.

“Baiklah ada apa?” Damian mengalah

Anya menghentikan langkahnya dan menghadap Damian, “Anya bosan. Anya ingin pergi beli kacang?”

“Kacang? Kita bisa mengambilnya di dapur” jawab Damian

“Anak kedua, Anya ingin beli kacang yang banyak. Ayo pergi keluar!” Anya menjelaskan dengan tekad.

“Kalau begitu kita harus berpamitan dulu pada Ayah” Damian hendak melangkah, tetapi Anya memegang tangan Damian dengan erat.

“Anak kedua, ayo kita pergi sekarang. Jika anak kedua tidak mau menemani Anya, Anya akan pergi sendirian” Anya menatap Damian dengan penuh tekad.

Damian tidak bisa membiarkan Anya pergi sendirian, akhirnya dia memutuskan untuk keluar beli kacang menemani Anya. Mereka keluar diam-diam tanpa di ketahui siapa pun.

“Waah,” mata Anya berbinar melihat kota, dia menarik tangan Damian dengan penuh tekad menuju supermarket.

Damian hanya bisa pasrah ketika Anya menarik tangan nya. Cengkraman tangan Anya begitu kuat hingga Damian tidak bisa melepaskan diri.

Sebelum nya Damian tidak pernah berpikir Anya akan benar-benar bertekad pergi ke supermarket hanya untuk membeli kacang. Damian berpikir kembali tindakannya menemani Anya ke keluar adalah kesalahan besar.

Di dalam supermarket, Anya berlari kesana kemari mencari kacang. Damian ikut berlari agar tidak kehilangan jejak Anya.

“Anya, jangan lari-lari. Aku bisa kerepotan jika kamu menghilang”

Anya tidak menghiraukan titah Damian, dia terus berlari mencari kacang. Sejujurnya Damian kesal dengan sikap Anya yang seenaknya, tetapi dia menahannya dan terus mengikuti Anya.

“Anak kedua, lihat ada kacang!” mata Anya berbinar setelah menemukan apa yang dia cari.

Damian menghela napas pelan karena kelelahan mengikuti Anya yang dari tadi berlari.

“Emangnya kau tupai sampe sebegitunya melihat kacang” Damian tidak lagi memperhatikan sikap nya.

Anya menatap Damian dengan tajam, “Anak kedua, Anya suka kacang”

Damian bergidik melihat Anya menatap nya dengan tajam. Damian berpikir telah membuat kesalahan terhadapnya.

“Kalau begitu ambil yang banyak” Damian mengalihkan

Anya tersenyum lalu melompat-lompat mencoba mengambil kacang, tetapi tangan Anya tidak sampai juga. Kemudian Anya memasang wajah sedih kepada Damian.

“Anak kedua, kaki Anya terlalu pendek untuk mengambilnya” wajah Anya memelas

“Dasar kau ini ada-ada saja” Damian memangku Anya untuk membantunya mengambil kacang.

Anya berusaha mencapai kacang, tetapi meskipun dengan bantuan Damian, Anya tidak bisa mencapai nya.

“Lakukan lebih cepat, kau sangat berat Anya” Damian berusaha sekuat tenaga menopang tubuh Anya.

Petugas supermarket menghampiri Anya dan Damian yang berusaha mati-matian mengambil kacang. Lalu petugas tersebut menyodorkan kacang kepada Anya. Damian menurunkan Anya dari pangkuannya, dia bernapas dengan kasar setelah memangku Anya.

“Kau benar-benar berat Anya” Damian terduduk di lantai supermarket untuk istirahat.

Petugas yang melihat Damian kelelahan tersenyum, “Ada yang bisa saya bantu lagi?” ujar petugas tersebut.

“Tidak, Terima kasih” jawab Anya, kemudian petugas tersebut pergi.

Damian berdiri karena dirasa sudah cukup untuk istirahatnya, “Baiklah sekarang kita pulang”

Damian mencengkram tangan Anya dengan erat khawatir gadis itu akan melakukan hal yang melelahkan lagi. Setelah membayar, mereka langsung pulang.

Di kediaman Desmond, Forger dan Desmond menunggu Damian dan Anya dengan cemas. Mereka pergi terlalu lama sehingga membuat orang curiga, kedatangan mereka di sambut dengan penuh rasa syukur karena tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

Pasalnya keluarga Desmond dan Forger adalah keluarga yang kaya. Mereka khawatir akan ada penculikan terhadap Damian dan Anya yang dijadikan sebagai sandera lalu meminta tebusan.

“Anya, kemana saja kau?” Yor memeluk putrinya dengan cemas.

Desmond menatap Damian meminta penjelasan. Damian menjelaskan apa yang terjadi.

“Maaf kan aku Ayah, Tuan Forger, karena telah membuat semua orang khawatir”

Forger mendekati Damian, “Maaf telah merepotkan mu. Aku tahu Anya bertindak nekat. Terima kasih telah menjaga Anya untuk ku” Forger memegang pundak Damian.

“Tuan Desmond, Damian telah menjaga Anya. Terima kasih banyak” Forger menundukan kepala bersama Yor.

Desmond menghela napas, kemudian Forger pamit pulang.

“Ayah, Anya ingin bertunangan dengan Damian agar Damian bisa terus menemani Anya membeli kacang” ujar Anya polos

Damian terkejut mendengar permintaan Anya, Forger dan Desmond pun sama terkejutnya dengan kata-kata yang di lontarkan Anya. Mereka saling bertatapan kemudian tertawa.

'Anak ini benar-benar menyebalkan' batin Damian.

“Anya sekarang kita pulang dulu, masalah itu biar kita bicarakan nanti”

Forger berpamitan kepada Desmond lalu mereka pergi meninggalkan kediaman Desmond.

....

Ayo kunjungi novel lain karya Author Lux!

Hari Pertama Sekolah

Seminggu kemudian, akademi akhirnya di mulai. Loid Forger dan Yor Forger mendampingi Anya ke sekolah sampai Anya mendapatkan kelas.

Akademi Eden adalah akademi terelit dan sangat berkualitas di Wisteria. Tidak sembarang orang bisa masuk ke akademi ini. Akademi Eden sangat menjunjung tinggi nilai dari kejujuran dan kesetaraan. Meskipun begitu, faktanya hanya kalangan atas yang mengisi kursi paling banyak di akademi ini. Karena, kalangan atas sudah mendidik anak mereka sejak dini. Hanya beberapa rakyat jelata yang bisa masuk ke akademi melalui beasiswa, itu pun seorang anak jenius.

Aula akademi eden, Big town sangat lah luas. Banyak orang tua murid sudah menempati kursi aula untuk melihat anak nya di panggil ke atas panggung. Keluarga Forger tiba di aula, mata Anya berbinar melihat panggung yang begitu megah di depannya. Kursi-kursi kosong sudah terisi dan acara pun di mulai.

Acara di mulai dengan beberapa hiburan seni, seperti membaca puisi tentang akademi eden, menari, dan menyanyi. Hingga akhirnya tiba di puncak acara, yaitu Pengumuman Pembagian Kelas. Satu angkatan terdiri dari enam kelas, dan satu kelas terdiri dari dua puluh lima murid.

“Selanjutnya kami akan membagi kelas dan mengumumkan wali kelas nya. Silahkan maju ke depan bagi anak yang di panggil”

Satu persatu anak mulai di panggil ke atas panggung hingga menjadi satu kelas. Lalu mereka dibawa pergi oleh wali kelas masing-masing menuju kelas mereka. Orang tua tidak di perbolehkan masuk ke dalam kelas, karena itu akan mengganggu proses belajar-mengajar meskipun ini adalah hari pertama anak mereka masuk akademi.

“Selanjutnya adalah kelas Graha Cline” sang MC mengumumkan.

“Damian Desmond”

Anya melihat Damian berbaris dengan yang lain di atas panggung, “Anak kedua” Anya berkata pada dirinya sendiri.

“Becky Blackbell”

“Anya Forger”

Anya maju untuk ikut berbaris dengan yang lain. Damian menatap Anya datar, Anya menatap Damian sambil tersenyum.

“Anak kedua, ternyata kita sekelas”

Damian hanya tersenyum,

'Ku harap dia tidak merepotkan ku disini' batin Damian

Anya berbaris di barisan belakang, “Hai, semoga kita bisa berteman. Nama ku Becky, siapa nama mu?” sapa gadis di depannya.

Anya memalingkan muka karena melihat senyuman Becky yang nampak meremehkan.

'Ada apa dengan gadis ini?' Becky nampak bingung

Semua murid kelas Graha Cline sudah berbaris di atas panggung, lalu mereka dibawa pergi oleh Pak Henderson selaku wali kelas Graha Cline.

Pak Henderson mengajak Graha Cline berkeliling akademi dan hendak menuju kelas yang akan di jadikan sebagai ruang belajar mereka.

Becky menemani Anya setiap saat. Ketika Anya di buli oleh Darius dan Edward tanpa sepengetahuan Pak Henderson, Becky membela sebagai perisai Anya.

“Muka jelek”

“Rakun kerdil”

Mereka terus mengejek tetapi Anya tidak meladeni nya.

“Hey kalian! meskipun Anya lebih jelek dariku tetapi kalian tidak perlu segitunya” lawan Becky

'Becky, apa kamu benar-benar membela Anya?' batin Anya

Graha Cline hampir tiba di kelas mereka. Darius melempar gulungan kertas hingga kena kepala Anya.

“Lagi-lagi kalian! Apa mau aku laporkan ke Pak Henderson?” Bentak Becky

“Hah? Memang ada buktinya?” Edward menantang

Anya yang telah kehabisan kesabaran, melihat kanan kiri memastikan keadaan. Ketika keadaan telah aman, tiba-tiba Anya menonjok Darius yang berada di depan matanya hingga terlempar menabrak tempat sampah.

Darius terkejut dengan tonjokkan Anya yang begitu keras hingga akhirnya dia menangis dengan kencang karena merasakan sakit di pipinya.

Damian mengetahui, Anya di buli oleh Darius dan Edward sejak Pak Henderson mengajaknya berkeliling. Dia tidak berniat ikut campur karena berpikir Anya akan baik-baik saja. Tetapi, Damian diam-diam memperhatikan tindakan Darius dan Edward dari belakang bersama Emile dan Egeberg.

Ketika Darius melempar kertas ke Anya, Damian hampir kehilangan kesabaran dan hendak menghampiri Darius untuk memukulnya. Tetapi itu semua tidak pernah terjadi karena Anya telah memukul Darius terlebih dahulu.

Damian, Emile, Egeberg, Becky dan Edward terkejut melihat tindakan Anya yang begitu tiba-tiba.

Pak Henderson berbalik ketika mendengar tangisan dari belakang lalu berlari menghampiri.

“Ada ribut-ribut apa ini?” tanya Pak Henderson menghampiri.

“Pak guru, dia telah memukul Darius dengan keras” Edward mengadu ke Pak Henderson sambil menunjuk Anya.

Anya terkejut lalu berpikir, “Kebetulan dia lewat selagi Anya mengulurkan tangan” bela Anya sambil menunjuk Darius di lantai.

“Bohong, memangnya itu bisa dijadikan sebuah alasan?!” bantah Edward, “Lagi pula kamu tadi memastikan Pak guru bakal lihat atau tidak kan?” lanjutnya

“Memang ada buktinya?” bela Anya

“Jelas-jelas ini bekas tonjokkan mu” jelas Edward

Pak Henderson memperhatikan, mencoba memahami situasi, “Memberikan kesaksian palsu adalah tindakan pengecut, Anya Forger” Pak Henderson membuka suara

“Bukan begitu Pak guru, dari tadi dia berusaha sabar. Mereka yang mulai duluan” Becky menjelaskan membela Anya

“Tapi memukulnya adalah fakta, kan?” bantah Pak Henderson

Anya berpikir mencari alasan yang tepat, “Tadi dia menginjak kaki Becky. Anya jadi marah karena itu. Maaf.” Anya menunjuk Becky

Memang benar, Darius menginjak kaki Becky dengan sengaja ketika mendekati Anya. Becky yang dibela merasa tersanjung atas tindakan Anya untuk nya, dia memeluk Anya dengan erat. Damian yang memperhatikan di belakang sejak tadi hanya tersenyum.

'Dia bisa mengendalikan emosi diri. Namun, berani maju menghadapi murid laki-laki demi temannya, sungguh anggun Anya Forger' batin Pak Henderson, 'Akan tetapi...'

Para orangtua berpindah ke aula small town untuk menunggu anak mereka masing-masing, aula tersebut tidak sebesar aula big town, tetapi cukup luas untuk menampung 3000 orang.

Terlihat para orangtua sedang mengobrol satu sama lain di small town, waktu telah menunjukkan pukul 10, di hari pertama sekolah, jam pelajaran hanya sampai pukul 10 dari jam pelajaran normal.

Anak-anak mereka telah selesai belajar dan menghampiri orangtuanya di small town. Forger menantikan kedatangan Anya, tetapi Pak Henderson menghampiri Forger untuk mengajaknya ke ruang kepala sekolah.

Di ruang kepala sekolah, terlihat Anya sudah duduk di sana sambil mengepalkan tangan karena ketakutan.

“Memukul anak laki-laki?” Loid Forger selaku Ayah Anya terkejut bukan main

Sedangkan Yor menanyai Anya untuk memastikan keadaan Anya baik-baik saja, “Anya, apa kamu terluka?” Yor khawatir

“Sebenarnya tindakan kekerasan akan mendapatkan tiga tonitrus. Namun, dengan pembelaan saya, Anya hanya dapat satu tonitrus. Tidak bisa lebih ringan lagi” Pak Henderson menjelaskan.

Tonitrus adalah bintang perak yang menjadi sistem penilaian Akademi Eden terkait tindakan tercela. Jika seorang murid mendapatkan delapan tonitrus selama satu tahun atau kurang dari satu tahun, maka murid tersebut akan langsung di keluarkan tanpa melihat latar belakang murid tersebut. Tetapi Eden tidak akan mencap merah murid tersebut di data seluruh akademi atau sekolah yang ada Wisteria sehingga dapat melanjutkan pendidikan di sekolah lain.

“Saya akan mengurus permintaan maaf kepada orangtua nya” ujar Pak Henderson menenangkan

'Mendapatkan satu tonitrus di hari pertama sekolah' Seketika Loid merasa tertekan.

Terpopuler