SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Sun (Cowo Matahari)

Sun (Cowo Matahari)

Sosok yang aku benci dan sosok yg tidak terduga

Suara hujan di sore hari mengisi ketegangan antara aku dan seorang pria. Setelah tuju hari lamanya ibu meninggalkan ku untuk selamanya, saat ini aku bersama dengan sosok pria yan paling aku benci yang tiba- tiba datang ke rumah ku. Aku kesal Saat kami membutuhkan sosok ayah, laki- laki itu tidak pernah muncul di antara kami. aku sangat kecewa dan benci dengan sosok laki-laki yang paling aku malas untuk menyebutnya ayah.

“ayo Ann kamu ikut ayah ke amerika,.” laki-laki itu datang dan menarik tangan ku.

“Aku gak mau ikut, lepaskan aku, aku benci dengan mu yang meninggalkan ibu sendirian”.

Kesabaran ayah tidak bisa di tahan lagi, dengan sikap ku yang makin kurang ajar terhadapnya, dengan rasa kesal pukulan tangan dari ayah langsung melayang ke pipi kecilku.

“Diam Ann sekarang kamu harus ikut ayah. kamu mau sampai kapan bersikap egois, aku udah cukup sabar menunggu dan aku gk mungkin ninggalin kamu disini  sendiri!”

Aku pun diseret sampai masuk ke dalam mobil.

Aku menangis keras hingga membuat ayah tidak tenang, aku memukul-mukul kaca mobil.

”BERISIK! 

“SEKALI LAGI KAMU BERISIK, AYAH AKAN MEMUKULMU, ANN!” suara teriakan ayah yang keras mengisi ruangan mobil,

Aku terkejut sampai suaraku berhenti.  Hujan saat itu sangat lebat dan laju mobil sangat cepat.

“A..ku gak mau ikut Ayah! A...ku mau ikut ibu! “ kataku dengan suara terbata-bata dikarenakan aku berbicara sambil menangis dengan keras.

Ayah berteriak sangat kencang, ”TUTUP MULUTMU, ANN! Ibumu sudah mati dan tidak bisa menjagamu. Ayah sudah muak dengan sikapmu yang persis dengan ibumu!”

Mobil pun melaju tanpa kendali, ayah saat itu emosi sehingga tidak fokus dengan setir kemudinya, jalan pun tidak beraturan. Aku berusaha berontak dengan sekuat tenaga.

"Aaaaaaa"

kami berteriak kencang

hingga kejadian yang mengerikan pun terjadi. Saat ayah menyetir tiba-tiba pandangan tidak jelas dan mobil yang ku naiki bersama ayah pun bertabrakan dengan mobil pengangkat barang yang besar. mobil yang kami kendarai hancur sudah tidak berbentuk. aku terkulai lemas dan pandanganku mulai kabur, aku melihat dengan mata yang buram melihat sosok pria itu yang  menyebutnya sebagai ayahku berlumuran darah di sekitar wajah yang sudah tidak sadarkan diri. aku terkulai lemas tidak bisa menahan mata dan badan ku, aku berteriak minta tolong dengan suara yg sangat pelan. aku tidak sanggup lagi dan sudah tidak sadarkan diri di dalan mobil tersebut .

*

*

*

Setalah kejadian tersebut aku terbaring di rumah sakit sekitar tiga hari lamanya, aku membuka mata ku perlahan dan menangkap seorang perempuan yang berusia sekitar dua puluh lima tahun, sosok wanita tersebut memeluk ku , aku kebingungan dengan tindakan wanita tersebut, kanapa dia memelukku, siapa dia. Wanita itu menangis keras dan berteriak sambil memelukku.

" ANN MAAFKAN AKU ".

Aku berpikir kenapa wanita ini minta maaf, aku kebingungan , dan aku mencoba mengeluarkan suara ku.

" ehmmm maaf tante siapa?" dengan suara pelan.

Wanita ini melepaskan pelukannya sambil mengusap air matanya diwajahnya, wanita itu berkata .

" Ann ini aku tante mu tante Elena, adik dari ibu mu, maafkan tante, Ann datang terlambat dan maafkan tante tidak bisa menolong ibumu".

Tante Elena masih terus menangis. Melihat sosok perempuan yang mengaku adalah tanteku. aku ikut menangis degan kencang dikarenakan mengingat semua kejadian yang menimpa ku, tanteku bercerita tentang masalah yang dialami ibuku, aku masih menangis karena kehilangan ibuku dan juga mengingat masalah yang aku alami.

" Ann saat kejadian kecelakaan itu ayahmu tidak bisa diselamatkan dikarenakan pendarahan di kepala yang cukup parah, tante juga dapat kabar tentang kondisimu dari pak Tino selaku kepala desa di rumah mu, jadi nanti kamu tinggal sama tante di kota ya ".

Sambil memeluk ku dan mengusap kepala belakangku. aku mengangguk-angguk kepala mengisyaratkan setuju dengan pendapat tante Elena, ya karena aku tidak punya siapa -siapa lagi. Aku juga tidak merasakan rasa sedih terhadap laki-laki yang tidak aku anggap sebagai seorang ayah, karena aku sangat kecewa terhadap perlakuan ayahku yang sudah meninggalkan ibuku dan kembali ketika mendengar kabar ibu sudah meninggal, aku bertanya - tanya apa ayah menyayangiku?.

*Cerita ini murni dari ide sendiri jika memang ada kesamaan,ini murni tidak disengaja *

*Mohon kritik dan sarannya 🙏*

Kehidupan tanpa Ibu

setelah lama di rumah sakit karena masa pemulihan lukaku, aku kembali kerumah yang penuh kenangan dengan ibuku sekaligus penderitaan yang aku alami. Bagaimana bisa aku meninggalkan rumah yang penuh kenangan oleh ibuku yang paling aku sayangi, disinilah aku menghabiskan banyak waktu bersama ibu dari tawa, tangis dan amarah wanita yang aku panggil seorang ibu. tapi disisi lain di rumah ini jugalah kenangan buruk yamg aku terima dari sosok ayah yang aku sangat benci, sontak air mataku mengalir di pipi kecilku yang mengingat semua kejadian itu.

*

*

Setelah menata barang-barangku, aku masuk ke mobil tante Elena, kulihat sebentar rumah yang pernah menjadi tempat tinggalku itu. dengan langkah memasuki mobil yang sudah ditutup oleh tanteku berat rasanya meninggalkan rumah itu tetapi aku juga tidak mau membuat tante Elena yang sudah menerima dan merawatku kesusahan karna keegoisanku yang tidak inggin pergi.

tenteku bilang sebelum ibuku meninggal beliau ingin menjual rumah yang Aku tempati untuk biaya pendidikanku, tetapi tante menolak karena tante bisa menolong dan menyanggupi biaya hidupku seperti pendidikanku salah satunya kareana aku adalah satu- satunya ponakan dan sekaligus sudah menganggap ku seperti anaknya sendiri, aku tersenyum dan berkata terima kasih tante, dan mengalihkan muka ku untuk menatap pemandangan di luar mobil, aku berpikir aku akan memulai kehidupan ku tanpa ibu, aku termenung dan gelisah bagaimana nanti kehidupanku nanti.

Setelah menempuh perjalanan 3 jam aku sampai di daerah perumahan.

“Ann ayo kita udah sampai di rumah” kata tante.

Aku melihat sekelilingan rumah dan lingkunganya, ternyata cukup tenang walaupun banyak rumah besar-besar disana. Tidak lama aku keluar dari mobil aku melihat ada seseorang yang keluar dari pintu , seorang wanita kayanyanya di atas tante tapi gak terlalu tua juga .

“ nah Ann kenalin ini namanya mbak selena, dia maunyanya dipanggil kaya artis hollywood katanya “

‘’hehehe mbak Elena bisa aja deh, kata mbak selena selaku pekerja di rumah tante Elena.

“ Ann jangan sungkan ya kalau minta sesuatu sama tante ‘’.

Aku diam karena merasa canggung karena aku baru kenal dengan keluarga ibu, aku baru tahu sosok tante Elena karena ibu hanya bicara tentang tante Elena tanpa menunjukan fotonya. Aku di ajak tante Elena ke kamar yang akan aku tempati. Isi kamar tersebut cuman ada tempat tidur dan lemari pakaian.

“ nah ini kamar kamu Ann, di sini ada kamar mandinya, tante belum sempet beli prabotan untuk dikamar kamu karena rumah ini juga cuman tante yang nempatin dan tante sering dinas keluar kota untuk pekerjaan hehehe, besok tante beli funiture untuk kamar kamu ya, nah barang- barang kamu nanti biar mbak selena yang urus ok”.

Aku menganggukan kepala dan tersenyum tipis,“ iya tante , makasi ya”.

Sekarang aku akan memulai hidup baru di kota, aku masih takut disamping kedua orang tua ku meninggal dan juga kejadian kecelakaan waktu itu, untuk masalah pendidikan tante menyarankan aku home schooling dikarenakan aku juga harus menjalani terapi dan pemeriksan dokter perihal kecelakaan waktu itu. aku sebagai anak yang tidak tau harus berbuat seperti apa, mengikuti semua rencana tante karena aku juga masih kecil, toh tante lebih tau kebutuhan untuk kebaikanku , tapi disamping itu aku merasa tidak enak merepotkan tante Elena.

Setelah aku tinggal di rumah tante Elena aku hanya melakukan keseharian yang menurut anak seusiaku sangat membosankan, jam 09.00 pagi belajar, jam 15.00 menonton tv, jam 19.00 makan malam, jam 20.00 aku duduk di jendela dekat kamar sambil menatap langit. Keseharian ku selalu dilakukan seperti itu. Tante dan pembantu di rumah khawatir karena apa yang kulakukan tidak seperti anak pada umumnya. seketika suara ketukan pintu terdengar di telingaku

"Tok"

"Tok"

ternyata tante Elena yang mengetuk pintu kamarku.

“Ann kamu kenapa, kok setiap hari hanya termenung di jendela kamar ?“

“ hmmm gak papa kok tante Elena “ sambil tersenyum tipis.

“ hmmm bagaimna kamu ikut tante ke mall “

Aku bingung, mall itu tempat apa sih, aku di suruh tante untuk bersiap - siap. aku menuruti perintah tante Elena, aku memakai baju yang nyaman dan tante juga mengingatkan untuk memakai jaket. Hah....? aku bingung, tapi aku menuruti perintah tante Elena. aku pun naik kedalam mobil dan duduk di depan. tante bercerita banyak tentang ibu tapi aku termenung diam sambil melihat pemandangan kota di balik kaca mobil, aku terdiam tanpa mengeluarkan suara dalam mulut ku.