SANG PENERUS
Jam 6.00
DOK.....DOK....DOK...... Suara pintu di gedor.
"BAYUU...BANGUUUN NAK....KAMU GAK MASUK SEKOLAH KAH,?" Teriak seorang Ibu.
Aku yang mendengar gedoran pintu lantas terbangun.
"Iyaa Buu... Ini Bayu dah bangun....
"CEPETAN MANDI,DARI TADI IBU BANGUNIN GAK BANGUN...BANGUN... INI HARI PERTAMA KAMU SEKOLAH..." teriak Ibu.
"Iya ibuku sayang....
Oh iya,perkenalkan. Namaku Bayu Saktiawan Mahendra,kulitku sawo matang,tidak kurus dan tidak gemuk. Sekarang aku masuk sekolah di Smp negeri. Aku tak punya adik ataupun kakak,di rumah hanya ada ibuku dan aku saja. Sedangkan ayahku. Aku tak tahu di mana dia,dulu aku sering tanya ke ibuku tentang ayah. Kata ibuku ayah kerja di luar negeri. Ketika lebaran,ayahku tak kunjung pulang. Aku terus menanyakan lagi,tapi jawabannya,ayah banyak kerjaan jadi tidak bisa pulang. Hingga akhirnya,aku malas bertanya lagi tentang ayah. Karena jawaban ibuku selalu sama. dulu tiap malam aku selalu mendengar ibuku menangis,tapi kini tidak lagi. Aku tak tahu mengapa ibuku menangis. Hingga akhirnya aku mengganggap bahwa ayah telah meninggalkan kami berdua. Aku sudah tidak peduli,mau dia hidup atau pun mati.
Sedangkan Ibuku sendiri,memiliki wajah yang cantik,badannya langsing,rambut sepundak. Ibu sering memakai penutup wajah,itu di lakukan agar tak ada laki - laki yang menaksir ibuku. Bila di dalam rumah,ibuku melepas penutup wajahnya.
Ibuku membuka toko kecil - kecilan dan juga menjahit.Ibuku bernama Hana Aurora Sanjaya.
Kembali ke cerita.
Aku bergegas keluar kamar tidur dengan membawa handuk.
5 menit kemudian aku selesai mandi,aku mamdi sangat cepat karena tak ingin terlambat.
lalu aku berjalan ke arah kamar tidur hanya menggunakan handuk,pakaian kotor aku taruh di tempat pakaian kotor yang ada di depan kamar mandi.Setelah itu aku memakai seragam putih biru lalu topi dan dasi. Kemudian aku keluar dari kamarku.
"Makanya... Jangan bergadang teruss....." ucap Hana.
"Ya maaf Bu... Tadi malam kan ada pertandingan sepak bola" ucap Bayu
"Cepetan sarapan,nanti telat...." ucap Hana.
"Iya Bu..." ucapku
Kemudian aku pun berjalan ke ruang makan.
Kami keluarga yang pas - pasan. Rumahku memiliki 2 kamar tidur,dulunya 3. tapi satu di rubah menjadi toko sembako.
10 menit kemudian aku selesai sarapan, lalu pergi kedepan rumah , setelah sampai di depan rumah,aku memakai sepatu,lalu mengambil sepeda Federal. Ini sepeda hasil tabunganku. Uang jajan yang di kasih ibu,selalu aku sisihkan.
Aku berjalan ke dalam toko,karena ibuku ada di dalam toko.
"Bu....Bayu berangkat sekolah dulu...Assalam mu'alaikum..."ucapku
"Wa'alaikum salam...Ini uang sangunya.. Ingat,habis pulang sekolah langsung pulang,jangan keluyuran.." ucap Hana.
"Iya Bu...." ucapku
Aku pun mengayuh sepedaku menuju sekolahku. Jarak antara rumah dan sekolahku itu 5 KM. Melewati persawahan dan sungai.
Saat di jalan,aku bertemu dengan temanku,yaitu Bimo yang sedang naik sepeda.Perawakan Bimo,orangnya tuh agak gemuk. Nasibnya sama sepertiku. dari keluaga
"Mana uang taruhanmu...." ucapku
"Iyo... Engko kalau sudah sampai di sekolah." ucap Bimo.
Aku dan Bimo kemarin taruhan,siapa yang menang tadi malam,dan yang aku jagokan menang telak. Taruhannya tidak banyak. Hanya 20 rb saja. Kita berdua sudah kenal sejak Sd sampai sekarang.Tak hanya Bimo,ada Lukman dan Daniel. Diantara kita berempat,hanya Daniel yang berasal dari keluarga mampu.
"Itukan Lukman... Ayoo samperin dia..." ucapku.
Kita berdua mempercepat mengayuh sepeda.
"Kirain kamu masih ngorok...." ucap Lukman.
"Maunya seh gitu... Ne aja masih ngantuk " ucapku.
Tak lama kemudian ,kita pun sampai di pintu pagar sekolah,lalu kami menaruh sepeda di parkiran,tak lupa aku mengunci sepedaku,agar aman meskipun di lingkungan sekolah. Lalu Kita berjalan ke lapangan.Karena akan di adakan upacara bendera.
"Entar sore kita mancing yuk..." ucap Lukman.
"Mancing di mana?" ucapku.
"Di sungai lah... Cari yang gratis... Apa mau di tempat yang bayar?" ucap Lukman.
"Hem... Ayooo...
"Moo... Kamu ikut yaaa..." ucapku pada Bimo.
"Aku gak bisa... Soalnya aku mau cari rumput,bapakku loro(sakit)" ucap Bimo.
"Yo wess.. Kalau gitu" ucapku.
"Ajak Daniel wae..." ucap Bimo.
"Hem...Nanti pulang sekolah kita mampir kerumahnya..." ucap Lukman.
"Oke...Habis itu aku langsung pulang,soalnya ibuku pesen gak boleh keluyuran.." ucap ku.
Daniel tidak satu sekolahan dengan kita,sebab Daniel sekolah di sekolah swasta,sekolah itu sangat terkenal di daerah kami. Karrna lulusan di sekolah itu rata - rata lulus 100% dengan nilai tertinggi seindonesia.
Upacara pun di mulai. Aku berbaris paling belakang.
"Hooooaaaaaaammmmm.....
Aku masih mengantuk,karena tidurku hanya 2 jam saja.
"Jangkreeeek... Sambutannya lama betul..." ucapku dalam hati.
Aku melihat seorang gadis memakai baju putih biru berlari ke arahku.
"Baaah... Biasanya cewek itu bangunnya selalu pagi,ini kok malah kebalikannya" ucapku dalam hati.
Lalu gadis itu berdiri di sampingku.Lalu aku menoleh ke kanan.
Nampak nafasnya tersengah - engah karena habis berlari. Wanita itu memiliki rambut sepinggang,muka oval,kulit putih,hidung mancung. bulu matanya lentik.
"Cantikk..." ucapku tanpa sadar.
Gadis itu menoleh ke arahku.
Aku langsung melihat ke depan.
"Hoaaaaaammmm......
Aku menguap lagi.
"Waasssuuu... Ini sambutan apa ceramah seh... Suwine (Lamanya)" ucapku dalam hati.
Kemudian menoleh ke kanan. Aku lihat gadis itu mukanya berkeringat,lalu aku mengeluarkan sapu tanganku dari kantong celana,lalu menyodorkan ke gadis itu.
"Ini buat lap mukamu" ucapku pelan.
Gadis itu menoleh,lalu menerima sapu tanganku,ia pun mengelap mukanya yang berkeringat.
30 menit kemudian.
Upacara bendera pun akhirnya selesai.
Para siswa yang baru, di kumpulkan menurut kelasnya masing - masing.
"Lah.... Kapan di bagi kelasnya?" ucapku bingung. Karena aku belum tahu aku masuk kelas berapa.
Bimo dan Lukman menghampiriku.
"Daftar nama siswa ada di papan pengumuman..Aku barusan tadi nanya" ucap Bimo.
"Hei kalian berempat..." suara teriakan dari siswa pria. Nampak siswa itu seperti kakak kelas.
"Iya...Ada apa?" ucapku.
Pria itu menghampiri kita.
"Kalian kelas berapa?" ucap pria itu.
"Gak tahu..." ucapku.
"Namamu lengkapmu siapa?" ucap pria itu lagi.
"Namaku Bayu Saktiawan Mahendra.." ucapku.
"Nama lengkapmu....?" ucap pria itu bertanya pada Bimo. Lalu ke Lukman dan terakhir ke gadis yang ada di dekatku.
"Namaku Khalisya Indah Pertiwi..." ucap gadis itu saat menyebut namanya.
"Ooo...Namanya Khalisa Indah pertiwi ta..." ucapku dalam hati.
Pria itu membuka kertas yang di ambil dari kantong bajunya.
"Hem......Kalian berempat di kelas 1 C " ucap pria itu.
"Eh...!!!??Aku terkejut saat mendengarnya.
"Rupanya dia satu kelas denganku" ucapku dalam hati.
"Kalian pergilah ke kelompok itu.." ucap pria itu. sambil menunjuk.
"Terima kasih" ucapku di ikuti lukman,Bimo,dan Khalisa
"Aku ini kakak kelasmu,jadi kalian memanggilku Kak.... .mengerti.." ucap pria itu.
"Iya Kak mengerti..." ucap kita serempak.
Lalu kita berjalan ke arah kelompok yang di tunjuk tadi.
Aku menyodorkan tangan ke Khalisa.
" Bayu..." ucapku.
"Khalisa... Oh iya..Ini sapu tanganmu.." ucap Khalisa sambil menyodorkan sapu tangan milikku tadi.
"Bawa saja...Nanti kamu keringatan lagi." ucapku.
" Terima kasih...." ucap Khalisa.
Kami pun berkumpul di kelompok kami.
Nampak seorang gadis memberikan arahan.
"Kalian berempat dari mana saja?" ucap gadis itu.
Aku melihat ada nama di bajunya.Yang bertuliskan Citra arum.
"Maaf kak...Kami tidak tahu kalau ada daftar nama kami di papan pengumuman." ucapku.
"Oke....Sebutkan nama kalian.." ucap Citra.
"Namaku Bayu.." ucapku.
Lalu di susul temanku dan Khalisa.
Setelah itu Citra membawa kelompok kami berjalan.
Aku melihat beberapa ruangan,yang sebelumnya aku pernah lihat,tapi hanya sekilas saja saat mendaftar di sekolah ini.
Citra memberi tahu letak ruangan yang penting,di antaranya ruang kepala sekolah,guru,Bp,kamar mandi,Kantin,lalu terakhir ruang kelas.
Mereka pun masuk dalam kelas.
Aku memilih meja paling belakang dekat tembok.
Khalisa mengikutiku,lalu duduk di sampingku.
Sedangkan Bimo dan Lukman duduk di depanku.
"Oke... Dengarkan Kak Citra..
"Kak Citra memberi tugas pada kalian..
"Buatlah topi dari kertas karyon,lalu di ikat menggunakan tali ravia,Dan.....
"Buatlah tas dari jerigen,entah itu bekas minyak goreng ataupun oli yang 5 literan.
"Buatkan tali ,Talinya dari tali ravia...
"Lalu di potong atasnya...
"Kemudian di lubangi sebanyak 20 bagian bawah.. Tidak boleh kurang,tidak boleh lebih..
Citra menggambar di papan tulis bentuk tas dari jerigen.
"Bagi yang tidak membawa,akan di beri hukuman.
"Apa kalian pahaam....." ucap Citra agak nyaring.
"Paham kak....." ucap para murid kelas 1 C secara serempak.
"Bagus... Dan perlu di ingat. Kalian harus datang jam 7 tepat. Lewat 1 menit,maka kalian tidak di perbolehkan masuk oleh satpam sekolah.
"Sekarang.. Siapa di antara kalian yang akan menjadi ketua kelas angkat tangan?" ucap Citra.
Tak ada yang mengangkat tangan.
"Ngapain jadi ketua kelas,serba repot.. Urus ini,urus itu..." ucapku dalam hati.
Bayu sebelumnya pernah menjadi ketua kelas.
"Oke... Jika kalian tidak mau,maka aku akan menentukannya dengan cara menerbangkan pesawat kertas. Pesawat yang jatuh,maka orang itu harus menjadi ketua kelas.." ucap Citra.
Citra pun membuat pesawat dari kertas,lalu menerbangkan pesawat kertas tersebut.
Wuuusssshhh.... Pesawat kertas terbang. Lalu berputar - putar di dalam kelas. Hingga akhirnya,pesawat itu jatuh ke Bayu.
"Jancoooook... Ini pesawat sepertinya naksir aku....Waasssu...Waassuu..." ucapku dalam hati.
"Ya kamu yang di pojokan sana,..
"Berdiri di depan lalu perkenalkan dirimu..
Mau tak mau aku maju kedepan.
"Pesawat resek..." ucapku dalam hati.
Aku pun berjalan ke depan.
"Namaku Bayu... Salam kenal.." ucapku.
"Sebut nama lengkapmu.." ucap Citra.
"Namaku Bayu Saktiawan Mahendra,panggil saja Bayu." ucapku
"Sekarang tunjuk wakilmu.." ucap Citra.
Aku melihat ada pria berkaca mata duduk 2 meja dari depanku.
"Dia jadi wakilku kak..." ucapku sambil menunjuk.
"Apa kamu tahu namanya?" ucap Citra.
"Enggak Kak...Aku asal nunjuk saja.." ucapku dengan enteng. Itu aku lakukan agar aku mempunyai teman yang nampak seperti kutu buku.
"Kamu....
Citra menunjuk pria berkaca mata
"Maju ke depan.." ucap Citra.
Pria itu pun maju ke depan.
"Perkenalkan nama lengkapmu.." ucap Citra.
"Perkenalkan namaku Soni Kuncoro,panggil saja Soni" ucap pria itu.
"Nah sekarang kalian yang bertanggung jawab di kelas ini.
"Apa kalian paham..." ucap Citra.
"Paham Kak.." ucapku dan Soni bersamaan.
"Baguss... Silahkan duduk kembali." ucap Citra.
Kami pun kembali ke tempat duduk.
"Oke....Aku ulangi lagi,jangan sampai lupa membawa tugas yang kakak berikan..
"Bayu...Pimpinlah do'a" ucap Citra.
"Aseeem....." ucapku dalam hati.
"Teman - teman,mari berdo'a menurut kepercayaan kalian masing - masing..
"Berdo' a di mulai...
Semua menunduk kepala sambil membaca do'a.
"Berdo'a selesai..." ucapku.
"Kalian boleh pulang...." ucap Citra.
Citra kemudian keluar kelas.
Bimo dan Lukman menghadap ke belakang.
"Yu.... Kamu punya jerigen apa enggak?" ucap Bimo.
"Punya....Ada 5 kayaknya.." ucapku.
"Waaah... Pas tuh... Kita kan berempat.." ucap Lukman.
"Kalian bilang ke ibuku saja,sebab itu jerigen masih ada isinya..." ucapku dengan enteng.
"Waaassssuuuu...." ucap Bimo dan Lukman serempak.
"Bilang dong kalau ada isinya.." ucap Lukman.
"Lah... Tadi kamu tanya jerigen,gak bilang jerigen bekas..." ucapku.
"Iya juga seh..." ucap Bimo.
"Kita beli saja tempatnya pak Amat.." ucap Lukman.
"Gak usah... Aku punya di rumah" ucapKu.
"Gak usah Bay....Nanti kita di suruh beli lagi,padahal yang kita butuhkan hanya jerigennya..Bukan minyaknya.." ucap Bimo.
"Aku punya jerigen bekas...Jadi gimana...
"Mau apa enggak?" ucapKu.
"Nah....Kalau jerigen bekas aku mau..." ucap Lukman.
"Kapan buatnya" ucapku.
"Habis lebaran haji..." ucap Lukman.
"Waaah... Jadi sore ini kita bisa mancing dong.." ucapku.
"Hari ini Bayu Saktiawan Mahendra..." ucap Lukman dan Bimo serempak.
"Waaah... Kalian kompak ya sekarang...Jangan - jangan kalian ini berjodoh...." ucapku.
"Duwe konco kok GATEELI " ucap Bimo.
"Berjodoh MATAMUU SOWEEK..." ucap Lukman.
"Huakakakakaka.......Aku tertawa.
Lalu Khalisa pun ikut tertawa.
"Ha...Ha...Ha...Ha...Ha....Kalian lucu ya...." ucap Khalisa.
Aku terdiam.
"Jangan di tanya Khalisa,kalau ngumpul di pos ronda,ne manusia suka jengkelin..." ucap Lukman sambil menunjuk diriku.
"Panggil saja aku Lisa..." ucap Khalisa.
"Jadi....
"Kapan kita buatnya?" ucapku.
"Embooh... Tanya Lisa tuh..." ucap Bimo.
"Sekarang aja gimana?" ucap Khalisa.
Nampak semuanya orang sudah keluar kelas,hanya kami berempat yang masih di dalam kelas.
"Kan jerigennya di rumah.. Kalau buat sekarang juga gak mungkin.." ucapku.
Khalisa berdiri lalu menarik tanganku.
"Ayo sekarang kerumahmu.." ucap Khalisa.
"Ha....Ha....Ha...Ha..... Lukman dan Bimo tertawa.
"Yo wes ayooo..." ucapku.
Aku mengikuti tarikan tangan Khalisa,lalu Bimo dan Lukman berjalan di belakangku.
"Kertas karton aku gak punya loh..Sama tali rapi'ah " ucapku.
"Beli di samping sekolah ini.. Ada toko yang jual ATK..." ucap Bimo.
"Ne cewek kok gak mau lepasin tangannya seh,kayak kerbau aja aku..." ucapku dalam hati.
"Bim...Awakmu yoo...seng tumbas..." ucapku.
(Dirimu ya.. Yang beli)
"Yooo... Tapi pake duitmu yang 20 itu" ucap Bimo.
"Iyoooo....Sembarang...
"Aku sakjane ape di lebokke kandang endi to..Ket maeng kok di geret terus.." ucapku.
(Aku sebenarnya mau di masukkin kandang mana seh. Dari tadi kok di geret terus).
"Aku gak ngerti bahasa jawa.." ucap Lisa.
"Itu.. Bayu bilang,Bayu mau di masukin ke kandang mana. Dari tadi di tarik terus.." ucap Lukman.
"Emang kamu asli dari mana? kok gak tahu bahasa jawa" ucap Bimo
"EH.....!!!?? Khalisa terkejut,lalu melepaskan tangan Bayu.
"Maaf... Aku tadi lagi mencari kandang kerbau,tapi kandangnya penuh semua aku lihat.." ucap Khalisa sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Bhuahahahahahahaha....." Lukman dan Bimo tertawa.
"Waasssuuuuu.... umpatku.
"Aku dari Manado..." ucap Khalisa.
"Ooo.. Manado" ucap kami bertiga.
Kini mereka sudah di parkiran sepeda.
"Lisa... Kamu kesini naik apa?" ucapku.
"Aku tadi di antar,rencananya seh pulangnya naik angkot." ucap Khalisa.
"Tak gonceng aja... Dari pada kamu naik angkot lama dapatnya"ucapku.
Sepedaku ada boncengan di belakangnya,sering aku taruh barang belanjaan ketika mengantar pesanan orang.
"Hem....Baiklah..." ucap Khalisa.
Kita pun keluar dari sekolah menuju toko ATK.
Tak lama kemudian kita sampai di toko ATK.
Bimo membeli bahan,aku dan yang lainnya menunggu di pinggir jalan.
"Kamu tinggal di mana Lisa" ucapku.
"Di jalan Melati no 86,Desa Sidodadi Wan.." ucap Khalisa.
"Ooo... Di situ ta..." ucapku.
"Emang kamu tinggal di mana Wan?" ucap Khalisa.
"Aku tinggal di Jalan Mawar no 25,desa Sidodadi." ucapku.
"Jauh kah Wan..." ucap Khalisa.
"Hem...Melewati jalan menuju rumahmu.." ucapku.
"Neh cewek dari tadi manggil aku Wan...Wan terus..." ucapku dalam hati.
Lalu Bimo datang . Kemudian kita melanjutkan perjalanan.
Kami bersepeda membuat 1 barisan,sehingga kendaraan lain tak terhalangi ketika akan melewati kami.
"Udara di sini sangat sejuk..." ucap Khalisa.
"Jelas... Di sini kan desa,beda dengan kota,kecuali rumahnya Bimo... " ucapku sambil mengayuh sepeda.
"Emang kenapa rumah Bimo Wan..." ucap Khalisa.
"Ada Bom atom yang meledak kapan saja..." ucapku.
Begitu mau melewati jalan Melati
"Masuk jalan ini kan?" ucapku sambil menunjuk.
"Iya...
"Rumahmu yang Wan."ucap Khalisa.
"Bentar lagi sampai.." ucapku.
10 menit kemudian mereka sampai di rumah Bayu.
"Assalam mu'alaikum....Bu.. Bayu pulang.." ucapku.
"Wa'alaikum salam " ucap Hana dari dalam toko.
Kemudian Hana keluar menemui Bayu,karena ia melihat Bayu datang tak sendirian.
"Asslam mu'alaikum tante.." ucap Khalisa.
Khalisa bersalaman lalu mencium tangan Hana.
"Wa'alaikum salam...."ucap Hana.
"Namaku Lisa tante,teman sekelas Awan..." ucap Khalisa.
Lalu Bimo dan Lukman bersalaman danencoum tangan Hana.
"Ooo... Jadi dia manggil aku Awan to.. Pantesan dari tadi manggil aku Wan...Wan terus" ucapku dalam hati.
"Ooo... Teman sekelasnya Bayu...
"Bawa masuk temannya nak..." ucap Hana.
"Di teras aja Bu...Kita mau buat tugas buat besok..." ucapku.
"Ya sudah...." ucap Hana.
Hana masuk ke dalam rumah.
"Aku ambil dulu jerigennya.." ucapku.
Aku pun masuk ke dalam rumah. Aku melepas pakaian sekolah,laluemgganti pakaian celana panjang training dan kaos lengan pendek. Kemudian pergi ke samping rumah.
Aku mengambil 4 jerigen, lalu berjalan ke dapur.
Aku melihat ibuku sedang membuat minuman dingin untuk teman - temanku.
"Lisa tinggal dimana Nak? Kok ibu baru lihat dia?" ucap Hana.
"Di jalan Melati bu.." ucapku sambil mengambil pisau. Lalu berjalan ke depan rumah.
" Yu.. Duwe solasi opo ora? ucap Lukman. (Punya Lakban apa enggak)
"Punya... Bentar aku ambil" ucapku sambil berdiri.
Lalu Ibu datang membawa termos dan gelas plastik.
Aku berjalan ke dalam toko untuk mengambil Lakban.
"Nak... Ambilkan cemilan biskuit roma " ucap Hana.
"Iya bu..." ucapku.
Aku mengambil lakban,gunting,lalu mengambil biskuit Roma kelapa,tak lupa coki - coki jajanan kesukaanku. Kemudian aku berjalan menghampiri teman - temanku.
Nampak Bimo sedang memotong jerigen dengan pisau,Khalisa melipat kertas membentuk sebuah topi
"Punya bor gak Bay..." ucap Lukman.
"Gak punya... Adanya paku." ucapku sambil duduk,lalu membuka biskuit.
"Ya udah... Tapi kamu yang bolonginnya ya Bay..." ucap Lukman.
"Iyooo... Beresss..." ucapku sambil membuka coki - coki,lalu memakannya.
"Nyoh...Bolongin...Ingat..Jumlahnya 20 " ucap Lukman.
"Sendiko dawuh gusti prabu..." ucapku sambil mengambil jerigen yang sudah terpotong.
"Wan... Aku pinjam kamar mandinya dong.." ucap Khalisa.
"Ayooo..." ucapku.
Aku pun berdiri,lalu berjalan ke dalam rumah di ikuti Khalisa.
Khalisa melihat foto yang di pajang. Hanya ada Ibunya Bayu dan Bayu saja,sedangkan Ayahnya tidak ada.
"Ini kamar mandinya" ucapku sambil menunjuk pintu kamar mandi.
Khalisa masuk ke dalam kamar mandi. Aku pun pergi ke dapur.
Setelah sampai dapur,aku mencari kotak peralatan di bawah meja.
Setelah dapat aku membuka kotak peralatan,lalu mengambil paku dan tang.
Kemudian menyalakan kompor.
Paku aku jepit memggunakan tang,lalu aku bakar ujungnya yang tajam. Setelah warnanya merah,lalu aku bolongin jerigen tersebut hingga 20 lubang bagian bawah. Lalu 1 lubang kiri dan kanan untuk lubang tali.
Khalisa menghampiriku,karena letak kamar mandi dekat dengan dapur.
"Lagi apa Wan..?" ucap Khalisa.
"Lagi melukis " ucapku sambil membolongi jerigen.
""Oooo...Melukis....
"Apa yang kamu lukis?" ucap Khalisa.
"Bidadari cantik yang turun dari khayangan..." ucapku.
"Mana...Mana....Coba aku lihat.." ucap Khalisa.
"Neh di sampingku lukisannya" ucapku.
"Mana Awaan...Aku lihat gal ada lukisannya itu.." ucap Khalisa.
"Lukisannya juga bisa bicara..." ucapku.
"Maksudmu...?"ucap Khalisa.
"Bidadarinya memakai baju putih rok warna biru" ucapku.
"Jangkreek... Aku lubanginya berapa lubang ini..
"Gara - gara di ajak ngobrol jadi lupa.." ucapku dalam hati.
Lalu Bayu menghitung jumlah lubang di jerigen tersebut.
Muka Khalisa bersemu merah.
"Waaasssuuu... Malah 26 lubang.. Taeek...Taeekk..." ucapku dalam hati.
"Bentar aku ambil kertas lagi buat melukis,soalnya aku salah lukis,masa bidadarinya memakai kumis..." ucapku sambil mematikan kompor,lalu berjalan cepat ke samping rumah.
"AWAAAAAAAANNNNN......"Teriak Khalisa gemas lalu mengejar Bayu yang berjalan ke samping rumah.
Ketika Bayu hendak masuk kerumah lewat pintu samping,ia tak sengaja menabrak Khalisa yang berjalan cepat ke arahnya.
Bruuukk....
Khalisa hendak jatuh,dengan sigap Bayu menahan tubuh Khalisa.
Muka Khalisa dan Bayu hanya berjarak 10 cm.
Jantung Khalisa berdebar - debar. Karena ia baru pertama kali begitu dekat dengan cowok yang baru di kenalnya.
"BAYUUUU....SUDAH APA BELUM" teriak Bimo.
Bayu yang mendengar terikan temannya,kemudian cepat - cepat mendirikan Khalisa.
"Iyaaaa......" teriakku.
Aku pun berjalan ke dapur lagi untuk mengambil jerigen yang sudah aku bolongin.
Lalu di ikuti Khalisa di belakangku.
"Sory broo.... Aku tadi salah bolongin,yang ini jumlahnya 26 lubang.Neh potongkan lagi jerigennya." ucapku sambil menyodorkan jerigen yang masih utuh.
"Makanya,kalau kerja itu jangan melamun teruss..." ucap Bimo.
"Ya mangap ... Soalnya aku ke enakan masukin itu pakunya.." ucapku.
Bimo memotong jerigen tersebut,setelah di potong lalu di berikan pada Bayu.
"Neh...Jangan sampai salah lagi..." ucap Bimo.
"Sendiko dawuh gusti prabu Bimo.." ucapku.
Aku pun berdiri,lalu berjalan ke dapur.
Bimo meminum es di gelas.
Glek....Glek....Glek..Glek....
"Aaahh....Segaaarr... Cocok memang,udara panas minumnya yang dingin - dingin." ucap Bimo.
"Lisa..." ucap Lukman.
"Iya.." ucap Khalisa.
"Kamu baru aja tinggal di sini kah?" ucap Lukman.
"Baru 1 bulan,Ayahku di pindahkan di sini.
"Mau tak mau kami pun pindah.." ucap Khalisa.
"Ooo...Begitu...Tadi kenapa kamu teriak?" ucap Lukman.
"Hem...I...Itu si Awan ngerjain aku..." ucap Khalisa.
"Ya emang begitu orangnya,suka jahil.
"Tapi kalau gak ada dia,jadi sepii." ucap Lukman.
Lalu keadaan sepi tanpa obrolan,hanya kendaraan lewat saja yang terdengar. Kemudian Bayu muncul.
"Itu 20 apa lebih 20 Yu?" ucap Bimo sambil memakan biskuit.
"20 lah... " ucap Bayu.
Kemudian Lukman mengikat jerigen dengan tali ravia.
"Jadi mancing apa gak nanti sore..." ucap Bimo.
"Hem....Bentar aku tanya sama ibuku dulu.." ucap Bayu.
Lalu Bayu berjalan ke dalam rumah.
Nampak ibunya Bayu sedang memotong kain.
"Bu...Nanti sore Bayu mau mancing sama Bimo.." ucap Bayu.
"Ibu ada pesenan jahitan nak.. 2 hari harus selesai," ucap Hana.
"Ya udah..." ucap Bayu.
Bayu berjalan ke teras rumah.
"Tanggal ireng Bim..." ucap Bayu.
"Yaaaah....Gagal maning..
"Kapan bisa mancingnya?" ucap Bimo.
"3 hari lagi lah...Ibuku ada orderan." ucap Bayu.
"Yo wes... " ucap Bimo.
"Kenapa gak mancing di pancingan pak Broto aja.. Di situ nyata dapat banyak.." ucap Lukman.
"Endi duitte broo" ucap Bayu sambil menggerakkan tangannya meminta duit.
"Kalau itu aku gak bisa ngasih..." ucap Lukman.
"Nanti malam MU lawan Arsenal... Kamu pilih mana Bim" ucap Bayu.
"Aku pegang MU.." ucap Bimo.
"Piroan..?." ucap Bayu( Berapaan)
"Sepuluh ewu wae...Duitku sisa sedikit...
"Oh iya...Ne kembalian uangmu" ucap Bimo sambil menyerahkan kembalian.
Bayu menerima uang tersebut.
"NANTI MALAM JANGAN BERGADANG LAGI NAK..."teriak Hana.
"Iya bu.....
"Gak jadi kalau gitu broo" ucap Bayu.
"Xixixixixixi..... Khalisa tertawa cekikikan.
"Kalian dengar kuntil anak tertawa gak?" ucap Bayu.
"AWAAAAAAN......" teriak Khalisa. Lalu Khalisa menggelitiki Bayu.
"Ha....Ha....Ha...Ha...Geli tahu Wi...."ucap Bayu.
"Gitu seh ngatain aku kuntil anak,tadi punya kumis.." ucap Khalisa.
"Ya mangap Wi..." ucap Bayu.
"Nah...Selesai sudah tugas kita..." ucap Lukman.
"Bu... Beli Bu..." Suara ibu - ibu.
"Bentar...Ada yang beli..." ucap Bayu.
Bayu berjalan ke arah toko.
"Bay...Aku pulang dulu yaaa..." ucap Lukman agak nyaring.
"Aku juga pulang dulu Yu.." ucap Bimo agak nyaring.
"Iyaaa...." suara bayu dari dalam toko.
"Assalam mu'alaikum..." ucap Bimo.
"Wa'alaikum salam..." suara Bayu dan Hana.
Bimo dan Lukman membawa jerigen dan topi kertas. Lalu berjalan menuju sepedanya,kemudian meninggalkan rumah Bayu.
Bayu datang menghampiri Khalisa.
"Tiwi.. Yuk ku antar pulang..." ucap Bayu.
"Tiwi???" ucap Khalisa.
"Kan namamu Pertiwi,Jadi ku panggil Tiwi saja." ucap Bayu.
"Oh iya....Aku jalan kaki saja,nanti ibumu gak bolehin ngantar aku pulang.." ucap Khalisa.
"Bentar aku bilang ke ibuku dulu.." ucap Bayu.
Bayu masuk ke dalam rumah.
"Bu... Bayu mau mengantar Tiwi pulang,boleh gak?" ucap Bayu.
"Tiwi...Tiwi siapa Nak? " ucap Hana.
"Itu si Lisa bu... Nama akhirannya kan Pertiwi." ucap Bayu.
"Oooo... Begitu.. Iya boleh..Tapi habis itu langsung pulang ya nak." ucap Hana.
"Siap bu..." ucap Bayu.
Bayu menemui Khalisa di teras rumah.
"Wi.. Ibuku ngijinkan aku ngantarin kamu" ucap Bayu.
"Hem... Bisa gak manggil aku pakai Wi atau Tiwi.." ucap Khalisa.
"Ya udah,Cenil aja kalau gitu..." ucap Bayu.
"Iiiisshhhh.... Aku gak mau...
"Aku jalan kaki aja sudah..." ucap Khalisa.
"Iya.Iya...Aku akan memanggilmu Putri... Gimana?" ucap Bayu.
"Bentar... Aku salaman dulu sama ibumu Wan" ucap Khalisa.
Baru saja Khalisa berdiri,Hana muncul di pintu.
"Tante...Lisa pamit pulang.. " ucap Khalisa.Lalu salaman dan tak lupaencium tangan Hana.
"Iya... Jangan kapok maen kesni.. Jika Awan nakal,beri tahu tante.." ucap Hana.
"Siap tante.." ucap Khalisa.
Bejo membawa tas jerigen,lalu di cantolkan di stang sepeda.Kemudian menaiki sepedanya.
Khalisa datang sambil membawa topi kertas.
"Assalam mua'laikum tante..." ucap Khalisa.
"Wa'alaikum salam..." ucap Hana.
Bayu mulai mengayuh sepedanya.
"Wan...." ucap Khalisa.
"Iya Put..." ucap Bayu.
"Aku lihat foto yang di pajang,kok gak ada foto ayahmu?" ucap Khalisa.
"Ayahku sudah mati" ucap Bayu.
"Maaf...." ucap Khalisa.
"Ya gak apa - apa" ucap Bayu.
Mereka memasuki Jalan Melati.
"Besok jemputin aku ya..." ucap Khalisa.
"Hem... Oke..." ucap Bayu.
Bayu berhenti di depan rumah Khalisa.
"Aku langsung pulang ya put.." ucap Bayu.
"Iya Wan...Terima kasih ya Tas dan topinya.." ucap Khalisa.
"Iya...." ucap Bayu.
Khalisa masuk ke dalam rumah,lalu Bayu mengayuh sepedanya menuju rumahnya.
---***--
Bayu duduk membaca buku sambil menjaga toko,sedangkan ibunya sibuk menjahit.
"Beliii.....Suara gadis.
Bayu melihat Wiwik tetangganya yang masih mengenakan seragam SMA.
"Beli apa Mbak Wik..." ucap Bayu.
"Beli shampo Bay... Sampoku habis.." ucap Wiwik.
"Yang botol apa sashet?" ucap Bayu.
"Sashetan aja Bay 2 ribu..
"Oh iya... Tadi itu siapa yang kamu gonceng." ucap Wiwik.
"Teman sekolah mbak..." ucap Bayu sambil memotong shampo.
"Ooo....Kirain pacarmu..." ucap Wiwik.
Bejo memberikan shampo pada Wiwik,
Wiwik pun memberikan uangnya.
"Terima kasih ganteng... " ucap Wiwik.
"Sama - sama mbak cantik.." ucap Bayu.
Bayu kembali duduk,lalu melanjutkan membaca buku.
Tak terasa Malam pun tiba.
Ketika Jam 9.20,Bayu menutup toko.
Pintu toko masih menggunakan papan kayu.
Setelah selesai menutup toko,Bayu menyalakan telivisi.
Marilah seluruh rakyat Indonesia 🎶
Arahkan pandanganmu ke depan🎶
Raihlah mimpimu bagi nusa bangsa🎶
Satukan tekadmu 'tuk masa depan🎶
Lalu Bejo memindah Channel TV.
"Nak...Jam 11 langsung tidur ya.." ucap Hana yang tak jauh dari Bayu.
"Iya Bu..." ucap Bayu.
Karena siaran TV tak ada yang bagus menurut Bayu,Bayu pun mematikan TVnya. Lalu berjalan ke kamar mandi tuk gosok gigi,setelah itu ke kamar tidur.
---***----
Jam 4.30 Bayu membuka matanya. Lalu bangun,kemudian berjalan ke depan rumah.Ibunya lebih duluan bangun.
Bayu meregangkan tubuhnya.
Kretek...Kretek... Suara dari tubuh Bayu.
Kemudian Bayu berlari di jalanan.
"Bay......Suara memanggil Bayu dari arah pos Ronda.
Bayu datang menghampiri.
Rupanya yang memanggil adalah Rahmat seorang pemuda yang mendapat jatah meronda.
"Iyo kang...Ono opo?" ucap Bayu.
"Seminggu lagi aku akan pergi kekota,utangku ada berapa?" ucap Rahmat.
Rahmat ini sering meminjam duit ke Bayu,tapi ia selalu membayar jika memiliki uang,kadang Bayu tak mau menerimanya,karena nominalnya sedikit.
"Gak usah Kang... Aku ngasih buat sampeyan.." ucap Bayu.
"Yoo wes...Suwun yoo.." ucap Rahmat.
Bayu melanjutkan lari paginya. Bayu berlari mengitari Jalan di rumahnya secara berulang kali. Warga yang melihat Bayu berlari sudah terbiasa,bahkan merasa terbantu ,karena Maling tak berani masuk ke daerah pemukiman itu.
Pernah suatu ketika,Bayu mempergoki seorang pencuri,lalu Bayu berkelahi dengan pencuri tersebut.
Pencuri itu babak belur di hajar oleh Bayu,Bayu hanya menderita sedikit luka memar saja,sedangkan pencurinya di buat bonyok mukanya oleh Bayu.
Jam menunjukkan pukul 5.30. Bejo berlari kerumahnya dengan tubuh di penuhi keringat.
Bayu berdiam diri sejenak agar keringatnya berhenti keluar,setelah itu ia mandi,lalu memakai seragam sekolah kemudian mempersiapkan apa yang akan di bawa. Kemudian sarapan.
Jam 6.10 Bayu mulai bersiap berangkat sekolah,lalu menghampiri ibunya
"Bu...Bayu berangkat sekolah... Assalam mu'alaikum.." ucap Bayu,lalu mencium tangan Hana
"Wa'alaikum salam ..
"Ini uang sangunya" ucap Hana.
Meskipun Bayu sering manjaga toko,dirinya tak berani memgambil uang tanpa sepengetahuan ibunya dari laci toko.Bayu selalu minta ijin bila ingin mengambil uang yang ada di dalam laci.
Bayu mengayuh sepedanya ke arah rumah Khalisa.
Begitu sudah sampai,nampal Khalisa sudah duduk di teras rumah bersama ibunya.
"Assalam mu'alaikum Bu.... Saya Bayu temannya Khalisa." ucap Bayu sopan.
"Wa'alaikum salam... Iya..Ibu sudah tahu,Putri memberi tahu ibu kemarin. Hati - hati di jalan ya Nak " ucap Ibunya Khalisa.
"Siap bu...." ucap Bayu.
Nampak Khalisa mencium tangan ibunya
kemudian naik di belakang Bayu,lalu Bayu mengayuh sepedanya.
"Aku sudah minta di belikan sepeda oleh ayahku,kata ayahku hari minggu baru bisa di belikan.." ucap Khalisa.
"Ooo..Begitu....
"Ku pikir kamu masih ngorok, gak tahunya sudah bangun. Tapi kenapa kemarin telat?" ucap Bayu heran.
"Hehehehe....Aku nonton bola,Jadi aku kesiangan," ucap Khalisa.
Bayu memgerem sepedanya.
"Haaaah.....Seriiiussss?" ucap Bayu.
"Iya... Aku serius... Tadi malam mau nonton lagi,tapi tivinya di bawa masuk ke kamar sama ibuku,jadi gak bisa nonton deh..." ucap Khalisa.
"Ha....Ha....Ha...Ha....Ha...Ha.... Bayu tertawa.
"Sebel Tahu...Padahal tim kesayanganku maen tadi malam,jadi gak bisa nonton aku.." ucap Khalisa.
Bayu mengayuh sepedanya lagi.
"
"Lah... Kalau aku mah beda,jika ibuku gak melarang,aku nonton sampai selesai,begitu di larang ya aku tidur..." ucap Bayu.
"Tadi malam menang gak ya MU lawan Arsenal.." ucap Khalisa.
"Nanti tanya aja ke Bimo. Biasanya dia nonton tuh," ucap Bayu.
"Pantesan kemarin ku lihat kamu menguap terus.." ucap Khalisa.
"Maklum...kurang tidur...
"Eh...Kalau kemerin kamu nonton,lalu kenapa kamu gak menguap seperti aku?" ucap Bayu.
"Aku makan cabe terus berlari ke lapangan.Untung satpamnya bukain pintu,karena aku murid baru. Katanya jika sudah berjalan seminggu,tidak ada lagi toleransi." ucap Khalisa.
"Gilaaa neh cewek....
"Aku di suruh makan cabe tanpa es teh,gak bakalan mau..." ucap Bayu dalam hati.
Mereka pun sudah tiba di sekolahan. Nampak beberapa siswa sudah ada yang datang.
2 orang berjalan ke arah Bayu,Bayu mengenal mereka.Mereka adalah Edi dan Toni. Mereka di kelas 3 dan tinggal di 1 Jalan yang sama.
"Bay... Tadi malam kamu nonton bola gak?" ucap Edi.
"Enggak kang... Ibuku melarangku" ucap Bayu.
Toni melihat terus ke arah Khalisa.
Khalisa menjadi risih karena di lihatin terus oleh Toni,lalu menempel ke Bayu. Tatapan Toni beralih ke Bayu,tak berani menatap ke khalisa lagi.
"Tanya si Bimo aja Kang...." ucap Bayu.
"Mana Bemonya...?" ucap Edi.
"Gak tahu... Aku belum ada lihat." ucap Bayu.
Lalu tiba - tiba datang Bimo bersama Lukman.
"Nah...Panjang umur... Bim...Siapa yang menang tadi malam?" ucap Edi.
"MU kang...." ucap Bimo.
"Yesssss..... Mana uang taruhanmu Ton..." ucap Edi.
Toni menyerahkan duitnya ke Edi.
"Kalian taruhan?" ucap Bimo.
"Yo'i...Makanya tadi aku tanya ke Bayu,hasil bola tadi malam,kan biasanya kalian sering taruhan..." ucap Edi.
Khalisa menarik tangan Bayu meninggalkan teman - temannya itu.
"Kamu sering taruhan ya Wan?" ucap Khalisa.
"Ya gak sering seh..Emang kenapa?" ucap Bayu.
"Ooo...Gakpapa. Cuman tanya saja.." ucap Khalisa.
Bimo dan Lukman nampak berlari mengejar Bayu dan Khalisa.
"Woiiii... Tunggu..." ucap Bimo agak nyaring.
Bayu dan Khalisa berhenti lalumenoleh ke belakang .
"Haah...Haaahh...Hah...Haahh...Suara nafas Bimo.
Lalu mereka berjalan ke kelas bersama - sama.
Teeeeett....Teeettt....Teeettt....Bel berbunyi.
Bayu dan teman - temannya sudah berada di dalam kelas.
Lalu Citra masuki kelas bersama 3 orang temannya. Nampak mereka memakai pita di kerah bajunya.
"Berdiri... Beri salam..." ucap Bayu.
"SELAMAT PAGI KAK......"ucap para siswa kelas 1C secara serempak.
"Pagi juga....
"Apakah kalian membawa apa yang aku minta.." ucap Citra.
"Bawaa Kak......" ucap para siswa.
"Sekarang pakai topinya,lalu letakkan tas jerigen di meja." ucap Citra.
Nampak semua siswa memakai topi,lalu menaruh tas jerigen di meja.
Citra dan ke tiga temannya memeriksa satu persatu tas jerigen.
"Ini kenapa lubangnya 35? " ucap salah satu teman Citra seorang pria pada siswi.
"Maaf Kak,Ayahku yang membuatkan tas jerigen itu" ucap Siswi tersebut.
"Maju ke depan kelas" ucap pria itu.
"Kemarin kakak suruh buat berapa lubang?" ucap Citra pada seorang siswa.
"25 Kak..." ucap Siswa tersebut.
"Bayu... Berapa lubang yang kakak suruh buat" ucap Citra.
"20 Kak..." ucap Bayu.
"Berdiri di depan kelas sana" ucap Citra.
Nampak 6 orang berdiri di depan kelas,karena salah melubangi jerigen,ada yang jumlahnya 20 tapi letak lubangnya sembarangan,di samping di bawah.
Lalu ke 6 orang itu di bawa keluar kelas oleh 1 pria.
"Okee... Sekarang Kak citra akan membagikan kertas.