PERJUANGAN HIDUP SEORANG JANDA
Ayana membersihkan meja setelah menyusun piring bekas makan pengunjung restoran tempat dia bekerja ketika pengunjung selesai dan sudah beranjak pergi.
Praaannngggg..
Suara piring yang jatuh berserakan di lantai.
Ayana spontan menutup kedua telinga dengan telapak tangannya karena terkejut.
Melihat piring yang pecah berserakan kemana mana, tubuhnya mendadak gemetar dengan wajah memucat.
Ayana terpaku sesaat. Kakinya seakan sulit di gerakkan karena otaknya sudah tidak bisa fokus berfikir lagi
“Astaghfirullahalladziim.” Ayana perlahan mendongakkan kepalannya menatap ke arah suara tersebut
Ayana tersadar dari keterpakuannya. Wajahnya semakin memucat
“Maaf pak.. Saya tidak sengaja.” Ucap Ayana semakin gemetar takut saat melihat pakaian orang yang bersenggolan dengannya penuh noda bekas makanan.
Ayana bimbang. Antara mau membersihkan pakaian orang tersebut atau tidak karena lap yang di tangannya juga sudah kotor
“Iya gak apa-apa.. lain kali hati-hati” Jawab laki-laki itu dengan tangan masih sibuk membersihkan kotoran yang menempel di kemejanya.
“Maaf ya pak.. Maaf..” ucap Ayana terus menerus memohon maaf yang akhirnya di angguki laki-laki itu meski dengan wajah datar.
Ayana berjongkok dan bergegas memunguti puing-puing piring yang berserakan dengan tangan gemetar.
Takut, cemas menjadi satu. Ayana sedih karena sudah pasti gajinya akan di potong untuk ganti rugi. Atau pilihan kedua adalah di pecat dari pekerjaannya itu.
Sedangkan dia sangat membutuhkan pekerjaan untuk menunjang kehidupan keluarganya.
Sementara lelaki yang bersenggolan dengannya, hanya diam terpaku melihat tangan Ayana yang berdarah karena tergores serpihan beling. Tapi Ayana tidak menghiraukannya.
Dia terus saja memunguti sisa kepingan kecil dari piring-piring yang pecah itu.
Ayana terkejut saat tangannya di tarik oleh seseorang dan menyeretnya keluar dari restoran tersebut menuju mobil yang berada di parkiran depan restoran yang khusus untuk para pengunjung.
“Lepaskan tangan saya pak.. Maafkan saya, saya benar benar tidak sengaja tadi pak..” ucap Ayana ketakutan.
“Duduk dulu.. Tangan anda berdarah.. Biar saya bersihkan dulu..” Ucap Rayan lembut setelah membuka pintu mobil depan untuk Ayana.
Ayana heran dengan perlakuan lelaki di hadapannya itu. Lelaki itu seharusnya marah karena dia sudah mengotori kemejanya, tapi justru malah bersikap sebaliknya.
Lelaki yang tidak dia kenal sama sekali bahkan baru saja bertemu saat ini.
"Kenapa laki-laki ini bukan nya marah karena kejadian di dalam restoran tadi sudah mengakibatkan bajunya kotor, tapi justru sikapnya begitu manis." Ayana bermonolog menatap wajah Rayan.
Iya, dialah Rayan Afif Abqary. Seorang dokter ahli bedah yang belum menikah di umurnya yang sudah menginjak 28 tahun itu.
Rayan Afif Abqary adalah putra dari pasangan Daud Sultan Abiqary dan Retno Maya.
Ayahnya yang seorang pemilik hotel berbintang di kotanya dan Ibunya yang seorang dokter kandungan, sudah tentu memiliki kekayaan yang tidak sedikit.
Sedangkan Rayan sendiri adalah seorang dokter ahli beda yang sukses di usianya saat ini.
Namun semua itu lantas tidak menjadikan Rayan sombong bahkan buta hati.
Seperti halnya yang dia lakukan saat ini. Melihat wanita yang berada di depannya saat ini, hatinya tersentuh.
Ayana Larasati 23 tahun adalah seorang janda muda yang sudah memiliki seorang putri cantik berumur 2 tahun.
Saat ini dia bekerja di salah satu restoran besar yang berada di kotanya.
Demi menyambung hidup dan biaya pengobatan sang anak yang mengidap penyakit lupus, dia rela kerja over time hampir setiap hari.
Lelah, sudah pasti. Tapi demi sang anak, dia mengesampingkan semuanya. Apapun dia lakukan demi sang anak.
Seperti saat ini, dia bekerja sejak pagi di restoran meski dia sendiri tengah kecapean setelah semalam kurang tidur karena anaknya rewel
Rayan meraih tangan Ayana dan menuntunnya duduk di jok mobilnya. Ayana menolak dengan menarik pelan tangannya dari genggaman Rayan.
“Maaf pak.. Saya harus masuk kedalam.. Nanti saya bisa di pecat kalau meninggalkan pekerjaan di jam kerja.” Tolak Ayana berbalik badan niat masuk lagi ke dalam restoran tersebut
“Tapi tangan anda terluka nona. Lihat itu, darahnya masih mengalir. Lukanya bisa infeksi kalau hanya di biarkan.” Ucap Rayan menahan Ayana
BERSAMBUNG
Rayan meraih tangan Ayana dan menuntunnya duduk di jok mobilnya. Ayana menolak dengan menarik pelan tanganya dari genggaman Rayan.
“ Maaf pak.. Saya harus masuk kedalam.. Nanti saya bisa di pecat kalau meninggalkan pekerjaan di jam kerja. ” Tolak Ayana sopan dan berbalik badan niat masuk lagi ke dalam restoran tersebut
“ Tapi tangan anda terluka nona. Lihat itu, darahnya masih mengalir. Lukanya bisa infeksi kalau hanya di biarkan. ” Ucap Rayan menahan Ayana
Ayana memang merasakan jemarinya cukup perih karena luka sayat
“ Ini cuma luka kecil, nanti juga sembuh kok. ” Jawab Ayana gugup kemudian berlari kecil meninggalkan parkiran menuju kedalam restoran
Rayan menatap kepergian Ayana dalam diam. Cukup lama dia berdiri bersandar pada mobilnya. Hingga dia memutuskan masuk ke mobil dan pergi dari sana.
Sesampainya di dalam restoran, Ayana kembali gemetar melihat sang menejer restoran berjalan menuju ke arahnya
Langkahnya melambat seiring mendekatnya sang menejer tersebut.
“ Ikut saya. ” Ucap Saka sang menejer datar kemudian berjalan menuju ke ruangannya
Ayana menutup matanya dengan perasaan semakin tak menentu.
“ Allahumma rahmataka arjuu fala takilnii ilaa nafsii tharfata `aynin, ashlih lii sya`nii kullahu, laa ilaaha illaa anta.
Artinya : Ya Allah, hanya rahmat-Mu yang kuharapkan. Maka janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku meski sekejap mata, dan perbaikilah urusanku seluruhnya. "
Doa Ayana penuh khusu dalam hati.
Ayana menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan kemudian berjalan mengikuti langkah Saka.
Sesampainya di dalam ruangan, Saka menyuruh Ayana duduk di kursi depan mejanya.
Sedangkan dia sendiri hanya berdiri di samping Ayana dengan kedua tangannya berada di dalam saku celana.
“ Ayana.. Kamu tau apa kesalahanmu..? ” Tanya Saka dengan datar
Ayana menundukan kepalanya dan mengangguk pelan.
“ Saya tidak akan banyak bertanya lagi. Karena sudah jelas apa kesalahan kamu hari ini. untuk itu, saya memutuskan untuk memotong gaji kamu bulan ini. ” Ucap Saka dengan tegas
Ayana memejamkan matanya mencoba tegar.
Mau tidak mau dia harus ikhlas gajinya di potong karena mengganti semua piring yang pecah akibat dari kecerobohannya.
Ayana masih bersyukur tidak sampai di pecat dari pekerjaannya karena kejadian tidak menyenangkan pada pengunjung resroran.
Dia juga bersyukur Rayan tidak sampai mempersulitnya di depan manejernya
“ Silakan keluar dan lanjutkan pekerjaan kamu. ” Perintah Saka menunjuk pintu keluar
“Terima kasih pak.. Maaf untuk hari ini. saya permisi. ” Ucap Ayana sopan di angguki Saka
***
Hari menjelang sore, saatnya pergantian shift bagi karyawan restoran.
Karena banyak dari mereka yang masih kuliah, pemilik restoran memberi kebijakan untuk dua shift kerja bagi seluruh karyawannya.
Namun tidak untuk Ayana. Dia mengajukan permohonan untuk dua shift kerja sekaliagus karena dia sungguh sangat membutuhkan uang untuk keluarganya terutama untuk pengobatan anaknya
Saat ini, Ayana adalah tulang punggung keluarga. Ibunya yang sudah tua, tidak memungkinkan lagi bekerja. Sedangkan Ayahnya sudah lama tiada.
Ayana sudah bersiap untuk pulang. Hari ini dia tidak di izinkan oleh menejernya untuk overtime seperti biasa karena kejadian siang tadi.
“ Ana.. Kamu mau balik..? ” Tanya Susi, teman satu kerja Ayana berpapasan di gerbang restoran saat Susi baru tiba untuk masuk shift 2
Susi adalah sahabat Ayana sejak mereka sama sama bekerja di restoran yang sama. Berbeda dengan Ayana, Susi adalah anak perantau yang juga kuliah di kota tempat Ayana berada.
Pembawaan Susi yang cerewet dan suka becanda mampu membuat Ayana terhibur dan sejenak bisa mengurangi lelahnya karena mendapat hiburan gratis
“ Ayana Susi bukan Ana.. ” Jawab Ayana gemas pada sahabatnya itu yang selalu mengganti namanya sesuka hatinya
“ Iya iya.. Kamu tumben gak lembur..? biasanya kamu gak cukup hanya satu shift.. ” Tanya Susi penasaran
“ Sore ini jadwal Yuki check up.. ” jawabnya berbohong
“ Oh gitu. Yasudah, aku temanin mau..? ” Susi menawarkan
“ Gak usah, kamukan harus masuk kerja.. Masa udah disini malah bolos..? ”
Tolak Ayana dengan panik karena dia tidak benar-benar mengajak Yuki anaknya untuk check up dokter karena jadwalnya dua hari lagi
Dia tidak ingin sahabatnya itu tahu jika dia di skors kerja oleh manejernya
“ Gak apa-apa.. Aku bisa izin kok.. " Jawab Susi meyakinkan
“ Gak perlulah.. Nanti kalau aku butuh bantuan, aku hubungin kamu.. ” Ucap Ayana tersenyum
“ Mmm, Ya udah.. Ini motorku bawa aja gak apa-apa.. ” Tawar Susi tulus
“ Eh gak usah Susi.. Aku bisa naik angkot kok.. lagian kamu pulang larut malam, susah dapat kendaraan umum.. ” Tolak Ayana
“ Mmm, ya udah deh.. Kamu hati-hati ya.. Daaahhh aku Masuk dulu.. ” Ucap Susi pamit
Ayana mengangguk. Dia terus memandangi punggung sahabatnya itu hingga hilang dari pandangannya.
Dia tersenyum dalam syukur, karena memiliki sahabat seperti Susi yang begitu peduli padanya.
**BERSAMBUNG
MOHON DUKUNGANYA TERUS YA GUYS.. 🙏🙏**