SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
SANG DEWA AGUNG

SANG DEWA AGUNG

CH 1. AWAL PERTEMUAN.

Pada mulanya semua Semua Makhluk masih mendiami satu tempat yaitu Hamparan Daratan

Banyak Makhluk Hidup dari berbagai macam RAS Ingin menguasai Daratan tersebut. Mulai Dari RAS Dewa, Iblis, Manusia, Siluman, dan RAS Peri.

Semua RAS semua memiliki Ambisi tersendiri dari :

Dewa. RAS memiliki Derajat tertinggi yang selalu Berpegang pada Kebenaran. Namun mereka akan menghakimi semua RAS lain walaupun itu hanya dilakukan Oleh Beberapa Makhluk.

IBLIS. Ras yang diasingkan memiliki Sifat Iri Dengki dan penuh tipu muslihat yang selalu menghasut RAS lain agar saling berperang.

Manusia. RAS yang Sempurna, karena mereka memiliki Semua Sifat yang dimiliki RAS lain. Namun tidak Pernah akur antara sesama mereka sendiri dan sering berperang antar Saudaranya sendiri.

Siluman ataupun Hewan adalah RAS yang Tertutup, tidak suka keberadaan mereka diketahui RAS lain bahkan sesama mereka sendiri. Namun mereka memiliki Obsesi seperti RAS DEWA atau seperti RAS Iblis.

PERI. RAS yang pemalu, tidak suka peperangan, dan tidak memiliki tujuan. Namun mereka senantiasa suka menolong siapapun yang memiliki niat baik, meskipun ada beberapa yang berbelok.

Pergesekan Antar Ras itu semakin Hari semakin tidak bisa terbendung.

Saat itulah Sang Pencipta membuat angin kekacauan. Dimana Semua Makhluk menyebar ke seluruh penjuru daratan untuk berlindung.

Kejadian itu berlangsung cukup lama, dimana angin kekacauan tersebut membuat daratan gelap gulita.

Tidak sampai disitu, angin kekacauan juga membelah daratan hingga menjadi beberapa bagian yang disebut Benua ataupun Pulau. Bahkan angin kekacauan mampu mengoyak Cakrawala hinga membuat tabir baru.

Setelah itu, angin kekacauan pun mulai memudar. Gelap pun kini mulai memudar.

Saat itulah Ras Dewa terbang ke atas untuk mendiami tempat yang baru.

Sedangkan Ras Iblis memilih untuk terjun kebawah, karena merasa diri mereka adalah Ras yang diasingkan.

Sedangkan Ras Manusia, Siluman dan Peri masih hidup di berbagai tempat yang kadang saling bersinggungan.

Ribuan Tahun kemudian, semua Ras mulai berkembang biak dan bertambah banyak.

Semua saling memperkuat diri maupun kelompok mereka dengan berbagai cara sehingga perkembangan mereka maju pesat.

Segala macam metode akan dilakukan hingga tercipta pengetahuan yang baru, baik dari cara Berkultivasi, Penempa Senjata, Alkemis dan Formasi hingga menciptakan Dunia yang baru atau Dunia kecil.

Proses itupun terus berlanjut dari generasi ke generasi sampai berjuta-juta tahun kemudian.

......................

Di daerah kekuasaan Kerajaan Nukkan, terdapat sebuah Desa Lembah Hitam terletak jauh dari Ibu Kota Kerajaan.

Di Desa lembah Hitam adalah sebuah Desa terpencil bahkan bisa dibilang Desa yang terisolasi dari Keramaian, karena Penduduk adalah rata-rata dari orang pelarian ataupun orang yang ingin hidup tenang jauh dari konflik.

Disitu juga ada seorang Anak bernama Ryu baru berumur 10 tahun bersama Ayahnya yang bernama Liu Meng. Meskipun hidup sederhana, namun mereka sangat bahagia karena yang mereka tau hanya memikirkan bagaimana bertahan hidup dengan mengandalkan Sumberdaya yang ada di sekitar mereka.

Ryu adalah seorang anak yang baik dan pekerja keras dan penurut. Meskipun masih anak-anak, namun dia mampu mengerjakan pekerjaan orang dewasa seperti mencari kayu bakar dan berburu.

Kemahiran Ryu dalam berburu adalah karena terbilang larinya sangat cepat dan mampu Menyaingi orang dewasa bahkan lebih cepat.

Itulah kenapa dia sering lolos dari Kejaran Hewan Buas bahkan Siluman Roh Tingkat 1.

Disini dijelaskan bahwa Hewan biasa adalah Hewan yang masih Berumur 0 sampai 100 Tahun.

Sedangkan Hewan yang dikategori Siluman adalah Hewan yang sudah diatas 100 Tahun Ke atas yang sudah Berevolusi.

 

Adapun tingkatan Siluman yaitu

Tingkat 1 diatas 100 Tahun.

Tingkat 2.diatas 1000 Tahun.

Tingkat 3. diatas 10.000 Tahun.

Tingkat 4. diatas 100.000 Tahun

Terakhir Tingkat 5 diatas 1Jt Tahun.

Adapun tingkat kekuatan mereka Sesuai dengan Tingkat pengalaman Kultivasi dan pengalaman bertarung mereka.

Cara untuk mengetahui Klasifikasi siluman adalah cahaya di atas kepala mereka:

Lingkaran \=Tingkat Dasar

Persegi Tiga \= Tingkat Pejuang

Persegi Empat \= Tingkat Petarung.

Bintang Segi 5 \= Tingkat Raja

Bintang segi 6 \=Tingkat Surgawi

Teratai Segi 7 \= Tingkat Suci

Teratai Segi 8 \= Tingkat Abadi / Sudah menjadi Dewa.

Sedangkan Warna Cahaya sesuai dengan usia:

100 Tahun Keatas \= Cahaya Hitam

1000 Tahun Keatas \= Cahaya Hijau

10.000 Tahun Keatas \= Cahaya Putih

100.00 Tahun Keatas \= Cahaya Merah

1.Jt Tahun Keatas \= Cahaya Keemasan.

Pada suatu hari, Ryu bersama Ayahnya bernama Liu Meng pergi berburu ke Hutan untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

Pada saat mereka sudah masuk Hutan,Liu Meng merasakan ada Aura yang sangat kuat sedang datang ke Arah mereka.

Dengan Hati-hati, Liu Meng meminta anaknya Ryu agar selalu berada di belakangnya.

Merasakan hal yang sama, Ryu pun mengangguk seraya mendekati ayahnya.

Setelah beberapa jam Aura itu semakin lama semakin melemah, Ryu dan ayahnya juga merasa lega kemudian mengatur Strategi dimana mereka Lakukan setiap kali Berburu.

Tidak beberapa lama mereka pun sudah mendapatkan target buruan, yaitu seekor Rusa.

” Ryu'er ” Liu Meng menatap anaknya memberikan sebuah isyarat.

”Baik Ayah” Ryu menganggukkan kepala sambil berjalan mengambil Posisi.

Tidak lama kemudian ” Jleeep Jleeep ” Dua Busur Panah mengenai leher Rusa tersebut.

Merasa terancam, Rusa itupun lari sekuat mungkin menjauhi tempat tersebut.

Dengan cepat Ryu dan Ayahnya mengejar Rusa tersebut agar tidak kehilangan jejak.

Tidak berselang lama Rusa itupun Jatuh tersungkur karena sudah banyak kehilangan darah.

Dengan cepat Ryu dan ayahnya mendekati Buruan mereka yang sudah mati.

Saat sudah sampai di tempat Rusa tersebut, Ryu pun melihat samar-samar sosok yang tidak jauh dari tempat mereka Berdiri.

” Ayah " Ryu menunjuk ke Arah sosok tersebut kepada Ayahnya.

Dengan hati-hati mereka berdua pun mendekati sosok tersebut.

Saat terlihat jelas bahwa sosok itu adalah Manusia, mereka berdua pun bergegas mendekati sosok tersebut yang terlihat terluka parah.

Setelah Liu Meng memeriksa bahwa sosok tersebut belum mati, dengan sigap Liu Meng mengangkat dan membopong sosok tersebut berniat membawanya ke Rumah mereka.

" Ryu'er... kita harus cepat pulang mengobati orang ini." Liu Meng sambil menatap anaknya.

"Baik Ayah " Ryu pun dengan sigap Berlari ke arah Rusa Buruan mereka.

Mereka berdua pun dengan cepat keluar Hutan agar tidak terlambat memberikan pertolongan.

Meskipun masih terbilang masih Anak-Anak, Ryu tidak kesulitan mengangkat Rusa tersebut bahkan sambil berlari ringan.

Memang begitulah keseharian mereka yang sudah terbiasa hidup keras karena dituntut oleh keadaan mereka yang tinggal di pinggiran Hutan agar tidak di mangsa Hewan buas saat berburu.

Setelah beberapa saat,Liu Meng dan Anaknya pun Sampai di Rumah kemudian membaringkan Sosok tersebut.

Ryu yang sudah meletakkan Rusa buruannya juga dengan sigap mengambil Air hangat seraya mengambil beberapa ramuan Herbal kemudian memberikan kepada ayahnya.

Meng pun membersihkan luka sosok tersebut dengan air hangat kemudian menutupnya dengan ramuan herbal yang sudah di tumbuk halus.

CH 2. SILUMAN RUBAH GIOK BULAN

( Tiga Hari Kemudian )

Sosok laki-laki tua membuka matanya " Ada dimana ini...? Apa aku sudah mati?" Lelaki tua itu sambil melihat sekelilingnya.

"Ahk... akhirnya Tuan sudah bangun... Tuan berada di gubuk kami.” Terdengar suara Liu Meng menyahut dari samping kiri Lelaki Tua tersebut.

"Tiga hari yang lalu tuan kami temukan di hutan dekat sini sedang terluka " lanjutnya.

"Terimakasih telah menolongku" Lelaki tua itu berdiri sambil.

" Perkenalkan Nama saya Lin Feng, kalau boleh tau nama Tuan?" Lanjutnya sambil membungkuk seraya mengepal tangan.

" Ohhh... Namaku Liu Meng. Panggil saja Meng." Meng menundukkan kepalanya.

Tidak lama kemudian Ryu datang sambil membawa bahan herbal untuk mengobati Pria sepuh tersebut.

” Oh ya... ini anak Saya. Namanya Ryu” Liu Meng memperkenalkan Ryu yang baru saja datang.

" Ayah " Ryu sambil berjalan ke arah Liu Meng.

" Saudara Meng... Ryu'er... Sekali lagi saya ucap Terimakasih atas Bantuan kalian. ” Lin feng menatap mereka bergantian.

" Jika boleh tau, saya berada di mana saat ini?" Lanjut Lin Feng sambil melihat sekeliling.

” Tuan berada di Desa kami yang Bernama Lembah Hitam” Sahut Liu Meng.

” Desa Lembah Hitam? Aku belum pernah mendengarnya..." Lin Feng mengerutkan kening sambil mengusap jenggotnya.

" Benar Tuan... Memang desa kami tertutup, kami tidak pernah keluar dari Desa ini bahkan orang luar juga tidak pernah berkunjung kesini, kecuali Tuan.” Jawab Liu Meng.

” Apa ini daerah Kerajaan Nukkan?" Tanya Lin Feng.

” Saya juga tidak tau Tuan... Namun puluhan Tahun yang lalu, ada salah satu dari Penduduk Desa ini pernah tersesat waktu berburu... Dia mengatakan bahwa dia mendengar sebutan kerajaan Nukkan.” Jawab Liu Meng.

" Itupun dia mendengar dari jauh saat Kelompok orang berbincang saat melewati Hutan.” Lanjut Liu Meng.

”Jadi seperti itu.... Sepertinya aku berjalan terlalu jauh" Lin Feng mengerut keningnya sambil mengira keberadaannya saat ini.

” Kakek... Apakah tempat kakek sangat jauh...? Apa tempat kakek juga Seperti ini? " tanya Ryu dengan polos.

" Kira-Kira Seperti itu Ryu'er... Tapi tempat Kakek banyak orang kejam dan licik" Jawab Lin Feng sambil menghela nafas panjang.

" Namun banyak orang berkumpul dan mendambakan hal itu” Lanjut Lin Feng.

" Mari Tuan... Kita makan dulu...! Tuan sudah tiga hari tidak makan apapun. " Liu Meng memotong pembicaraan, sambil melihat wajah penasaran Ryu yang sedang berjalan ke Ruang makan

Lin Feng pun mengangguk kepalanya sambil mengikuti Liu Meng dan Ryu menuju Ruang makan.

Saat menikmati makanan mereka pun sambil berbincang-bincang.

Tidak lupa juga Lin Feng menceritakan dirinya hingga sampai ke Desa Lembah Hitam, dimana Lin Feng saat itu Sedang menjalankan Misi mencari Hewan Roh ( Siluman ) bersama Muridnya.

Namun nasib malang bertemu dengan Siluman yang sudah berumur 100.000 Tahun yang memiliki Cahaya teratai segi delapan.

Dimana Siluman dengan Cahaya Teratai Segi Delapan yaitu setara dengan Dewa. Jika dibandingkan dengan Kultivator yaitu Level 70 keatas. Sedangkan Lin Feng masih Kultivator tingkat 50.

Demi melindungi muridnya, Lin Feng harus melindungi para muridnya agar tidak mati.

Dalam pertarungan tersebut Lin Feng hanya memancing Siluman tersebut agar menjauhi muridnya.

Meskipun hanya menghindar namun tetap saja Lin Feng kewalahan dan harus lari sekuat mungkin.

Masih beruntung Siluman tersebut tidak mengejar dan membunuhnya, hanya untuk mempertahankan Wilayah kekuasaannya saja hingga sampai dimana dia terdampar sebelumnya.

Mendengar cerita dari Lin Feng tersebut, Liu Meng dan Ryu mengangguk-angguk kepala karena sama sekali tidak faham tentang dunia Kultivator.

Lin Feng pun menyadari hal tersebut, namun sangat menyayangkan hal itu karena dia dapat merasakan potensi yang ada pada tubuh Liu Meng dan Riu meskipun terlihat samar-samar.

Di dalam benak Lin Feng ingin mengajak mereka berdua ingin bersamanya, namun dia juga tidak bisa memaksa.

Setelah selesai makan, Lin Feng pun meminta izin kepada Liu Meng untuk mencari tempat aman untuk mengumpulkan Qi dan Energi Jiwa miliknya untuk beberapa saat.

Mendengar hal Tersebut, Liu Meng menunjukkan sebuah Pegunungan bagian Utara Desa yang dianggap paling aman.

" Ssssttt..." Lin Feng melesat terbang ke Arah Utara.

” GLLUUUK" Liu Meng dan Ryu serempak menelan Ludah sambil bertatapan.

”Ayah... Kakek Ling Feng hebat bahkan bisa terbang secepat kilat seperti Burung.” Ryu bicara dengan wajah Lugunya, karena belum pernah mengetahui Dunia luar.

'Apakah Seperti ini Kekuatan Para Kultivator diluar sana' Benak Liu Meng.

" Ayah... aku ingin sehebat Kakek Itu, agar kita tidak bisa dikejar binatang buas lagi seperti dulu. " Ryu memegang tangan Ayahnya dengan wajah memelas.

” Aahhhh... ” Liu meng tersadar dari lamunannya.

" Ayaaaah.” Ryu terus merengek sambil memegang tangan Ayahnya.

Mendengar ucapan Anaknya, Liu Meng agak kebingungan dan berfikir sangat lama tidak tau apa yang harus dia katakan.

” Haaahh.... Nak... Apa kamu Yakin? ” Liu Meng sambil membayangkan hal yang terjadi suatu saat nanti.

” Sangat yakin Ayah... Aku akan melindungi Desa kita ini agar tidak diserang Hewan Buas lagi." Ryu memantapkan hatinya.

” Baiklah... Tapi apa kamu yakin Pak Tua itu mau mengajarkan mu?" Tanya Liu Meng.

" Lagi pula Itu bukan hal yang mudah." Lanjut Liu Meng.

” Tenang saja Ayah... Aku akan berusaha, bagaimanapun caranya.” Jawab Ryu.

Setelah perbincangan tersebut, Mereka berdua pun kembali melakukan aktifitas mereka seperti biasanya.

Di sebuah Puncak Gunung bagian Utara Desa Lembah Hitam, Lin Feng yang masih mengumpulkan Qi dan Energi Jiwanya juga sambil memantau Desa Lembah hitam.

Namun setelah beberapa saat, Lin Feng sama sekali tidak merasakan Aura Kultivator dari Desa tersebut.

” Desa ini Sungguh unik... Bahkan satu orang pun tidak ada yang menjadi Kultivator. Padahal mereka berada di dalam Hutan sangat rawan serangan Hewan Buas.” Lin Feng bergumam.

" Ini... ” Lin Feng membuka matanya Saat merasakan Aura yang sangat kuat namun samar- samar berada di bagian dalam Hutan Bagian Timur.

Dengan capat Lin Feng bergegas menuju Desa dimana Tempat kediaman Liu Meng.

Setelah sampai di Kediaman Liu Meng, Lin Feng pun disambut ramah oleh Liu Meng.

" Tuan " Liu Meng memberi hormat.

" Saudara Meng, dimana Ryu'er." Tanya Lin Feng tidak merasakan keberadaan Ryu.

” Biasa Tuan... Ryu'er jam segini bermain dengan Anak lainnya ketika tidak berburu atau tidak mencari kayu bakar" Jawab Liu Meng dengan santai.

Mendengar hal tersebut, Lin Feng menghela nafas lega kemudian sambil berbincang ringan kepada Liu Meng.

Setelah jari mulai gelap, Ryu pun kini telah pulang lalu pergi membersihkan badannya sambil menyapa Lin Feng dan Ayahnya.

Selesai membersihkan badannya, Ryu pun kembali duduk bersama Ayahnya sambil menceritakan kepada mereka bahwa dirinya sedang bermain dengan Rubah kecil di Hutan bagian Timur Desa yang dulu pernah mereka rawat saat terluka.

Mendengar hal Tersebut Lin Feng mengerutkan dahinya mengingat Aura yang sangat kuat berasal dari Hutan Bagian Timur saat Berkultivasi.

"Kakek... Aku ingin jadi orang hebat seperti Kakek. ”. Ryu membuka Percakapan.

” Ryu'er... itu kamu harus meminta izin dulu dengan Ayahmu " Jawab Lin Feng sambil mengusap rambut Ryu.

” Tuan... Aku hanya ingin yang terbaik untuk Anakku. ” Jawab Liu Meng memberi Isyarat setuju.

" Baiklah... Kebetulan aku sudah pulih total, besok aku akan membawanya ke Sekte agar bisa berkembang dengan cepat." Jawab Lin Feng.

"Deg " Jantung Liu Meng Kaget.

Bagaimanapun Juga, Naluri seorang Ayah pasti akan menjaga anaknya sampai kelak dia Dewasa dan siap menikah.

Namun di lain Sisi, Liu Meng tidak ingin Anaknya hidup seperti dia yang hanya sebagai tukang kayu dan pemburu yang tidak pernah mengetahui dunia luar.

Apalagi Liu Meng yang kini pasti akan Tinggal sendirian, Karena pada saat Ryu masih berumur 6 Tahun, Istrinya telah meninggal dunia karena mengidap penyakit yang tidak bisa disembuhkan.

Dengan segala pertimbangan meskipun berat hati akhirnya Liu Meng mengangguk setuju agar Ryu bisa menjadi seorang Kultivator, meskipun sebutan itu sangat asing di telinga Liu Meng dan Ryu.

” Terimakasih Ayah.” Ucap Ryu senang dengan wajah Polosnya.

Setelah berbincang cukup lama tidak terasa malam pun sudah larut, mereka pun menutup pembicaraan itu dan beranjak untuk beristirahat.

Terpopuler