SweetNovel HOME timur angst anime barat chicklit horor misteri seleb sistem urban
Selepas Kata Talak

Selepas Kata Talak

BAB 01. Kisah Dikta Nadira

Instagram Author | @Itslordridz

"Bu Dikta, bagaimana kita sebagai seorang istri bisa memberikan pelayanan terbaik bagi suami kita?"

Suara seorang wanita yang bertanya dalam sebuah seminar, membuat sosok wanita berhijab tosca itu tersenyum, dia meraih mic dan mulai menjawab pertanyaan tersebut.

"Sebagai seorang istri, melayani suami itu bukanlah pilihan melainkan sebuah keharusan yang menjadi kewajiban, bagaimana bisa melayani suami dengan baik? Tentunya dengan batin dan lahir, opsional dan berbagai protektif diri lagi," jawab wanita yang diajukan pertanyaan.

"Bu Dikta? Jika terjadi konflik kecil dalam hubungan rumah tangga apa yang sepatutnya kita lakukan?"

"Bicarakan baik-baik, solusi yang paling penting adalah membicarakannya dengan baik, tapi bicaralah disaat kondisi sudah tenang, guna meminimalisir terpancing nya emosi kembali, bukankah pertengkaran kecil dalam hubungan rumah tangga merupakan bumbu yang menjadi momentum untuk mempererat tali pernikahan,"

"Terimakasih Bu Dikta,"

Namanya adalah Dikta Nadira, seorang Motivator pernikahan yang terkenal, dia salah satu penulis buku psikologi mengenai seorang istri, jika dilihat luar, kehidupan rumah tangga seorang Dikta jelas baik-baik saja.

Namun tidak ada yang tahu bahwa Dikta menyimpan banyak rahasia dalam hubungan rumah tangganya.

Yah, kehidupan rumah tangganya tidak sebaik motivasinya, hari itu Dikta berjalan keluar dari sebuah gedung pertemuan setelah melakukan seminar, dia ditemani oleh asistennya sekaligus sahabatnya Aurel baru saja menyelenggarakan seminar motivasi pernikahan.

Dikta berjalan dengan anggun serta senyuman menawan saat Aurel juga berjalan disampingnya, dia terlihat seperti bidadari di siang hari.

"Ada jadwal buka bersama hari ini, Rel?" tanya Dikta pada Aurel.

Aurel mengecek coretan catatan scedhule dari Dikta, Aurel kemudian mengangguk pelan mengiyakan pertanyaan Dikta.

"Ada Ta, jadwal bersama beberapa anggota tim motivator," jawab Aurel yang membuat Dikta mengangguk.

"Aurel?" panggil Dikta yang membuat Aurel menghentikan langkah-nya.

"Iya Kenapa?" tanya Aurel pada Dikta.

"Kamu udah beli testpack yang aku minta?" Dikta sedikit berbisik yang membuat Aurel mengangguk.

Aurel merogoh tas-nya kemudian mengambil sebuah testpack kepada Dikta, Dikta mengambil testpack tersebut kemudian meminta Aurel menemaninya ke toilet gedung tersebut.

Akhir-akhir ini Dikta sering mengalami gejala seperti orang hamil, mual dan sebagainya, awalnya Dikta ragu, tapi dia memilih untuk memeriksa langsung.

"Kamu tunggu disini yah," ujar Dikta menitipkan tas yang dia bawa kepada Aurel.

Aurel mengangguk saat Dikta berjalan masuk kedalam toilet untuk mengetest.

Cukup lama Dikta didalam, membuat Aurel bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada Boss-nya itu, baru saja Aurel ingin mengetuk pintu namun Dikta sudah membukanya dan keluar dari dalam sana dengan raut wajah sedih.

"Ta? Dikta, kamu gaapa-apa?" tana Aurel yang membuat Dikta terdiam.

Dikta menatap Aurel perlahan dengan air mata menggenang dan memberikan testpack tersebut kepada Aurel.

Aurel menerima testpack tersebut dan melihat dua garis merah disana yang menandakan bahwa Dikta kini tengah mengandung.

"Kamu hamil? Selamat Ta!" antusias Aurel yang langsung memeluk Dikta.

Berbeda dengan Dikta, dia malah terdiam membisu bahkan tidak menunjukkan ekspresi apapun sebelum dia menangis sesenggukan didalam pelukan Aurel.

Aurel yang melihat itu langsung melepas pelukannya dan menatap Dikta bingung.

"Kamu kenapa?" tanya Aurel menggenggam erat bahu Dikta yang masih menangis.

"Pasti Bang Robby gak akan bisa nerima hal ini Rel, kamu tahu sendiri kan? Kalau Bang Robby gak cinta sama aku? Dia lebih cinta sama pacarnya Glenca," jawab Dikta dengan bahu terguncang.

TBC

BAB 02. Dua Garis Merah

Aurel yang mengetahui keresahan sahabatnya itu, langsung memeluk sahabatnya dan menenangkannya.

"Ta, kenapa sih kehidupan pernikahan kamu gak seindah motivasi yang selalu kamu berikan? Aku kan dulu udah bilang Robby itu bukan pria baik-baik, buktinya sekarang dia bikin kamu menderita," jawab Aurel memeluk sahabatnya itu.

"Pasti Bang Robby gak akan mau mengakui, kalau ini anaknya, Rel," Dikta menumpahkan segala keluhnya kepada sahabatnya itu.

Memang pernikahan Dikta dan suaminya Robby adalah sebuah pernikahan yang berawal dari kesepakatan bersama disaat Dikta harus menikah dengan Robby atas permintaan Ayah Robby yang merupakan Ayah Angkat dari Dikta juga.

Sebelum Ayah Robby meninggal, ia berpesan agar Robby dan Dikta menikah padahal kondisinya saat itu Robby sedang menjalin hubungan dengan Glenca dan Dikta sedang menjalin hubungan dengan kekasihnya Adam.

Namun semua berubah, Dikta memilih memutuskan hubungannya dengan Adam secara sepihak sementara Robby tidak memutuskan hubungan dengan Glenca dan malah berpacaran secara terang-terangan dihadapan Dikta.

- Flashback On

Dikta dan Robby kini berada didalam kamar pengantin mereka, Dikta tampak tertunduk sedih saat Robby sibuk mengacak-acak seisi kamar itu.

"Kau gadis sialan! Kenapa kau menerima pernikahan ini! Aku tidak mencintaimu!" teriak Robby menarik dagu Dikta dan menghempaskannya ke kasur.

"M-maaf Bang," jawab Dikta dengan deraian air mata di pipinya.

Robby berjalan mondar-mandir didepan ranjang yang Dikta tempati duduk, dia melepas jas-nya dan juga peci-nya sebelum berjalan menuju pintu kamar.

"Jangan kau pikir, aku bisa menanggapmu sebagai istriku, istri hanyalah statusmu, jadi terima nasibmu, karena orang yang aku cintai adalah Glenca. Dasar kau gadis murahan!" teriak Robby meraih engsel pintu kamar.

"Cukup Bang! Sudah cukup aku patah hati Abang buat begini, dan sekarang Abang mengatakan aku murahan? Abang pikir cuma Abang yang sakit hati? Aku juga bang! Sulit bagi aku untuk menerima pernikahan ini!" teriak Dikta balik yang merasa sudah cukup ditindas oleh Robby.

"Kau adalah gadis paling murahan yang pernah aku kenal, harusnya kau bersyukur karena Ayahku ingin memungutmu di jalanan dan sekarang kau memanfaatkan kebaikan ayahku untuk menjadi istriku, bahkan kau lebih hina dari binatang sedikitpun!"

Robby berjalan keluar dari dalam kamar meninggalkan Dikta yang berdiri dengan mata nanar sampai Robby menghilang dari hadapannya.

Dikta terduduk di ranjang dengan air mata mengalir, dimalam pertamanya suaminya lebih memilih pergi dengan meninggalkan luka yang dalam bagi Dikta yang juga korban dari pernikahan ini.

- Flashback Off

"Sudahlah Ta, lebih baik kau pulang dulu, katakan semua pada Robby, mau bagaimana tanggapannya, ini jelas anak dia, karena dia adalah suamimu," nasihat Aurel yang membuat Dikta mengusap air matanya.

Dikta mengangguk, kemudian berjalan pergi dari sana menuju parkiran bersama Aurel, dia menggenggam erat hasil testpack itu dan siap menerima apapun fakta yang akan dia dapati dari pengakuannya kepada Robby nanti.

"Kau ingin ku temani?" tanya Aurel saat ia memarkirkan mobilnya dihadapan rumah Dikta dan Robby.

"Tidak perlu Rel, terimakasih, karena kau ingin menjadi asistenku beberapa hari ini," jawab Dikta tersenyum kepada Aurel.

"Jangan terlalu dipikirkan, kalau kau perlu apa-apa kamu tau dimana kamu bisa cari aku, semangat beb," Aurel memeluk Dikta sebelum masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan Dikta disana.

TBC