SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Extraordinary System

Extraordinary System

Bab 01 Juan Prakoso dan keseharian nya

...Extraordinary System Season I - The Students Cheater....

...Bab - 01 Juan Prakoso dan keseharian nya....

...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...

Apakah kalian pernah terpikir untuk menjadi orang yang paling cerdas disekitar mu?

Keajaiban itu berasal sebuah System' yang didapatkan oleh seorang pemuda yang pekerja keras demi untuk adik-adiknya.

Dia bernama Juan Prakoso.

Juan Prakoso, 17 tahun, masih duduk di bangku sekolah menengah atas dan anak pertama dari pasangan Juwita Dwi dan Joko Prakoso serta memiliki dua adik yaitu Yuda Prakoso dan Yuri Dwi Prakoso. Mereka kembar dan masih berumur 14 tahun.

Kehidupan mereka tidak seperti keluarga pada umumnya.

Setahun yang lalu, mereka mengalami kemalangan yang dimana kedua orang tua mereka meninggalkan dunia dan sejak saat itu, Juan lah yang menjadi tulang punggung adik-adiknya meski ada bantuan dari sanak saudaranya namun itu tidak membantunya untuk bisa makan setiap harinya apalagi biaya sekolah yang tidak kecil.

Maka dari itu, Juan mau tidak mau harus bekerja paruh waktu demi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sampai-sampai, Juan tidak memiliki waktu untuk belajar.

Maka dari itu, Juan selalu tidur dikelas dan suasana ramai dikelas, dia tidak begitu mempedulikan nya.

Beberapa saat kemudian, guru datang ke kelas dengan membawa setumpuk kertas.

"Ayo anak-anak! Semuanya duduk!"

Semua para murid dikelas bergegas kembali ke bangku mereka dan duduk dengan rapih.

Juan yang mendengar itu, dia juga ikut terbangun dan memperhatikan guru nya.

Guru itu bernama Rini, Walikelas kelas 11-B yang merupakan kelas dari Juan. Guru Rini itu pun duduk dan menaruh tumpukan kertas di atas meja.

"Anak-anak hasil ujian kalian sudah keluar. Jadi, persiapan diri kalian."

Beberapa murid merasa antusias terutama para murid wanita yang mungkin sudah bekerja keras untuk belajar namun tidak sedikit yang cuek dan tidak peduli dengan hasil ujian.

"Oke, Ibu akan bagikan!"

Bu Rini pun memanggil satu persatu muridnya sesuai absen dan tibalah nama Juan disebut. Sebelum Juan menerima itu, teman-temannya sudah tertawa kecil dan berbisik-bisik seraya melihat Juan.

Meski, Juan menyadarinya. Dia lebih memilih diam dan terus melangkah kedepan menghampiri Bu Rini untuk mengambil hasil ujian.

Setibanya di dekat Bu Rini, beliau menatap tajam sambil memberikan kertas ujian.

"Juan, ikut ibu ke kantor jam istirahat nanti!"

"Baik, Bu."

Juan menerima hasil ujian itu dan membalikan badan untuk kembali ke bangkunya sambil melihat hasil nilai yang didapatkan nya. Juan mendapatkan nilai 30.

Salah satu teman pria sekelasnya menghampiri Juan dan langsung merangkul Juan. Dia bernama Jaya, murid yang bandel juga selalu mendapatkan nilai yang jelek

"Juan, kamu dapat berapa?" tanya Jaya seraya mengambil kertas Juan dan melihat nilainya Juan.

Jaya pun mengambil kertas itu dan memamerkannya, "Semuanya, Juan peringkat pertama bawah dan gua jadi peringkat kedua terbawah. Hahaha ..."

Semua murid disana pun menertawakan nya. Juan hanya bisa menghela nafas lantaran itu bukan sekali dua kali dirinya mendapatkan perlakuan seperti itu. Lalu, dia hanya berjalan kembali ke bangkunya. Bu Rini juga hanya menggelengkan kepalanya.

Ada juga siswi yang mencuri pandang kepada Juan dengan tatapan simpatik namun, disaat Juan melihatnya kembali. Dia membuang muka.

Jam istirahat pun tiba ...

Sesaat bel berbunyi, banyak teman sekelas Juan yang langsung menghampirinya.

"Juan, ini list yang harus kamu beli!" seru Jaka sambil memberikan catatan kecil kepada Juan.

"Dan, ini uang nya! Seperti biasa kembaliannya untuk mu, pengemis!" ucap seorang murid wanita bernama Alexa.

Alexa merupakan siswi yang cantik dan besar di keluarga yang kaya raya. Tentu, banyak siswa yang menyukainya bahkan tidak satu dua orang yang pernah menyatakan perasaannya namun, banyak dari mereka yang ditolaknya lantaran siswa itu miskin, bodoh atau jelek. Dia pun juga tidak ingin jomblo maka, dia pun selalu bergonta-ganti pacar.

Juan menerima list dan uang itu dan menjalankan perintah mereka. Juan pun meninggalkan kelas.

Pembelian makan siang itu juga sudah menjadi rutinitas Juan dan dia pun tidak mempermasalahkan meski harus mengantri dan berdesakan dengan murid lainnya lantaran uang jasa pun lumayan untuk membeli bensin motor miliknya.

Setelah beberapa lama, Juan pun berhasil membeli semua makanan yang ada di list dan kembali ke kelas namun, ditengah perjalanan siswi kakak kelas Juan menghampiri nya dan tanpa basa-basi dengan wajah yang masam menampar Juan.

Plak!

Sebuah tapak merah menempel pada pipi Juan.

"Hei, gua ingetin loe ya. kacung. Kalau mau jadi pacar gue, kaca dulu loe. Dasar jelek dan pengemis!" maki siswi tersebut.

Nama siswi itu, Siska. Dia siswi kelas 12-A yang juga primadonanya kelas 12 sama seperti Alexa. Siska tidak pernah sendiri, dirinya selalu ditemani oleh keempat temannya atau satu gang cheerleader nya yang saat ini sedang menertawakan Juan.

Juan tidak marah dengan perlakuan itu dan diam. Sebenarnya, dia tidak sungguh-sungguh menyatakan perasaannya namun, Jaya dan Alexa menyuruh Juan untuk berkenalan dan meminta nomor Chat nya kepada Siska beberapa hari yang lalu, Juan berhasil. Setelahnya, Jaya dan Alexa menyuruh Juan untuk menyatakan perasaan nya kepada Siska dan Juan pun menuruti nya dan Juan pun mendapatkan 200 ribu rupiah dari mereka.

Meski, resikonya saat ini menerima tamparan dari Siska.

"Maaf," ucap pelan Juan sambil menundukkan kepalanya.

Sesaat kemudian, Siska dan gangnya pergi meninggalkan Juan dengan tatapan dan tawa remeh.

Sesudah itu, Juan kembali ke kelas dan memberikan semua makanan yang dipesan kan oleh teman-temannya.

"Lama banget loe!" ucap kesal Alexa yang langsung merampas kantong makanan.

"Dan, ini upah loe!" ucap Jaya yang memberikan 20 ribu rupiah. "Tunggu! Karena loe telat potong setengahnya," ucap Jaya sambil mengambil 10 ribu dari tangan Juan. "Udah sana!"

"Iya. ya," jawab Juan yang berbalik badan dan meninggalkan kelas lagi untuk mendatangi gurunya yang ada di kantor guru.

"Juan, kalau nilai mu begini terus kamu bisa dikeluarkan dari sekolah terlebih lagi kamu sudah 2 bulan tidak membayar uang administrasi sekolah," ucap peringatan Bu Rini.

"Iya, Bu. Saya akan usahakan."

"Ibu tahu kamu harus mengurusi kedua adik mu tapi kamu harus lebih mementingkan belajar daripada bekerja, ya. Juan."

"Iya, Bu."

"Yasudah, kamu kembali ke kelas."

"Iya, Bu. Saya pamit dulu."

Setelah itu, Juan pun pergi meninggalkan kantor guru dan setibanya, diluar Juan berpapasan dengan siswi yang sering mencuri pandang kearahnya.

Nama nya Nabila Putri, siswi yang ramah dan pandai dikelas.

Juan dan Nabila pun saling menundukkan kepalanya. Lalu, dia melewati Nabila.

"Tunggu!" seru Nabila.

Langkah Juan pun terhenti dan menoleh kebelakang.

"Ada apa?"

"Kamu tidak apa-apa hidup seperti itu?" tanya Nabila.

Juan memberikan senyuman, "Saya baik-baik saja."

"Oh, begitu. Jika ada apa-apa, beritahu Saya saja ya."

Juan menganggukkan kepalanya lalu, membalikan badannya dan meninggalkan Nabila untuk kembali ke kelas.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

*)Revisi

Bab 02 Keanehan dari petaka

...Bab 02. Keanehan dari petaka....

...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...

Jam sekolah usai ...

Juan dengan sepeda motor Honda Astrea pergi meninggalkan sekolah dan saat itu, Juan melewati Jaya.

"Hei, lihat! Ada pengemis lagi pulang!" seru kencang Jaya.

Ucapan Jaya itu tentu membuat semua murid disekitarnya tertawa senang.

Juan pun tidak mempedulikan nya dan terus melajukan motornya.

Juan tidak langsung pulang lantaran harus mampir ke pasar dan membeli beberapa bahan makanan dan membeli sebisanya.

Sesudah itu, barulah Juan pulang ke rumah petakan yang berada didalam perkampungan dan gang kecil. Rumahnya pun menyatu antara tempat tidur, tempat tv, dapur dan lainnya. Ruangan terpisah hanya kamar mandi. Jika diperkirakan rumahnya itu seluas garasi rumah.

Meski begitu, Juan dan kedua adiknya hidup damai.

"Kakak, pulang!" seru Juan yang membuka pintu.

Kedua adiknya yang sedang menonton televisi sontak menghampiri kakaknya.

"Kakak!" teriak Yuda dan Yuri.

Kedua adiknya mencium tangan. Setelah itu, Yuri mengambil plastik yang dibawa oleh Kakaknya.

"Yuri, taruh diatas meja. Kakak langsung memasaknya. Kalian sudah masak nasi?" ucap Juan.

"Iya, Yuri sudah bisa masak nasi di rice cooker," jawab Yuda.

"Hihihi ... " senyum bangga Yuri sambil mengacungkan dua jari piece nya.

Juan pun tersenyum senang, "Adik Yuri memang pintar."

"Iya, Kakak mandi saja dahulu baru masak!" ucap Yuda.

"Oke," jawab santai Juan.

Sesudah itu, Juan pergi ke kamar mandi dan setelah itu masak dan makan bersama dengan porsi yang minim.

Jam pun sudah menunjukan jam setengah tujuh yang bertanda bahwa Juan harus bekerja. Dia pun berganti pakaian kerja dan berangkat lagi.

"Ingat Yuda, Yuri! Jangan membuka pintu untuk orang asing! Dan, tidur jangan terlalu malam!" seru Juan saat ingin meninggalkan rumah.

"Baik, kak!" jawab serempak Yuda dan Yuri.

Sesudah itu, Juan berangkat ke tempat kerja paruh waktu nya.

Juan bekerja di minimarket dari jam 7 malam sampai jam 5 pagi sedangkan, Juan hanya membutuhkan waktu sejam saja untuk tidur. Itulah setiap malam yang dilakukan oleh Juan.

Pada malam itu, hujan begitu deras dan petir menyambar dan waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam.

"Juan, Saya pulang dulu," ucap pria rekan kerjanya Juan.

"Oh, iya. Kak! Hati-hati dijalan!"

"Oke, bye."

Sesudah itu, rekan kerjanya mengenakan jas hujan dan keluar pulang dengan motor Ninja nya pergi meninggalkan minimarket.

Beberapa saat kemudian, sebuah mobil sport bermerk BMW M4 berhenti di minimarket. Lalu, keluarlah Siska dari mobil itu bersama seorang pria.

Pria itu bernama Paul. Dia juga satu sekolah dengan Juan dan berada dikelas 12-C.

Mereka masuk ke minimarket dan membeli beberapa barang sampai tibalah mereka berdua di kasir.

"Selamat malam," sapa Juan sambil menghitung belanjaan mereka.

Siska yang ada disana terus memperhatikan Juan, "Loe Juan kan? Ngapain loe disini? Kerja!" sindir Siska.

"Ayang, kamu kenal?" tanya heran Paul.

"Si pengemis yang terkenal di sekolah kita dan mencoba untuk menembak ku padahal aku kan ada kamu, pangeran ku!" sinis Siska yang diakhiri dengan mencium Paul didepan Juan.

Juan sama sekali tidak mempedulikan nya dan terus menghitung tapi tidak dengan Paul. Dia yang mendengar itu sontak melepaskan ciuman Siska dan menarik Juan hingga badannya yang kurus mampu Paul tarik hingga melewati meja dan jatuh dilantai.

"Beraninya loe suka sama cewek gue!" ucap Paul yang langsung melesatkan pukulan kepada Juan.

Buk! Buk!

Pukulan terus dilesatkan hingga wajah Juan berlumuran darah.

Paul tidak puas disitu, dia menyeret Juan sampai keluar dan melemparnya di basahnya lantai.

"Come on. Loe kan laki! Berdiri Njing!" seru Paul.

Juan pun mengumpulkan tenaganya untuk berdiri dengan wajahnya yang sudah babak belur.

Melihat itu Siska dan Paul tertawa. Lalu, Paul melanjutkan serangan dengan pukulan yang kencang kepada Juan.

Bukkk!

Pukulan yang telak mengenai Juan hingga terlempar dan giginya terlepas.

Karena rasa sakit yang amat. Juan tidak sanggup berdiri lagi dan Paul melihat itu, dia menghampiri Juan yang sudah terkapar di tanah. Lalu, meludahinya.

Phi!

"Dasar pengemis! itu akibatnya berani ganggu pacar gue!" makian Paul.

Sesudah itu, Paul dan Siska pergi tanpa membayar barang yang dibelinya serta meninggalkan Juan diluar.

Juan hanya bisa meratapi kemalangan, Juan mengumpulkan tenaga untuk memasang posisinya menghadap langit malam.

"Kenapa semua ini terjadi kepadaku? Ibu ... Ayah ... Aku merindukan kalian," gumam Juan seraya melihat langit dengan menitihkan air matanya.

Sesaat kemudian, suara aneh muncul bersamaan dengan tulisan dihadapan Juan.

...Kling!...

...[ Selamat anda terpilih menjadi pemilik Extraordinary System!]...

Melihat itu, Juan menjadi sedikit lebih tenang lantaran pikirannya teralih dengan rasa penasaran tulisan yang ada dihadapannya.

Tulisan yang baru pun muncul.

...Kling!...

...[Pengunduhan Extraordinary System dimulai ... 1% ... 20% ... 50% ... 75% ... 100%. Pengunduhan Selesai!]...

...Kling!...

...[Proses analisis dimulai ... 1% ... 30% ... 50% ... 70% ... 100%. Analisa selesai!]...

...Kling!...

...[Selamat anda mendapatkan Unique Skill: SEED.]...

...Kling!...

...[Selamat anda mendapatkan Unique Skill: Insomnia.]...

...Kling!...

...[Selamat anda mendapatkan Unique Skill: Fast Regeneration.]...

Beberapa tulisan itu membuat Juan semakin bingung.

Didalam rebahannya, Juan mencoba untuk menyentuh tulisan akan tetapi, tulisan itu tembus pandang dan tidak bisa tersentuh layaknya sebuah hologram.

"Hah~ Sepertinya aku sedang berhalusinasi," batin Juan.

...Kling!...

...[Anda sedang mengalami luka ringan. Apakah anda ingin mengaktifkan unik skill - Fast Regeneration?]...

Sebuah layar udara lain muncul dibawah nya.

...[ Iya / Tidak.]...

Juan yang melihat itu sempat ragu untuk menekan [Iya]. Namun, setelah beberapa saat Juan pun memutuskan untuk menekan [iya].

Sesaat kemudian, rasa sakit yang Juan rasakan berlahan-lahan menghilang sehingga membuat Juan dengan mudahnya bangun dari rebahan namun masih terduduk di bawah guyuran hujan.

Lalu, Juan memeriksa luka diwajahnya yang bahkan seakan-akan tidak ada pernah luka sekalipun dan membuatnya berdiri sambil melihat seluruh tubuhnya.

"Aku benar-benar sembuh total. Apa yang sebenarnya terjadi kepadaku?"

Beberapa saat kemudian, Juan menyadari bahwa ada sesuatu yang aneh dari pandangan nya yang dimana ada ikon dengan huruf ( e ) disisi bawah kanan pandangan nya.

"Ini apa?"

Juan yang penasaran dengan hal itu, dia pun mencoba menekan ikon dan tiba-tiba keluar layar udara dengan dua gambar ikon didalamnya.

"Apa-apaan ini?!" batin kaget Juan.

Hujan semakin deras hingga Juan memutuskan untuk masuk kedalam minimarket dan setibanya disana, sebuah pesan datang kembali.

...Kling!...

...[Fitur misi telah dibuka.]...

"Ah, datang lagi. Tapi, lebih baik aku menutup layar ini dahulu." batin Juan.

Lalu, Juan pun mencari tombol menutup layar dan didapati lah tanda silang di tepi layar dan Juan pun menekannya lalu, layar pun tertutup.

"Bingo! Cara kerjanya seperti komputer dan ponsel."

Sesudah menutup layar, Juan pun memutuskan untuk berganti pakaian terlebih dahulu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

*) Revisi